Dian Dwi Laksani
Kementerian Perdagangan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERKIRAAN DAMPAK ASEAN DAN HONG KONG FREE TRADE AREA (AHKFTA) TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN INDONESIA Dian Dwi Laksani; Aziza Rahmaniar Salam
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 10 No 2 (2016)
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30908/bilp.v10i2.52

Abstract

ASEAN dan Hong Kong sepakat untuk membentuk kerjasama kawasan dalam bentuk ASEAN Hong Kong FTA (AHKFTA). Negosiasi perundingan direncanakan akan selesai pada akhir 2016. Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN tentunya berpartisipasi dalam rencana pembentukan AHKFTA. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung seberapa besar dampak berlakunya perjanjian perdagangan barang ASEAN-Hong Kong FTA terhadap kinerja perdagangan Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah model Computable General Equilibrium (CGE) dengan menggunakan Global Trade Analysis Project (GTAP) versi 8. Kerjasama kawasan ini diharapkan akan menurunkan hambatan perdagangan di semua sektor, khususnya penurunan tarif sebagai representasi penurunan hambatan perdagangan baik di Indonesia maupun di Hong Kong. Penelitian ini melakukan dua simulasi yaitu pemotongan tarif sebesar 50% dan liberalisasi penuh. Hasil simulasi menunjukkan bahwa Indonesia memperoleh manfaat dari liberalisasi penuh perdagangan FTA ASEAN-Hong Kong baik dari kesejahteraan maupun peningkatan GDP, sedangkan peningkatan output hanya terjadi di beberapa sektor yang merupakan komoditi unggulan yaitu vegetable oil, oil seeds, wearing apparel, textile dan electronic equipment Penurunan tarif secara bertahap, pemberlakuan proteksi dan peningkatan daya saing bagi sektor yang berdaya saing rendah merupakan kebijakan yang sangat diperlukan. ASEAN and Hong Kong have agreed to establish bilateral cooperation in the form of the ASEAN-Hong Kong FTA (AHKFTA). The negotiation process is planned to be completed by the end of 2016. Indonesia as one of ASEAN countries will surely participate in AHKFTA. This study aims to investigate the impact of the bilateral trade agreement of the ASEAN-Hong Kong FTA on the Indonesian trade performance. The analytical method applied in this study is Computable General Equilibrium (CGE) using modeling approach of Global Trade Analysis Project (GTAP) version 8. This cooperation is expected to reduce the trade barriers in all sectors, such as reducing tariff in order to decrease the trade barriers between Indonesia and Hong Kong. This study conducted two simulations of tariff cuts 50% and full liberalization. The results indicate that Indonesia gained some benefits from full liberalization of ASEAN-Hong Kong FTA in terms of its welfare and the increase of GDP. The increase of output only occurs in few sectors which are categorized as a primary commodity such as vegetable oil, oil seeds, wearing apparel, textile and electronic equipment. In short, reducing tariff gradually and reinforcing protection and improvement to a sector having low competitiveness are vital to support Indonesia’s trade performance.
ASEAN-Kanada Free Trade Agreement (FTA): Peluang Bagi Indonesia Steven Raja Ingot; Dian Dwi Laksani
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 13 No 1 (2019)
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1481.923 KB) | DOI: 10.30908/bilp.v13i1.316

