Bambang Sutaryo
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Karangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI BANTUL, YOGYAKARTA Sutaryo, Bambang; Purwaningsih, Heni
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 17, No 2 (2014): Juli 2014
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Assessment of Performance of High Yielding Variety Through Integrated Crop Management in Bantul, Yogyakarta. Study on performance for rice high yielding variety using five varieties namely Inpari 3, Inpari 4, Inpari 9, Inpari 10 and Inpari 11 through integrated crop management (ICM) was conducted at Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta during the dry season of  2012. Seedling of 15 days with one seedling per hill was planted using “jajar legowo” 4:1 system, with plant spacing of 25 x 12.5 x 50 cm. Plot size per variety was 2000 m2. Ciherang and Situ Bagendit as populair varieties planted using the same population by farmers were used as control. Data were analyzed using t test. Inpari 10 gave the highest yield (9.5 t/ha) compared to check varieties and the other varieties tested, with yield ranging from 8.8 to 9.9 t/ha. The highest yield on Inpari 10 was contributed by the highest of the main yield components, namely the number of filled grains, total grain number, and the panicle number. All varieties showed early to moderate maturity, except Inpari 9 (125 days). Inpari 10 gave the highest profit compared with the others superior varieties tested and the most preferred by farmers because of more taste, more white color, more shiny, and more fragrant. Keywords: Inpari, Ciherang, Situ Bagendit, "jajar legowo", IPM.ABSTRAKKajian keragaan teknologi varietas unggul baru padi pada pengelolaan tanaman terpadu menggunakan lima varietas unggul baru yaitu Inpari 3, Inpari 4, Inpari 9, Inpari 10 dan Inpari 11 dilaksanakan di Kelompok Tani Ngimbangan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta selama musim kemarau 2012. Bibit berumur 15 hari dengan satu bibit per lubang ditanam secara Jajar Legowo (Tajarwo) 4:1, jarak tanam 25 x 12,5 x 50 cm, dengan 256.000 populasi tanaman. Luas plot per varietas adalah 2000 m2. Varietas tersebut digunakan sebagai perlakuan. Ciherang dan Situ Bagendit sebagai varietas populer yang ditanam dengan populasi yang sama oleh petani digunakan sebagai pembanding. Data dianalisis dengan uji t. Inpari 10 merupakan varietas dengan hasil tertinggi (9,5 t/ha) dibandingkan dengan varietas pembanding maupun varietas yang diuji lainnya, dengan hasil berkisar (8,8 - 9,9 t/ha). Hasil terbaik pada Inpari 10 tersebut didukung oleh komponen hasil utama yaitu jumlah gabah isi, jumlah gabah total, dan jumlah anakan produktif. Semua varietas yang dikaji berumur genjah sampai sedang, kecuali Inpari 9 dengan umur tanaman 125 hari. Inpari 10 memberikan keuntungan yang paling tinggi dibandingkan dengan varietas  unggul baru lainnya yang diuji dan paling disukai petani karena lebih pulen, lebih putih, lebih berkilap, dan lebih wangi.Kata kunci: Inpari, Ciherang, Situ Bagendit, jajar legowo
PARAMETER GENETIK SEJUMLAH GENOTIP PADI DI LAHAN SAWAH BERPENGAIRAN TEKNIS DAN TADAH HUJAN [Genetic Parameters of Some Rice Genotypes Under Irrigated and Dryland Conditions] Sutaryo, Bambang
BERITA BIOLOGI Vol 13, No 1 (2014)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v13i1.650

Abstract

Development of high-yielding varieties depends on choice of parents, include per se performance, morphological and agronomic traits, and genetic diversity as determined through geographic origin. Indicators of success can be expected from the value of genetic progress and some other important genetic parameters. The purpose of this study was to calculate the genetic heterogenity, heritability and genetic advances of some quantitative characters of rice genotypes. Experiments were conducted in the district of Kulon Progo, namely: Wates and Panjatan (irrigated condition, dry season of 2012), in Giripeni (rainfed, medium altitude, wet season of 2012/2013), Samigaluh and Kalibawang (rainfed, high altitude, wet season of 2012/2013). Each experiment was designed using a randomized complete block with three replications.Data indicated that not all environmental conditions appropriate for the selection and development of genotype due to low value heritability and expectation genetic advances of each environment was lower than the value heritability and expectation genetic advances for the combined average of the environment. Wates was suitable location for grain yield selection and development in terms of the high heritability values. Kalibawang, Giripeni and Wates have considerable heritabilty value for 1000 grain weight character, hence they can be used as suitable selection locations for these characters.
PENAMPILAN HASIL GABAH DAN KOMPONEN AGRONOMI PADI HIBRIDA DI GODEAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Sutaryo, Bambang; Pamungkas, Djoko Heru
JURNAL ILMIAH AGROUST Vol 1 No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penampilan hasil gabah dan karakter agronomi padi hibrida di lahan sawah berpengairan teknis, Godean, Sleman, Yogyakarta. Kajian keragaan hasil dan karakter agronomi lima varietas padi hibrida yaitu Hipa 8, Hipa 9, Hipa Jatim 2, Hipa 18 and Hipa 19 dilaksanakan di Godean, Sleman,Yogyakarta selama musim kemarau (MK) 2015. Bibit berumur 15 hari dengan satu bibit per lubang ditanam secara jajar legowo (tajarwo) 4:1, jarak tanam 25 x 12,5 x 50 cm, dengan 256.000 populasi tanaman. Luas plot per varietas adalah 2000 m2. Varietas tersebut digunakan sebagai perlakuan. Ciherang dan IR64 sebagai varieties populer yang ditanam dengan populasi yang sama oleh petani digunakan sebagai pembanding. Data dianalisis dengan uji t. Hipa 8 dan Hipa 19 memberikan hasil tertinggi (7,9 dan 7,5 t/ha) dibandingkan dengan varietas pembanding maupun varietas yang diuji lainnya. Hasil tertinggi pada Hipa 8 dan Hipa 9 tersebut didukung oleh komponen hasil utama yaitu jumlah gabah isi, jumlah gabah total, dan jumlah anakan produktif. Semua varietas yang dikaji berumur genjah sampai sedang, kecuali Hipa 9 dan Hipa Jatim 2 dengan umur tanaman masing-masing 120 dan 123 hari.