Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemodelan Curah Hujan-Limpasan Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) dengan Metode Backpropagation Hadihardaja, Iwan K.; Sutikno, Sugeng
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 4 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.384 KB)

Abstract

Abstrak. Hubungan curah hujan-limpasan telah dikembangkan secara terus-menerus dengan menerapkan artificial intelligence sebagai alternatif pemodelan yang pada penelitian ini menggunakan black box model yakni Jaringan Syaraf tiruan (artificial neural network). Dengan menggunakan model kotak hitam (black box model) tersebut, maka dalam penerapanya tidak membutuhkan pengetahuan yang komplek antar elemen-elemen dalam suatu sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang juga tidak secara eksplisit merepresentasikan hubungan antar elemen dalam DAS dan proses interaksi curah hujan-limpasan. Sehingga perubahan antar elemen di dalam suatu DAS tidak perlu diketahui sepanjang hujan dan limpasan diukur dengan akurat dari waktu ke waktu, oleh karena itu pemodelan dapat dilakukan secara lebih sederhana dengan hanya memiliki input hujan dan output limpasan didalam pengembangan model tersebut. Studi kasus yang digunakan adalah data curah hujan tengah bulanan dan debit limpasan DAS Way Sekampung – Pujorahayu, selama kurun waktu 19 tahun. Data curah hujan merupakan input sedangkan data debit merupakan variable output. Dari hasil penelitian ini diperoleh kofisien korelasi tertinggi sebesar 0,813 atau 81,3%. Dalam studi ini disimpulkan bahwa secara umum ANN dapat diterapkan dalam pemodelan curah hujan-limpasan, walaupun hasilnya belum terlalu akurat oleh karenamasih ada penyimpangan.Abstract. Rainfall-runoff relation has been developed continuously by applying artificial intelligence as one of the black box model alternative called Artificial Neural Network. By applying black box model, it is not necessary to apply complexity of knowledge due to interrelated elements in a river basin in which it is not explicitly representing the relation of the elements and interaction process of the rainfall-runoff modeling. Consequently, the changes of the elements in a river basin is not necessary to be quantified as long as rainfall dan runoff is observed accurately from time to time, furthermore, the modeling can be applied within less complexity due to rainfall and runoff data observation as an input and output, respectively. The case study applied to the river flow on the way Sekampung River in Lampung Province. The data used is rainfall data and stream flow discharge data in the middle of the month on the water level station Pujorahayu, for 19 years from 1983 up to 2001. The rainfall data is input and stream flow is a variable output. Learning method that is used reduced gradient. From the result of this research got correlation coefficient 0,813 or 81,3% the tallest. The conclusion of this research is the generally ANN can implementated in the rainfall run off modeling, although the result is not extremely accurate yet because of the deviation between observation and result of the model.
Aplikasi Metode Generalized Reduced Gradient dalam Pemodelan Curah Hujan-Limpasan Menggunakan Artificial Neural Network (ANN) Hadihardaja, Iwan K.; Sutikno, Sugeng
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 13, Nomor 2, Edisi XXXII, JUNI 2005
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (779.276 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v13i2.3907

