Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERBANDINGAN STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA USIA 12 TAHUN DI SMP XAVERIUS 1 DAN SMPN 39 PALEMBANG Bertha Aulia; Sri Wahyuni; Rahma Fernita Aprilia
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.12 KB)

Abstract

World Health Organization (WHO) survey in 2003, 60-90% dental caries experience children in the world. RisetKesehatan Dasar (RISKESDAS) data in 2018, the prevalence of dental and oral problems in South Sumatraprovince was 52,4%. Dental and oral health can be influenced by parent’s education levels, parent’s incomelevels, parent’s occupation, and dietary habit. The purpose of this study was to compare the dental and oralhealth status of 12-year-old students at SMPN 39 and SMP Xaverius 1 Palembang. This was a observationalanalytic study with a cross sectional study design. Samples were all 12-years-old students at SMP Xaverius 1and SMPN 39 Palembang with total 90 students obtained by purposive sampling technique. Parent’s educationlevels, parent’s income levels, parent’s occupation, and dietary habit data were analyzed using Kruskal-Wallisand to compare DMF-T and PBI at SMP Xaverius 1 and SMPN 39 Palembang were using Mann-Whitney test.There are significant differences between parent’s education levels, parent’s income levels, parent’s occupation,and dietary habit on dental and oral health, DMF-T and PBI p=0.000 (p<0.05). The conclusion of this study isthe oral and dental health of 12-years-old students at SMP Xaverius 1 is better than SMPN 39 Palembang.
GAMBARAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA ANAK SD NEGERI 03 SIRAH PULAU PADANG TAHUN 2018 Sri Wahyuni
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.456 KB)

Abstract

Caries is a disease that affects children, especially aged 6 years. Not only children who can be affected but alsoadolescent, adult, and even elderly. At the age of 6 years the permanent first molars begin to erupt so that theyare more susceptible to caries. This study aims to determine the description of caries in permanent first molar inchildren at SD Negeri 03 Pulau Padang Sirah in 2018. This study used descriptive research methods. The studypopulation was 110 children with a sample of 86 children. The results showed caries incidence in 50 fourthgrade children reached 58.13%, caries incidence based on tooth elements, permanent lower left first molarcaries with the highest caries incidence rate, there were 35 teeth (36.84%), whereas the right first permanentmaxillary molar were the fewest caries, which is only 11 teeth (11,957%). Based on the age the highestincidence of caries was found at 9 years of age reaching 15 children (30%). It is because children like to eatfoods that contain very high sugar and show a lack of awareness and motivation of parents towards children tomaintain dental health.
PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET BERXYLITOL TERHADAP pH SALIVA Resmi Tridiananda; Sri Wahyuni
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.399 KB)

Abstract

Kecepatan aliran saliva yang rendah dan kekentalan saliva yang tinggi dapat menunjukkan tingginya proses terjadinya karies. Pencegahan penurunan pH saliva dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan pengganti gula yang dapat meningkatkan pH saliva antara lain Xylitol. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa mengunyah permen karet yang mengandung xylitol lebih baik untuk kestabilan status saliva dibanding permen karet bergula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah permen karet berxylitol terhadap pH saliva. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan pendekatan pre dan post test design, menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian ini berjumlah 40 sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 20 orang, terdiri dari kelompok perlakuan mengunyah permen karet berxylitol dan kontrol dengan mengunyah permen karet bergula. Pengambilan saliva pertama dilakukan setelah subjek mengkonsumsi snack jenis karbohidrat, lalu subjek diberikan permen karet berxylitol dan bergula masing-masing 1 butir selama ±5 menit. Pengambilan saliva kedua dilakukan setelah subjek mengunyah permen karet berxylitol dan bergula dalam jangka waktu 20 menit. Pengukuran pH saliva menggunakan pH meter. Rata-rata pH saliva sebelum perlakuan mengunyah permen karet berxylitol adalah 4,69 dan sesudah adalah 6,51. Uji T berpasangan diperoleh hasil p= 0,005 (p<0,05) menunjukkan terjadinya peningkatan pH saliva sesudah mengunyah permen karet berxylitol. Berdasarkan penelitan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa mengunyah permen karet berxylitol dapat meningkatkan pH saliva.
PENGARUH PENGOLESAN BAHAN REMINERALISASI fTCP (Clinpro®) TERHADAP pH SALIVA Alvi Syahrizky Tifanny; Sri Wahyuni
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.231 KB)

Abstract

Saliva merupakan faktor yang berperan dalam proses demineralisasi dan remineralisasi gigi. Proses demineralisasi yang terjadi secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan proses remineralisasi pada gigi dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Pencegahan terhadap ketidakseimbangan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pH saliva untuk membantu mengurangi terjadinya demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi pada gigi. Proses remineralisasi dapat terjadi secara ilmiah atau dipercepat menggunakan bahan remineralisasi seperti fluor Tri Calcium Phospat (fTCP)yang dapat larut di dalam gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh pengolesan bahan remineralisasi fTCP (Clinpro®) terhadap pH saliva. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian telaah pustaka dengan menggunakan sumber literatur. Berdasarkan beberapa pendapat dari hasil penelitian dan review artikel dapat disimpulkan bahwa pengolesan bahan remineralisasi fTCP (Clinpro®) berpengaruh terhadap pH saliva. pH saliva yang awalnya asam akan menjadi normal sehingga dapat menghambat terjadinya demineralisasi dengan menggunakan salah satu bahan remineralisasi fTCP (Clinpro®) sebagai metode pencegahan terjadinya karies gigi.
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGARUH ROKOK ELEKTRIK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA KOMUNITAS VAPOR DI KOTA PALEMBANG Allicia Maharani; Sri Wahyuni; Nur Adiba Hanum
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.321 KB) | DOI: 10.36086/jkgm.v3i1.759

