Nanda Aula Rumana
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Korelasi Kadar Gula Darah Puasa Terhadap Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Type 2 di Puskesmas Jakarta Barat Tahun 2018 Nanda Aula Rumana; Laras Sitoayu; Mertien Sa'pang
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 6, No 2 (2018): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.485 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v6i2.19

Abstract

AbstractDiabetes Mellitus is a chronic disease that occurs when the pancreas cannot produce enough insulin or when the body cannot effectively use insulin. The prevalence of diabetes is increasing faster in middle and low income countries. Indonesia, which is a developing country with low incomes, has a high risk as well. If diabetes is not managed properly, it will develop into complications that can threaten health and endanger life. Diseases suffered and the length of the treatment process in diabetic patients can affect physical, psychological, social and welfare functions which are defined as quality of life. This research is a quantitative study which is analytical in nature which studies the correlation of fasting blood sugar levels on the quality of life of patients with type 2 diabetes mellitus. The study design uses cross sectional study design, the variables in this study are fasting blood sugar levels, and quality life measured by the SF-36 questionnaire. The unit of analysis in this study was diabetic patients at West Jakarta Health Centers aged 30-50 years and could read 146 people taken by accidental sampling. The results showed a significant negative correlation between fasting blood sugar and quality of life. It is proven that the higher the blood sugar level, the lower the quality of life. Linear quality linear regression equation = 79,925-0,026 fasting blood sugar level. It is expected that self-management in the management of diabetes mellitus can be improved for each individual because it can reduce the level of GDP so that it can improve the quality of life.Keywords: fasting blood sugar level, diabetes mellitusAbstrakDiabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau saat tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin tersebut. Prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah. Indonesia yang merupakan negara berkembang dengan penghasilan masih rendah memiliki risiko yang cukup tinggi juga. Apabila diabetes tidak dikelola dengan baik, maka akan berkembang menjadi komplikasi yang dapat mengancam kesehatan dan membahayakan kehidupan. Penyakit yang diderita dan panjangnya proses pengobatan pada pasien diabetes dapat mempengaruhi fungsi fisik, psikologis, sosial dan kesejahteraan yang didefinisikan sebagai kualitas hidup (Quality of Life). Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang bersifat analitis dimana studi ini mempelajari pengaruh kadar gula darah puasa terhadap kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe 2. Rancangan penelitian menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional), Variabel dalam penelitian ini adalah kadar gula darah puasa, dan kualitas hidup yang diukur dengan kuesioner SF-36. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pasien diabetes di Puskesmas Se Jakarta Barat usia 30-50 tahun serta dapat membaca berjumlah 146 orang yang diambil secara accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara gula darah puasa dengan kualitas hidup pasien. Terbukti semakin tinggi kadar gula darahnya, maka semakin rendah kualitas hidupnya. persamaan regresi linier  kualitas hidup=79,925-0,026kadar gula darah puasa. Diharapkan manajemen diri dalam pengelolaan penyakit diabetes mellitus dapat diperbaiki untuk setiap individu karena dapat menurunkan kadar GDP sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.Kata Kunci: kadar gula darah, diabetes mellitus 
Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Petugas Terhadap Keterlambatan Klaim Biaya Rawat Inap Peserta Kartu Jakarta Sehat (KJS) di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2013 Siti Nurlaela; Lily Widjaya; Nanda Aula Rumana
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 3, No 2 (2015): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.509 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v3i2.117

Abstract

Abstract Delay is execution of a job is not in accordance with a predetermined time or not on time. The delay is influenced by various factors. Some of them are knowledge, attitudes and behaviors. Delay claims hospitalization costs resulting cash flow of KJS participants hospital disrupted so would disrupt hospital operations are likely to impact the delivery of health care to patients. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge, attitudes and behavior towards officials delay hospitalization expenses claims KJS participants in RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. The method used is quantitative approach to the study of observational and cross-sectional design. The population of this study is related to the implementation of the officer claims hospitalization costs KJS participants are doctors, cashier, Pharmacy, Laboratory, Radiology, Medical Records, and Verification numbering 70 people, while the sample used is saturated sample is the number of the population. Analysis of the data used is univariate and bivariate (chi-square). The results showed that the implementation cost of hospitalization KJS participants claim not timely 52.90%. Knowledge workers on hospitalization expenses claims provisions KJS participants 49.10%. Good officer attitude is 44.30% and good officer behavior is 49.10%. Bivariate test results indicate that there is a significant relationship between knowledge, attitudes and behavior towards hospitalization expenses claims delays KJS participants where P <0.05. The odds ratio for knowledge is 59.813, attitudes 11.429 and behaviors  35.840. Delay claims hospitalization costs KJS participants will result in the timely payment of claims that are not necessary for the implementation of quality improvement officers claim not too late. To improve the knowledge, attitudes and behaviors required personnel training, seminars, socialization, motivation, improved work discipline and responsibility towards work.Keywords : knowledge, attitudes, behavior, and delay claims.AbstrakKeterlambatan adalah pelaksanaan suatu pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau tidak tepat waktu. Keterlambatan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa diantaranya yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS mengakibatkan cash flow rumah sakit terganggu sehingga akan mengganggu operasional rumah sakit yang akan berdampak pula kepada pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku petugas terhadap keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan observasional serta disain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah petugas yang terkait dengan pelaksanaan klaim biaya rawat inap peserta KJS yaitu dokter, bagian Kasir, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Rekam Medis, dan Verifikasi yang berjumlah 70 orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu jumlah dari seluruh populasi. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat (chi square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan klaim biaya rawat inap peserta KJS tidak tepat waktu 52,90%. Pengetahuan petugas tentang ketentuan klaim biaya rawat inap peserta KJS 49,10%. Sikap petugas yang baik 44,30% dan perilaku petugas yang baik 49,10%. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS dimana P < 0,05. Odd ratio untuk pengetahuan 59,813, sikap 11,429 dan perilaku 35,840. Keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS akan mengakibatkan pembayaran klaim tidak tepat waktu sehingga diperlukan peningkatan kualitas petugas agar pelaksanaan klaim tidak terlambat. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku petugas diperlukan pelatihan, seminar, sosialisasi, pemberian motivasi, peningkatan disiplin kerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.Kata kunci : Pengetahuan, keterlambatan, klaim.