Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMBELAJARAN MENULIS AKSARA JAWA ANAK KELAS III SEKOLAH DASAR Sutarsih, Sutarsih
Aksara Vol 27, No 1 (2015): Aksara, Edisi Juni 2015
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.388 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v27i1.171.65-72

Abstract

Salah satu keterampilan berbahasa Jawa yang harus dikuasai oleh setiap siswa kelas III sekolah dasar di Jawa Tengah adalah menulis aksara Jawa. Bagi sebagian besar siswa kelas III sekolah dasar, keterampilan menulis aksara Jawa tersebut sangat sulit untuk dikuasai. Hal itu diduga disebabkan oleh materi menulis aksara Jawa dianggap sebagai materi baru bagi mereka. Selain itu, ada kesulitan tersendiri bagi siswa dalam membentuk aksara Jawa dan menuliskan kata-kata atau kalimat dalam bahasa Jawa ke dalam bentuk aksara Jawa. Pembelajaran menulis aksara Jawa bagi anak kelas III sekolah dasar perlu diteliti agar dapat mengetahui kesulitan para siswa tersebut dan cara mengatasinya. Metode dan teknik yang dipergunakan adalah metode pembelajaran dengan teknik menulis menggunakan peta aksara. Hasil pembahasan  menunjukkan bahwa siswa kelas III sekolah dasar dapat dengan tepat, benar,  mudah, dan menyenangkan menulis aksara Jawa. Teknik peta aksara merupakan cara tepat untuk mengajar siswa kelas III sekolah dasar menulis aksara Jawa.
PENANDA FONOLOGI BAHASA JAWA DALAM TUTURAN MASYARAKAT TIONGHOA DI GANG BARU SEMARANG Sutarsih, Sutarsih
Aksara Vol 29, No 1 (2017): Aksara, Edisi Juni 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.113 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i1.103.89-102

Abstract

Bahasa Jawa tuturan masyarakat Tionghoa di Gang Baru Semarang sangat khas dari segi fonetis dibandingkan dengan BJ tuturan masyarakat etnis Jawa di Semarang. Rumusan penelitian ini adalah apa penanda fonetis BJ tuturan masyarakat Tionghoa di Semarang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penanda fonetis BJ tuturan masyarakat Tionghoa di Semarang. Metode pengumpulan data adalah metode simak dan cakap. Dalam metode simak teknik yang dipakai adalah teknik sadap. Teknik lanjutan dari metode simak adalah teknik rekam dan catat. Setelah data berupa bahasa tutur masyarakat Tionghoa direkam dan dicatat, dilanjutkan klasifikasi data menggunakan transkripsi sesuai dengan objek sasaran. Data dianalisis secara deskriptif fungsional dengan menggunakan metode kontekstual (pendekatan yang memperhatikan konteks situasi) dalam tuturan masyarakat Tionghoa Gang Baru di tataran fonetis. Tataran fonetis dalam penelitian ini dibatasi pada kata-kata BJ yang timbul sebagai akibat pelafalan dengan pelesapan/penghilangan fonem, perubahan fonem, dan penambahan fonem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penjawaan kosakata BI. Suku kata terbuka cenderung mendapat tambahan fonem glotal [?]. Penanda fonetis berupa perubahan bunyi fonem [d] menjadi [.d]; [te] menjadi [fonetis]; [-~na] menjadi [-ne] dan   [-e]; [ti] menjadi [n-]; [se] menjadi [-an]; [me-] ditambah [-e] menjadi [Ø]; [O] menjadi [a]; [m] menjadi [-e]; [a] menjadi [Ø] dan [O]; [j] menjadi [c]; [ie] menjadi [|]; [Ø] menjadi [?], [m], [n], dan [-an]; [s] menjadi [b]; dan [a] menjadi [|]. Berdasarkan penanda fonetis kata-kata yang dituturkan diketahui bahwa kosakata dalam suatu tuturan merupakan BJ tuturan masyarakat Tionghoa Semarang. Dengan demikian, terjadi perubahan fonetis BJ tuturan masyarakat Tionghoa yang menyerap dari BI dan BJ dengan menyesuaikan BJ. 
Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa (The Meaning Words of Enlarge in Javanese) Sutarsih, Sutarsih
JALABAHASA Vol 13, No 2 (2017): JALABAHASA
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36567/jalabahasa.v13i2.93

