RA ZAINUR
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN BERAT BADAN DENGAN ERUPSI GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN RAHANG BAWAH ANAK USIA 5-8 TAHUN DI KELURAHAN BUKIT LAMA PALEMBANG MUJIYATI MUJIYATI; RA ZAINUR
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas gigi anak ditentukan oleh banyak faktor terutama asupan gizi. Pertumbuhan gigi anak di mulai sejak anak dalam kandungan yang dipengaruhi oleh asupan gizi ibu yang sedang mengandung. Setelah anak lahir asupan gizi yang cukup tetap diperlukan untuk pertumbuhan gigi anak tersebut, karena pada saat itu masih berlangsung pembentukan gigi tetap yang akan muncul setelah gigi susu tanggal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan berat badan dengan erupsi gigi molar pertama permanen rahang bawah anak usia 5 - 8 tahun di Kelurahan Bukit Lama Palembang tahun 2014. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif bersifat analitik. Waktu penelitian dilaksanakan bulan September - Desember 2014, dengan sampel penelitian berjumlah 226 orang anak usia 5-8 tahun di Kelurahan Bukit Lama Palembang. Data di ambil dengan menggunakan cara Observasi, kemudian data dianalisa dengan anilsa univariate dan bivariate menggunakan rumus Chi-Square (X2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia erupsi gigi molar pertama permanenrahang bawah pada anak adalah usia 6,4 tahun dan rata-rata berat badan anak pada saat erupsi gigi adalah 21, 16 kg. Secara statisitk membuktikan bahwa ada hubungan antara berat badan dengan erupsi gigi molar pertama permanen rahang bawah pada anak usia 5-8 tahun di Kelurahan Bukit Lama Palembang tahun 2014 (hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh X2-hitung 12,244 > X2 tabel 1,699 (df:4) sertaP-value 0,016 <? 0,05).
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TIMBULNYA PLAK GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 130 PALEMBANG RA ZAINUR
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9888.129 KB)

Abstract

Brushing your teeth has become a part of life. Brushing has been taught for generations to every generation. Now toothbrush is a need both to children and parents. Generally, people brushing their teeth to clean the tooth surface of the leftovers. Brushing teeth regularly is not guarantee of free oral health problems, such as plaque which later evolved into dental caries and corals as well as other dental diseases. But at least been able to reduce plaque itself so minimize the growth of bacteria that can cause gum disease (Anonymous. 2012). Lack of public understanding about the selection of children's toothbrushes akan mempengaruhi Plaque scores of the child. Researchers will conduct research on student Ii in the Elementary School 130 Palembang is because previous students Ii in the Elementary School 130 Palembang've never done oral health examination to be used as a comprehensive clinic patients as well as student Ii Elementary School 130 Palembang. Based on the above, the writer is interested to discuss about Factors Associated With Incidence of Dental Plaque in Children Elementary School (SD) State 130 Palembang Year 2014 Population is the subject of research. In this study population, the entire student Ii Elementary School Palembang in 2014 amounted to 130 181 people. A sample is a subject of research. In this study sample, the majority of students Ii Elementary School 130 of Palembang in 2014 totaled 47 orang.Hasil study showed no correlation between the physical anatomy of the teeth, scraping the food, the type used toothbrush, tooth brushing techniques and types of food simultaneously with dental plaque in children in elementary school of 130 Palembang Year 2014 at the end of the study are suggested in an effort to prevent the occurrence of dental plakue the students need to do counseling and practice correct brushing techniques to students in order to improve oral health.
Korelasi pH Saliva dan Tindakan Pencegahan Terhadap Kejadian Karies di SD Negeri 138 Palembang Marlindayanti Marlindayanti; Sri Wahyuni; RA Zainur
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 11 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit gigi dan mulut yang paling umum adalah karies gigi. Rata-rata indeks DtviF-T penduduk Indonesia sebesar 4,6 yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia mencapai 4- 5 gigi per orang, sedangkan DMF-T penduduk Sumatera Selatan berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 sebesar 5,3 yang berarti kerusakan gigi penduduk Sumatera Selatan mencapai 5 gigi per orang. Derajat keasaman (pH) saliva turut berperan dalam proses demineralisasi permukaan gigi. Penggunaan Iluor dapat meningkatkan ketahanan struktur gigi terhadap demineralisasi dengan membantu proses rernineralisasi, sehingga dapat mengurangi aktifitas karies. Penelitian ini bertujuan rnengkaji korelasi tindakan pencegahan dan pH saliva terhadap kejadian karies pada anak di SON 138 Palembang, merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif, populasi sebanyak 350 anak, sampel diambil secara purposif sampling dengan melibatkan 316 siswa sebagai sampel. dianalisa secara univariat dan bivariat dengan anova. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pH saliva dengan kriteria rendab persentasenya 54%, Rata-rata DMF-T I, I def-t 2,9 yang artinya didalam mulut setiap anak terdapat 1 gigi tetap dan 3 gigi susu yang karies. Kesimpulan basil penelitian Tidak ada interaksi y~g signifikan (p>0,05) pH saliva dan tindakan pencegahan terhadap karies gigi tetap (DMF-T}. Tidak ada interaksi yang signifikan (p>0,05) pH saliva dan tindakan pencegahan terhadap karies gigi susu ( def-t). Ada kontribusi yang efektif (p<0,05) antara pH saliva dan tidakan pencegahan terhadap kejadian karies.