Abstract

Latar Belakang : Rokok Elektrik dirancang untuk menghantarkan nikotin tanpa asap tembakau dengan cara memanaskan larutan nikotin, perasa, propilen glycol dan glycerin. Rokok elektrik dapat menyebabkan beberapa gangguan pada rongga mulut seperti perubahan struktur dan estetika gigi, melanosis rongga mulut, xerostomia, danp periodontitis. Umumnya rokok elektrik digunakan oleh kalangan milenial dan menjadikannya sebagai gaya hidup yang ingin dicoba. Pengguna pemula hanya ikut-ikutan untuk menggunakan tanpa tahu dampak bagi kesehatan gigi dan mulut. Vaping dianggap lebih aman dibandingkan rokok konvensional karena tidak mengandung produk-produk pembakaran yang berbahaya. Hal ini menunjukkan bahwa masih minimnya pengetahuan yang diterima oleh masyarakat tentang bahaya rokok elektrik. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pengaruh rokok elektrik terhadap kesehatan gigi dan mulut pada komunitas vapor di kota Palembang. Metode: Deskriptif, Dilaksanakan pada bulan Februari 2021. Sample penelitian ini sebanyak 100 orang pengguna rokok elektrik di kota Palembang dengan analisa data Univariat. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden pengguna vapor yang memiliki pengetahuan tentang pengaruh rokok elektrik terhadap kesehatan gigi dan mulut dengan katergori baik sebesar 26%, dengan kategori sedang sebesar 10%, dan kategori kurang sebesar 64%. Simpulan: Sebagian besar pengguna rokok elektrik memiliki pengetahuan tentang pengaruh rokok elektrik terhadap kesehatan gigi dalam kategori kurang sehingga perlu diberikan edukasi pada pengguna rokok elektriik. Kata Kunci : Pengetahuan, rokok elektrik, kesehatan gigi dan mulut
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE PEMUTARAN VIDEO ANIMASI SECARA VIRTUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI ANAK KELAS 5 SD Tasya Indah Jelita; Nur Adiba Hanum; Sri Wahyuni
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.899 KB)

Abstract

Latar belakang. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip- prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, di mana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya, dan dan biasa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan serta terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tujuan. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dengan metode pemutaran video animasi dalam meningkatkan pengetahuan. Metode. Penelitian ini adalah quasi-experimental one group pre-test – post-test design. Sampel pada penelitian ini adalah anak SD kelas 5 sebanyak 40 orang. Hasil. Rata-rata tingkat pengetahuan respondent sebelum penyuluhan memiliki pengetahuan rendah (38% jawaban rendah) dan memiliki pengetahuan baik(78% jawaban benar). Secara uji statsitik didapatkan nilai p= 0,000 (<0,05) yang artinya terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan anak dari sebelum dibanding sesudah penyuluhan dengan pemutaran video animasi secara virtual. Simpulan. Metode pemutaran video animasi dapat meningkatkan pengetahuan secara signifikan anak kelas 5 SDN 127 Palembang dalam kegiatan penyuluhan kesehatan gigi.
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK DI DESA KENTEN LAUT RT. 18 BANYUASIN Nandiya Selvyanita; Sri Wahyuni; Nur Adiba Hanum
Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM) Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM)
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.873 KB) | DOI: 10.36086/jkgm.v3i1.798

Abstract

Latar belakang. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Orang tua khususnya ibu, perlu mengetahui, mengajarkan serta melatih anak sejak dini untuk merawat gigi sendiri karena di usia ini ibu harus mampu mengikuti perkembangan anak sehingga anak mudah memahami dan belajar. Penyebab timbulnya masalah gigi dan mulut salah satunya adalah faktor perilaku dan sikap mengabaikan kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut yang dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut anak di Desa Kenten Laut Rt.18 Banyuasin. Metode. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data univariat. Sampel penelitian ini sebanyak 55 responden ibu di Desa Kenten Laut RT 18, dengan teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan total sampling. Hasil. Pengetahuan orang tua (ibu) tentang kesehatan gigi dan mulut anak dengan kategori baik sebanyak 28 responden (50,9%), cukup sebanyak 18 responden (32,7%), dan kurang sebanyak 9 responden (16,3%). Simpulan. Ada 49,1% dari orang tua responden yang memiliki pengetahuan yang belum baik tentang kesehatan gigi dan mulut anak, sehingga diperlukan tindak lanjut untuk diberikan penyuluhan.
Tahap Erupsi Dengan Status Gizi Pada Anak Suku Palembang Sri Wahyuni; Bertha Aulia; Trya Aldila Tan
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 1 No 13 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.941 KB)