Abstract

Abstrak Senior Economic Officials Meetings (SEOM) ke-8 di Laos menghasilkan komitmen bersama ASEAN dan Kanada untuk melakukan feasibility study dalam kerangka kerja sama ASEAN-Kanada FTA. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dampak perjanjian perdagangan barang Indonesia pada ASEAN-Kanada FTA dengan model analisis Computable General Equilibrium (CGE) - Global Trade Analysis Project (GTAP) dengan Data Base versi 9. Penelitian ini menggunakan tiga simulasi yaitu (1) Indonesia bergabung ASEAN-Kanada FTA dengan penurunan tarif untuk semua komoditi sebesar 90% mengadopsi proposal modalitas ASEAN dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), (2) penurunan tarif sebesar 90% tanpa Indonesia bergabung dalam ASEAN-Kanada FTA, (3) serta peningkatan fasilitasi perdagangan dan penurunan hambatan non tarif sebesar 20%. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dari sisi Makroekonomi Indonesia akan mendapat dampak positif peningkatan GDP sebesar 0,03% jika bergabung dalam ASEAN-Kanada FTA dibandingkan jika tidak bergabung. Indonesia akan mendapat dampak positif lebih besar jika terdapat peningkatan fasilitasi perdagangan dan penurunan NTM sebesar 3,35% serta peningkatan investasi sebesar 8,53%. Berdasarkan hasil simulasi, penurunan output dan peningkatan impor didominasi oleh impor bahan baku dan barang modal yang digunakan untuk input industri, sehingga keberadaan impor bahan baku tetap diperlukan. Kajian ini merekomendasikan penurunan tarif, peningkatan fasilitasi perdagangan dan penurunan NTM merupakan kebijakan yang sangat diperlukan. Kata Kunci: ASEAN-Kanada FTA, Pertumbuhan Ekonomi, Perdagangan, Investasi Abstract At the 8th ASEAN Economic Senior Review Official Meetings (SEOM) in Laos, ASEAN and Canada committed to conduct a feasibility study within the framework of ASEAN-Canada FTA. This study aims to measures the impact of ASEAN-Canada FTA implementation to Indonesia using Computable General Equilibrium (CGE) model – the 9th version of Global Trade Analysis Project (GTAP). The study run three different simulations (1) Indonesia joining the ASEAN-Canada with a 90% tariff reduction applied to all goods adopting ASEAN modality in Regional Comprehensice Economic Partnership (RCEP); (2) 90% Tariff reduction without Indonesia joining the ASEAN-Canada FTA, (3) improving trade facilitation and decreasing 20% non-tariff measures. Simulation result shown that from Macroeconomic perspective, Indonesia will get positive impact of increasing 0.03% GDP by joining the FTA instead of not joining. Indonesia will get higher impact by increasing trade facilitation and 8.53% investment and reducing 3.35% of NTM. Based on the results, the declining output and increasing import is dominated by import of raw materials and capital goods, therefore import of raw material remain important. This study recommended reducing tariff and NTM as well as improving trade facilitation are necessary for Indonesia. Keywords: ASEAN-Canada FTA, Economic Growth, Trade, Investment JEL Classification: F12, F13, F15
POSISI GVC INDONESIA DI WILAYAH ASEAN-KANADA Siti Mir'atul Khasanah; Dian Dwi Laksani; Nur Ulfa Mutiara Suwari
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 14 No 2 (2020)
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30908/bilp.v14i2.414

Abstract

Abstrak Rantai Nilai Global atau Global Value Chain (GVC) adalah alat yang berguna untuk melacak pola pergeseran dari produksi global. Kontribusi Indonesia dalam GVC di wilayah ASEAN-Kanada masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai intermediate input yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai final input. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi GVC Indonesia di wilayah ASEAN-Kanada. Penelitian ini menggunakan analisis input-output dengan berdasar pada data World Input Output Databases (WIOD). Hasil studi ini menunjukkan bahwa dalam lingkup ASEAN, kontribusi Indonesia dalam GVC masih rendah, dapat dilihat dari nilai intermediate input yang lebih rendah dari nilai final input. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain ASEAN (yang memiliki ekspor terbesar ke Kanada) yaitu Vietnam, Thailand, dan Malaysia, persentase ekspor barang intermediate Indonesia hanya sebesar 48,3%, lebih rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Indonesia harus terus mengambil peran aktif di GVC. Di masa depan, Indonesia harus lebih aktif untuk dapat meningkatkan nilai tambah pada ekspor sebagai intermediate input, sehingga akan berdampak pada positif perekonomian Indonesia secara berkelanjutan. Kata Kunci: ASEAN-Kanada FTA, GVC, Nilai Tambah Abstract Global Value Chain (GVC) is a useful tool to track shifting patterns of global production. Indonesia's contribution in GVC is still low, this can be seen from the lower intermediate input value compared to the final input value. The result of this study aims to analyze the position of Indonesia in the GVC in ASEAN-Canada region. The study used input-output analysis based on World Input Output Databases (WIOD). The study shows that within ASEAN, Indonesia’s contribution in GVC is low, it can be seen from the input intermediate value which is lower than the final input value. When compared with other ASEAN countries (which have the largest exports to Canada), as Vietnam, Thailand, and Malaysia, the percentage of Indonesia’s intermediate exports is only 48.3%, which is lower than those of these countries. Indonesia should continue to take active role on GVC. In the future, Indonesia should be proactive to be able to increase added value on export as intermediate input. To indeed it will positively impact Indonesia's economy in a sustainable manner. Keywords: ASEAN-Canada FTA, GVC, Added Value JEL Classification: A11, B17, B22, B41