Abstract

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang berfungsi sebagai bahasa pergaulan masyarakat Jawa. Dalam kosakata bahasa Jawa ada beberapa kata yang memiliki makna membesar. Kata bermakna membesar tersebut mengacu pada kata tertentu. Kata tersebut berkaitan dengan manusia dan bukan manusia. Kata bermakna membesar dapat dilihat berdasarkan medan makna. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara melihat medan makna membesar dalam bahasa Jawa. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah menentukan cara melihat medan makna kata membesar dalam bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, medan makna membesar dapat dilihat dari objek, letak, sebab, akibat, dan kuantitas. Setiap kata bermakna membesar berbeda peruntukannya.Javanese is one of the regional languages that function as a lingua franca of Javanese society. In the vocabulary of the Javanese, there are some words which mean ?enlarge?. The words mean ?enlarge? refer to particular words. Those words relate to human and non-human. Those words can be seen based on the meaning fi eld. Therefore, the problem of this study is how to see the meaning fi eld of ?enlarge? in the Javanese. Thus, the purpose of this study is to determine how to see the meaning fi eld of the word ?enlarge? in the Javanese. This study uses qualitative descriptive analysis. Based on the results of the analysis, the meaning fi eld of ?enlarged? can be seen from the object, location, cause, effect, and quantity. Each word means ?enlarged? has different designation.
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD sutarsih, sutarsih
KALAM CENDEKIA PGSD KEBUMEN Vol 1, No 1 (2012): Didaktik PGSD Kebumen
Publisher : KALAM CENDEKIA PGSD KEBUMEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.68 KB)

Abstract

Abstract: The Use of Inquiry Learning Strategy to Improve the Mathematics Learning of Class V of SD. The objective of this research is to know implementation of inquiry learning strategy and to improve the Mathematics learning to the students of class V of SDN Wonosigro. This research is an action research which conducted in 3 cycles, in which there are 3 meetings in every cycle that consists of planning, acting, observing, and reflecting. The result of this research show that the use of inquiry learning strategy can improve the Mathematics learning. The mean score of the pre test is 41, in the cycle I is 65, increasing to73 in the cycle II, and increasing to 83 on cycle III. Abstrak: Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri untuk Peningkatan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika di Kelas V SD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan strategi pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN Wonosigro. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus sebanyak tiga kali pertemuan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pembelajaran Matematika. Rata-rata nilai pada pre tes adalah 41, pada siklus I adalah 65 meningkat pada siklus II sebesar 73, dan meningkat lagi menjadi 83 pada siklus III. Kata Kunci: strategi pembelajaran, inkuiri, matematika
TRANSFORMASI PPG: LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI ABAD 21 Acesta, Arrofa; Jejen Jaelani, Asep; Nurlaelah, Ilah; Sutarsih, Sutarsih; Rahmayati, Rahmayati
Pedagogi Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : UNIKU PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/pedagogi.v11i1.10863

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi transformasi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kompetensi guru di abad 21. Menggunakan pendekatan campuran (mixed methods), penelitian ini melibatkan 200 responden, termasuk peserta dan alumni PPG dari berbagai institusi pendidikan di Indonesia. Hasil kuantitatif menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan pedagogik, keterampilan teknologi, dan kemampuan komunikasi peserta setelah mengikuti program. Temuan kualitatif melalui wawancara mendalam mengungkap tantangan yang dihadapi, termasuk kurangnya dukungan dari lingkungan sekolah dan akses terbatas terhadap teknologi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa transformasi PPG yang efektif harus melibatkan penguatan kurikulum, kolaborasi dengan sekolah, dan program pendampingan berkelanjutan. Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan pendidikan dan memperbaiki program PPG untuk memenuhi kebutuhan pendidikan modern. Dengan demikian, penelitian ini menegaskan pentingnya transformasi PPG untuk menghasilkan guru yang kompeten dan adaptif terhadap tantangan pendidikan di era global. Kata kunci:  Tranformasi PPG, Kompetensi Guru, Abad 21
Jenis Kata Dalam Tuturan Masyarakat Diglosik Gang Baru Semarang Sutarsih, Sutarsih
Jurnal Penerjemahan Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Penerjemahan
Publisher : Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64571/ojp.v4i1.37

Abstract

Gang Baru is one of the multiethnic areas in Semarang city. Chinese community in this area is able to speak more than one language. They often switch from one language into another in their daily spoken language. The switch shows that Chinese people in Gang Baru is a diglossic community. Data source for this research is the utterances of the Chinese community in Gang Baru. Data is collected by listening and conversational methods. Data is analyzed by functional descriptive and contextual method. Result of analysis in the utterances is five word classes: pronoun, numeral, adjective, adverb, and verb. The words are not only from Indonesian language, but also from Javanese, Dutch, English, and Chinese. Keywords: word class, utterance, diglossic, Gang Baru.
Hiponim Verba Membersihkan dalam Bahasa Jawa Sutarsih, Sutarsih
Jurnal Penerjemahan Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Penerjemahan
Publisher : Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64571/ojp.v6i2.58

Abstract

This study discusses the hyponym of the verb cleaning in Javanese language. This hyponym is necessary to study to find the difference and its differentiation to Indonesian language. The data is analized by the component of meaning taken from daily life and dictionary as well as its comparison in Indonesian language; element used, purpose and tool; and the use, based on the existence of the object and passivation. Result of the analysis shows that there are differences between the hyponym of verb cleansing in the Javanese and Indonesian language. The meaning found different in the daily use and in the dictionary; cleaning does not always use water and its element but also use sharp tools or other media depends on its purpose; it does not always need object and could not always be passivied. Those which could be passivied begin with anuswara. Eventhough passivied and grammatically correct, there is a verb that is unlikely being used: ngupil. Keywords: hyponym, verb, cleaning, Javanese language.