Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS INTERTEKSTUAL KARAKTER DEWI UMA DI DALAM PUISI “U.M.A.” KARYA PUTU FAJAR ARCANA Karunia Fitriarti; Isye Mountana Monica
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.523 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i1.1834

Abstract

ABSTRAKPemahaman puisi tidak dapat dilepaskan dari latar belakang kemasyarakatan dan budayanya. Begitu pula dengan puisi yang memiliki latar belakang pewayangan, seperti puisi “U.M.A.” karya Putu Fajar Arcana yang terinspirasi dari kisah Sudamala. Dengan menggunakan teori resepsi sastra, teori interteks, serta beberapa pendekatan, penulis dapat menyimpulkan jika karakter Dewi Uma, yang terdapat di dalam puisi ini ternyata memiliki korelasi dengan perempuan-perempuan yang ada di Indonesia, terutama dalam perspektif gender. Segala jenis perbuatan, tingkah laku, sampai takdirnya ditentukan oleh seorang laki-laki.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga data-data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga diketahui gambaran karakter yang terkait yang dianalisis.  Kata Kunci: gender, Putu Fajar Arcana, U.M.A. 
Dongeng sebagai Media Pencitraan Perempuan dalam Budaya Patriarkat Karunia Fitriarti; Agatha Trisari
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i1.5671

Abstract

Stigma negatif sudah melekat dalam diri perempuan. Hal ini tergambar dalam dongeng. Perempuan harus mengikuti stereotipe agar bisa dapat dianggap normal dan diakui oleh masyarakat. Perempuan diharuskan untuk pasrah dan tidak berdaya. Namun, jika perempuan berpendirian, ia dianggap manipulatif dan jahat. Padahal, perempuan adalah sosok penting dan berpengaruh dalam pewarisan dongeng dari satu generasi ke generasi. Hal tersebut terjadi karena budaya patriarkat yang terdapat di masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis citra perempuan di dalam dongeng Grimm Bersuadara dan dongen nusantara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggambaran seorang perempuan di dalam dongeng merepresentasikan ketidakberdayaan dirinya atas dominasi yang dilakukan oleh laki-laki.
ANALISIS INTERTEKSTUAL KARAKTER DEWI UMA DI DALAM PUISI U.M.A.” KARYA PUTU FAJAR ARCANA Karunia Fitriarti; Isye Mountana Monica
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 2, No 1 (2020): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.523 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v2i1.1834

Abstract

ABSTRAKPemahaman puisi tidak dapat dilepaskan dari latar belakang kemasyarakatan dan budayanya. Begitu pula dengan puisi yang memiliki latar belakang pewayangan, seperti puisi U.M.A.” karya Putu Fajar Arcana yang terinspirasi dari kisah Sudamala. Dengan menggunakan teori resepsi sastra, teori interteks, serta beberapa pendekatan, penulis dapat menyimpulkan jika karakter Dewi Uma, yang terdapat di dalam puisi ini ternyata memiliki korelasi dengan perempuan-perempuan yang ada di Indonesia, terutama dalam perspektif gender. Segala jenis perbuatan, tingkah laku, sampai takdirnya ditentukan oleh seorang laki-laki.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sehingga data-data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga diketahui gambaran karakter yang terkait yang dianalisis.  Kata Kunci: gender, Putu Fajar Arcana, U.M.A. 
Dongeng sebagai Media Pencitraan Perempuan dalam Budaya Patriarkat Karunia Fitriarti; Agatha Trisari
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.247 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i1.5671

Abstract

Stigma negatif sudah melekat dalam diri perempuan. Hal ini tergambar dalam dongeng. Perempuan harus mengikuti stereotipe agar bisa dapat dianggap normal dan diakui oleh masyarakat. Perempuan diharuskan untuk pasrah dan tidak berdaya. Namun, jika perempuan berpendirian, ia dianggap manipulatif dan jahat. Padahal, perempuan adalah sosok penting dan berpengaruh dalam pewarisan dongeng dari satu generasi ke generasi. Hal tersebut terjadi karena budaya patriarkat yang terdapat di masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis citra perempuan di dalam dongeng Grimm Bersuadara dan dongen nusantara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggambaran seorang perempuan di dalam dongeng merepresentasikan ketidakberdayaan dirinya atas dominasi yang dilakukan oleh laki-laki.