Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS DAMPAK LIBERALISASI PERDAGANGAN BARANG PADA PERUNDINGAN INDONESIA–EU CEPA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Steven Raja Ingot; Ridho Meyrandoyo Hastjarjo
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 11 No 2 (2017)
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.517 KB) | DOI: 10.30908/bilp.v11i2.223

Abstract

Uni Eropa (EU) merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor Indonesia, namun pangsa pasar Indonesia di Uni Eropa masih di bawah beberapa negara ASEAN lainnya. Pada tahun 2015, pangsa pasar Indonesia di Uni Eropa baru mencapai 0,37% masih berada di bawah pangsa pasar Thailand (0,48%), Malaysia (0,49%), dan Vietnam (0,74%) (Trademap 2017). Indonesia membutuhkan akses pasar untuk dapat meningkatkan pangsa pasar di Uni Eropa dan salah satunya adalah dengan melakukan liberalisasi perdagangan barang. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dampak liberalisasi perdagangan barang terhadap perekonomian Indonesia dengan dua opsi, yaitu Simulasi 1 (SIM1) yaitu penghapusan tarif 100% untuk 4.945 pos tarif HS 6 digit. Simulasi 2 (SIM2) yaitu penghapusan tarif 100% kecuali untuk Uni Eropa sebanyak 260 pos tarif dan  Indonesia sebanyak 235 pos tarif. Simulasi 2 digunakan untuk mempertimbangkan modalitas yang mirip dengan modalitas Vietnam-EU Partnership and Cooperation Agreement (Vietnam-EU PCA). Metode analisis yang digunakan adalah model Computable General Equilibrium (CGE) yang terdapat pada Global Trade Analytical Project (GTAP). Hasil analisis menunjukkan bahwa simulasi 1 memberikan dampak yang lebih baik dibandingkan dengan simulasi 2, karena tingkat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia pada simulasi 1 lebih besar daripada simulasi 2. Namun demikian, Indonesia tetap dapat menggunakan modalitas sebagaimana dilakukan oleh kerjasama Vietnam-EU PCA sebagai dasar perundingan Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) karena selisihnya dikategorikan tidak terlalu besar. European Union (EU) is one of the main destinations of Indonesian export; however, the Indonesia’s market share has been left behind compared to some other ASEAN countries. In 2015, Indonesia's market share in the EU has reached only 0.37%, which was still left behind from the market share of Thailand (0.48%), Malaysia (0.49%) and Vietnam (0.74%) (Trademap, 2017). Indonesia requires a market access to increase market share in the EU, for instance by liberalizing trade in goods. This study aims  to analyze the impact of liberalization of trade in goods on the Indonesian economy with two options: Simulation 1(SIM 1) by reducing tariff 100% for 4,945 tariff lines based on HS 6 digits, and Simulation 2 (SIM 2) by reducing 100% tariffs except 260 tariffs lines of EU and 235 tariff lines of Indonesia. Simulation 2 was conducted to consider the similiar modalities undertaken by Vietnam-EU Partnership and Cooperation Agreement (Vietnam-EU PCA). The analytical methods used Computable General Equilibrium (CGE) model in the Global Trade Analytical Project (GTAP). The result shows that simulation 1 gives a better impact compared to simulation 2, as the level of economic growth and the welfare of Indonesia. Simulation 1 is larger than Simulation 2. However, Indonesia can use the modalities similar with Vietnam-EU PCA modalities as the basis of the Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) negotiations because the difference is not significant. 
Global Value Chains (GVC) Pada Komoditi Primer dan Manufaktur: Studi ASEAN 6 Steven Raja Ingot; Kiki Verico
Cendekia Niaga Vol 5 No 1 (2021): Cendekia Niaga
Publisher : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52391/jcn.v5i1.577

Abstract

Semakin rendahnya biaya perdagangan antar negara menyebabkan peningkatan kegiatan perdagangan dengan skema Global Value Chains (GVC) yang terbukti memberikan banyak manfaat bagi negara antara lain percepatan industrialisasi, transfer teknologi, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai tambah industri. Partisipasi dalam GVC terdiri dari dua komponen yakni forward participation dan backward participation dimana keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah ekspor komoditi primer (karet dan CPO) negara ASEAN 6 berhubungan dengan partisipasi GVC forward dan ekspor komoditi manufaktur (elektronik dan otomotif) berhubungan dengan GVC backward serta mengeksplorasi faktor-faktor yang dapat mendorong partisipasi GVC. Studi ini menggunakan data panel dinamis dengan metode GMM dan menemukan bahwa ekspor komoditi primer berhubungan dengan GVC forward kecuali untuk produk CPO sedangkan ekspor komoditi manufaktur berhubungan dengan GVC backward. Peningkatan GDP berpengaruh negatif terhadap partisipasi GVC sehingga peningkatan produktivitas sangat diperlukan untuk mendorong partisipasi, sedangkan FDI yang masuk ke wilayah ASEAN 6 diindikasikan lebih kepada resource dan market seeking bukan network seeking. kualitas infrastuktur berhubungan positif dengan forward participation karena kualitas produk hasil sumber daya alam berpengaruh dari kualitas infrastruktur. Kualitas pembiayaan dalam negeri dan kualitas institusi perlindungan hukum atas hak kekayaan intelektual berhubungan dengan backward participation. Pemodalan juga sangat dibutuhkan oleh industri untuk mendukung kegiatan perdagangannya serta kualitas perlindungan atas hak kekayaan intelektual juga berhubungan positif dalam mendorong backward participation.