Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Lingkungan Sultan Agung

PENENTUAN FAKTOR JAM PUNCAK DAN HARIAN MAKSIMUM TERHADAP POLA PEMAKAIAN AIR DOMESTIK DI KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, YOGYAKARTA Benny Syahputra
Jurnal Lingkungan Sultan Agung Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Lingkungan Sultan Agung
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kalasan berada pada propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan majunya pembangunan, arah perkembangan kota di samping ke arah utara juga mengarah ke arah timur, hal ini ditandai dengan bermunculannya perumahan-perumahan baru. Kecamatan Kalasan adalah merupakan salah satu kawasan di daerah sebelah timur Yogyakarta  yang mengalami perkembangan pesat, dan setiap pembangunan perumahan baru menuntut dibangunnya prasarana-prasarana yang mendukung keberadaan perumahan tersebut, seperti sumur dan jaringan distribusi air   (PAM).Penelitian ini bertujuan untuk menghitung faktor jam puncak dan harian maksimum pada pola pemakaian air di Kecamatam Kalasan.Teknik sampling dilakukan  secara Sampel Acak Proporsional Distratifikasi (Stratified Proportional Random Sampling). Pengambilan secara acak  distratifikasi adalah untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi dalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam, dan tiap lapisan tersebut akan diambil secara acak, tetapi setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Kalasan (Purwomartani, Selomartani, Tamanmartani, dan Tirtomartani) diambil sampelnya secara proporsional sebanyak 200 responden yang didapatkan dari perbandingan antara jumlah kepala keluarga tiap-tiap kelurahan  dengan total kepala keluarga seluruh kelurahanPemanfaatan air  per kapita di Kecamatan Kalasan telah menyamai seperti pemanfaatan air di kota kecil yang ditetapkan oleh  Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum sebesar 130 liter/orang/hari. Pemanfaatan air jam puncak sebesar 266,73 liter/hari, yang berada pada pagi hari antara jam 06.00 sampai dengan 08.00 WIB, sedangkan pemanfaatan air pada harian maksimum sebesar 774,09 liter/hari yang berada pada hari Minggu. Faktor jam puncak di Kecamatan Kalasan sebesar 1,30 dan faktor harian  maksimum   sebesar 1,26, jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, faktor jam puncak 1,5 sedangkan harian maksimum 1,1. Hal ini artinya faktor jam puncak dan harian maksimum yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum,  tidak dapat digeneralisir di Kecamatan Kalasan. Kata kunci : Pola pemakaian air, Jam puncak, harian maksimum
PEMANFAATAN ALGAE CHLORELLA PYRENOIDOSA UNTUK MENURUNKAN TEMBAGA (Cu) PADA INDUSTRI PELAPISAN LOGAM Benny Syahputra
Jurnal Lingkungan Sultan Agung Vol 2, No 2 (2012): Journal Lingkungan Sultan Agung
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ion tembaga (Cu) termasuk ion yang berbahaya apabila dibuang ke badan air karena bersifat toksik. Pengolahan kadar Cu dapat dilakukan dengan memanfaatkan algae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume algae yang paling efektif dan efisien dalam menurunkan kadar tembaga (Cu) limbah cair pelapisan logam. Penelitian ini dilakukan dengan cara memvariasi volume algae (Chlorella pyrenoidosa 400 ml/l, 600 ml/l, 800 mI/I dengan waktu pengamatan 7 hari. Sampel limbah diambil sebanyak 4 liter per ember dengan jumlah ember 12 buah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (CRD) dengan 3 kali ulangan. Analisis kandungan tembaga (Cu) dilakukan sebelum dan sesudah pengamatan selama 7 hari di laboratorium Hasil penelitian menunjukkan, rata rata kadar tembaga (Cu) pada saat sebelum perlakuan adalah 3,29 mg/L, rata rata akhir setelah perlakuan dengan variasi volume algae Chlorella pyrenoidosa 800 ml/l kadar tembaga, (Cu) turun menjadi 0,29 mg/L, sedangkan rata rata efisiensi tingkat penurunan kadar tembaga, masing masing perlakuan adalah 400 ml/l = 83,38 %; 600 ml/l = 88,44; 800 ml/l = 90,97 %. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif dari 3 perlakuan yang dilakukan adalah dengan variasi volume algae Chlorella pyrenoidosa 800 ml/l. 
PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP POLA PEMAKAIAN AIR DOMESTIK Benny Syahputra
Jurnal Lingkungan Sultan Agung Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Lingkungan Sultan Agung
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of the socio-economic conditions of the community can affect the use of domestic water in an area. The purpose of this study was to determine the domestic water demand in the Kalasan Subdistrict at different social and economic levels. The method used in this study includes interviews to collect data based on stratified proportional random sampling. This study obtained the results, namely: (1). The level of education in Kalasan Subdistrict affects the use of domestic water, this shows that the higher the level of education, the greater the use of water, so the higher education level tends to use water more wastefully; (2). Income level does not affect domestic water use; (3). The use of domestic water in the Kalasan Subdistrict is not determined by certain types of work.