Abstract

The rainfall run off modelling is necessary until now days, for fulling data or make data longer. Artificial neural network can made the alternative rainfall run off modelling. The implementation Artificial neural networ for modelling on the water resources which is done by researcher to get an accurate result. Artificial neural networ is one of artificial intelligent that is imitation of representation from brain of human. This model is the black box modelling, so in the implementation were not need complecity of scient among the other aspect in the process of rainfall run off modelling. The case study applied to the river flow on the way Sekampung river in Lampung Province. The data used is rainfall data and stream flow data in the middle of the month on the water level station Pujorahayu, for 19 years from 1983 up to 2001. The rainfall data is input and stream flow is a variable output. Learning method that is used reduced gradient. From the result of this research got correlation coefficient 0,790 or 79 % the tallest. The conclution of this research is the generaly ANN can implementated in the rainfall run off modeling, although the result is not too accurate because of there is still deviation.Keywords: rainfall-runoff, artificial neural network, black box, generalized reduced gradientPermalink: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3907[How to cite: Hadihardaja, I.K. dan Sutikno, S., 2005, Aplikasi Metode Generalized Reduced Gradient dalam Pemodelan Curah Hujan-Limpasan Menggunakan Artificial Neural Network (ANN), Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 13, Nomor 2, pp. 37-49]
Kajian Reaktivasi Trayek Angkutan Kota di Kabupaten Subang Subandi, Adi; Sutikno, Sugeng; Candra, Riki Kristian Adi
MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur) Vol. 2 No. 1 (2017): MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Kabupaten Subang ada beberapa kawasan yang tidak terlayani oleh angkutan umum. Sebenarnya trayek angkutan umum di kawasan itu sudah terbentuk sebelumnya, akan tetapi sekarang tidak ada angkutan umum yang aktif di jalur trayek tersebut dikarenakan tidak ada angkutan umum yang memperpanjang izin operasional yang meliputi Jalan Panji, Jalan Marsinu, Jalan Palabuan dan Pramuka serta Jalan RA Kartini. Teknik Pengumpulan data untuk kajian reaktivasi trayek angkutan kota diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan melakukan survei atau observasi data secara langsung pada trayek kajian. Pengumpulan data primer terdiri dari survei responden, survei rute dan survei sarana angkutan kota. Sementara itu data sekunder adalah data yang didapat dari hasil studi literatur pada instansi terkait atau menggunakan data yang telah ada dari hasil survei terdahulu. Metode analisis data yang digunakan penulis adalah metode analisis data deskriptif kualitatif. Langkah-langkah untuk analisis data mengenai reaktivasi trayek angkutan kota yaitu merepresentasikan data trayek angkutan kota, menganalisa potensi demand (permintaan) angkutan kota pada daerah yang tidak terlayani angkutan umum, perhitungan share angkutan umum dan hasil analisis dari wawancara responden. Luas area pemukiman di daerah sekitar Jalan Panji sebesar 34,46 Ha dan total share angkutan umum atau potensi demand mencapai 543 orang sehingga menghasilkan jumlah kebutuhan angkutan sebanyak 7 unit kendaraan. Luasan area pemukiman di sekitar daerah Jalan Marsinu sebesar 23,93 Ha dan total share angkutan umum mencapai 406 orang sehingga menghasilkan jumlah kebutuhan angkutan sebanyak 4 unit kendaraan. Luas area pemukiman di daerah sekitar Jalan Palabuan dan Pramuka sebesar 86,80 Ha dan total share angkutan umum mencapai 1.937 orang sehingga menghasilkan jumlah kebutuhan angkutan sebanyak 19 unit kendaraan. Luas area pemukiman di daerah sekitar Jalan RA Kartini sebesar 107,77 Ha dan total share angkutan umum mencapai 1.872 orang sehingga menghasilkan jumlah kebutuhan angkutan sebanyak 26 unit kendaraan.
Pengelolaan Sumberdaya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management, IWRM) Sutikno, Sugeng
MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur) Vol. 1 No. 1 (2014): MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air adalah salah satu sumberdaya yang mendukung keberlangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya, yang merupakan elemen utama kehidupan yang berkelanjutan. Berbagai persoalan tentang sumber daya air yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitasnya harus menyadarkan semua pihak bahwa persoalan air perlu dilakukan dengan tindakan yang tepat sehingga menghasilkan solusi yang optimal. Berbagai pihak sepakat menyusun agenda pengelolaan sumberdaya air terpadu atau IWRM, dengan definisi sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Dari pemahaman dan perumusan definisi diatas, dapat ditarik kesamaan bahwa prinsip utama IWRM adalah pembangunan dan pengelolaan sumber daya air harus berdasarkan pendekatan partisipatif melibatkan berbagai pengguna, perencana dan pembuat kebijakan di semua tingkat. Semua pihak menyadari bahwa masalah pengelolaan sumberdaya air adalah masalah yang kompleks. Mengingat banyaknya permasalahan dalam pengelolaan sumber daya air terpadu maka dalam pengelolaannya diperlukan kerangka konseptual. Pengelolaan sumber daya air juga harus dipandang sebagai sesuatu yang integrated, comprehensive and interdependency. Air diperlukan oleh semua pihak, maka semuanya terlibat dalam pengelolaan sumber daya air terpadu baik secara langsung maupun tidak langsung. Parameter kinerja digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pengelolaan sumber daya air terpadu. Parameter kinerja IWRM meliputi keterpaduan ruang, keterpaduan tujuan, keterpaduan kelembagaan dan keterpaduan waktu.
Studi Penerapan Sumur Resapan Dangkal Pada Sistem Tata Air Di Komplek Perumahan Sutikno, Sugeng; Sophiani, Muthia
MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur) Vol. 2 No. 1 (2017): MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan kota dan pesatnya pemukiman yang terjadi di wilayah kota mengakibatkan perubahan tutupan lahan pada daerah aliran sungai yang semula dapat menyerapkan air hujan berubah menjadikan aliran permukaan. Dengan tidak tertampungnya aliran permukaan yang semakin besar ini mengakibatkan banjir. Banjir dapat ditanggulangi atau dikurangi dengan cara mengurangi aliran permukaan dengan cara meresapkan ke dalam tanah. Sistem resapan selain dapat mengatasi banjir juga sangat bermanfaat bagi usaha konservasi air tanah. Konsep sumur resapan pada hakekatnya adalah memberikan kesempatan pada air hujan yan jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk meresap ke dalam tanah dengan jalan menampung air tersebut pada suatu system resapan. Berdasarkan hal tersebut maka dilaksanakan Studi Penerapan Sumur Resapan Dangkal Pada Sistem Tata Air Di Komplek Perumahan. Lokasi studi adalah pada perumahan Premier Cipondoh terletak disebelah timur Jalan H. Maulana Hasanudin, Tangerang, tepatnya berada di sebelah utara Komplek Garuda Cipondoh Permai. Analisa yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi, analisa hidrologi, analisa dimensi sumur resapan dan analisa debit aliran permukaan. Data digunakan data curah hujan harian maksimum tahunan yang diperoleh dari stasiun pencatatan hujan BMKG Kota Tangerang tahun 2001 hingga tahun 2010. Dari hasil analisa diperoleh dimensi sumur resapan dengan diameter lubang sumur 1 meter dan kedalaman sumur 3,8 meter. Adanya sumur resapan pada setiap kavling rumah di perumahan Premier Cipondoh dapat mengurangi debit aliran permukaan sebesar 0,365 m3/detik atau berkurang 66,36%.
Analisa Curah Hujan Untuk Kebutuhan Penyediaan Cadangan Air Pemadam Kebakaran Pada Satpoldam Kabupaten Subang Antiri, Ana Silvia Dewi; Sutikno, Sugeng
MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur) Vol. 7 No. 2 (2023): MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35569/ftk.v7i2.1997