Abstract

Gangguan pada waktu atau urutan erupsi dapat menyebabkan komplikasi seperti maloklusi, crowding, gangguan kebersihan mulut, penyakit periodontal, dan kebutuhan perawatan ortodontik.Status gizi mempunyai peranan penting pada waktu erupsi. Pengukuran status gizi yang paling banyak digunakan adalah indeks massa tubUh (IMT). Anak-anak denagn status gizi kurang menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat sedangkan anak dengan obesitas menunjukkan waktu erupsi gigi lebih awal dibandingkan dengan anak-anak dengan status gizi normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan tahap erupsi gigi molar dan insisivus pertama permanen bawah pada suku Palembang anak usia 6-7 tahun. 400 anak dengan kesehatan baik (211 laki-laki dan 189 perempuan) usia 6-7 tahun dari SD 177,179,179 Palembang yang diperiksa indeks massa tubuh, tahap erupsi gigi molar dan insisivus pertama bawah permanen dan kemudian dianalisis menggunakan Kendall’s Tau. Hasil penelitian menunjikkan adanya hubungan antara status gizi dengan tahap erupsi gigi molar dan insisivus pertama bawah permanen.
Korelasi pH Saliva dan Tindakan Pencegahan Terhadap Kejadian Karies di SD Negeri 138 Palembang Marlindayanti Marlindayanti; Sri Wahyuni; RA Zainur
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 11 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit gigi dan mulut yang paling umum adalah karies gigi. Rata-rata indeks DtviF-T penduduk Indonesia sebesar 4,6 yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia mencapai 4- 5 gigi per orang, sedangkan DMF-T penduduk Sumatera Selatan berdasarkan RISKESDAS tahun 2013 sebesar 5,3 yang berarti kerusakan gigi penduduk Sumatera Selatan mencapai 5 gigi per orang. Derajat keasaman (pH) saliva turut berperan dalam proses demineralisasi permukaan gigi. Penggunaan Iluor dapat meningkatkan ketahanan struktur gigi terhadap demineralisasi dengan membantu proses rernineralisasi, sehingga dapat mengurangi aktifitas karies. Penelitian ini bertujuan rnengkaji korelasi tindakan pencegahan dan pH saliva terhadap kejadian karies pada anak di SON 138 Palembang, merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif, populasi sebanyak 350 anak, sampel diambil secara purposif sampling dengan melibatkan 316 siswa sebagai sampel. dianalisa secara univariat dan bivariat dengan anova. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pH saliva dengan kriteria rendab persentasenya 54%, Rata-rata DMF-T I, I def-t 2,9 yang artinya didalam mulut setiap anak terdapat 1 gigi tetap dan 3 gigi susu yang karies. Kesimpulan basil penelitian Tidak ada interaksi y~g signifikan (p>0,05) pH saliva dan tindakan pencegahan terhadap karies gigi tetap (DMF-T}. Tidak ada interaksi yang signifikan (p>0,05) pH saliva dan tindakan pencegahan terhadap karies gigi susu ( def-t). Ada kontribusi yang efektif (p<0,05) antara pH saliva dan tidakan pencegahan terhadap kejadian karies.
The Effect Of Isotonic Solution Immersion On Tooth Enamel Hardness After Topical Application Of CPP-ACPF And fTCP Sri Wahyuni; Rini Bikarindrasari; Mutiara Nur Fauziah
Jurnal Kesehatan Gigi Vol 9, No 1: Juni 2022
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkg.v9i1.8199

Abstract

Introduction:  The  addition  of  topical  CPP-ACPF  and  fTCP  on  tooth  enamel  can improve enamel hardness due to remineralization process. Demineralization can occur during  acid  environment  in  the oral  cavity  and  enamel  hardness  can  decrease. Objective:  To determine  the effect of isotonic solution immersion  and compare tooth enamel hardness after CPP-ACPF and fTCP application. Methods: Thirty six crowns of  maxillary first premolars were divided into three groups, each consisted of 12 tooth crowns.  The  baseline  hardness  of  each  sample  (pre-test)  was  tested  using  Vicker’s Hardness Tester Digital. Afterwards,  CPP-ACPF  was applied to group A, fTCP was applied to group B, and artificial saliva to group C (control) for 24 hours, then the hardness was re-assessed  (post-test 1). Immersion in isotonic solution was conducted for  24  hours  to  simulate  demineralization  process,  then  enamel hardness  was  re- assessed  (post-test  2). Results:  Paired  t-test  on post-test  1 revealed  that all groups showed  significant  increase  and  post-test  2  showed  significant  enamel   hardness decrease.  The results  of  one-way  ANOVA  on  pre-test  showed  that  there  was  no significant difference, while post test 1 and post-test 2 revealed significant difference. Post-Hoc Bonferroni test showed that there was no statistically significant difference of enamel hardness between groups. Conclusion: There was an effect of isotonic solution immersion on tooth enamel hardness that were given topical CPP-ACPF and fTCP.