Abstract

Penelitian ini menjelaskan mengenai bagaimana kebutuhan air yang dibutuhkan oleh pemadam kebakaran. Dengan menggunakan kolam yang berada di lokasi penelitian untuk menjadi tempat cadangan kebutuhan air untuk pemadam kebakaran dalam beroperasi. Hal ini memerlukan beberapa aspek perhitungan yang dimana perhitungannya seperti analisa hidrologi yang bertujuan untuk mengetahui hasil debit permukaan yang diakibatkan oleh air hujan, analisa hidrolika bertujuan untuk mengetahui kapasitas saluran drainase dalam menampung air, analisa kapasitas kolam bertujuan untuk mengetahui volume air yang ditampung oleh kolam yang mana akan menjadi pertimbangan dalam mengetahui kebutuhan air pada pemadam kebakaran. Air hujan yang tertampung pada kolam berada di wilayah Satpoldam ( Kantor Bidang Pemadam Kebakaran Unit Subang ) dan meliputi wilayah area Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Subang dan Dinas Lingkungan Hidup. Dari penelitian ini diketahui kebutuhan air pemadam kebakaran selama 1 tahun maksimal sebanyak 3.226,5 m3 dan kapasitas kolam sebesar 2.351,28 m3. Dari segi curah hujan kebutuhan air selama 1 tahun dengan jumlah curah hujan sebesar 23.684,4 m3 sangat mencukupi. Namun, dengan kebutuhan air selama 1 tahun sebesar 3.226,5 m3 dan kapasitas kolam sebesar 2.351,28 m3, maka tidak bisa menampung debit air untuk satu tahun sehingga perlu dilakukan perubahan ukuran kolam sesuai dengan daya tampung yang direncanakan, salah satunya dapat dilakukan perubahan dimensi kolam dengan cara perluasan ataupun pendalaman kolam.
Analisis Nilai Ekonomi Pemanfaatan Air Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cijengkol Maylani, Gina; Sutikno, Sugeng
MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur) Vol. 8 No. 2 (2024): MESA (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil, Teknik Arsitektur)
Publisher : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35569/ftk.v8i2.2118

Abstract

Surface water is the portion of precipitation that flows over the land surface into rivers, lakes, or oceans. One source of surface water in West Java is river water originating from the Cijengkol watershed. Communities living around the Cijengkol River have traditionally benefited from the value of water as a river environmental service. They use water for their livelihood, mainly for agriculture, fishing, and animal husbandry. In addition, the water in the Cijengkol watershed is also used for daily needs by the people living around the Cijengkol river. This study explains the value of water utilization used by the community around the Cijengkol watershed from various sectors, namely agriculture, household needs, animal husbandry and fisheries and examines the value of the economic benefits of water use in the Cijengkol watershed. The research method used is to find the mainstay discharge and approach the formula for the Economic Value of Water with data obtained from Perum Jasa Tirta II (PJT II), Regional Drinking Water Company (PDAM), and the Regency Central Statistics Agency (BPS). Subang. It can be seen that the mainstay debit for irrigation is 5.61 m³/s while for household needs it is 4.24 m³/s. The economic value of water in the Cijengkol watershed is Rp. 949,986,603,420/year. from various aspects of use, namely household needs, agriculture, fisheries, and animal husbandry.