Pancan Beta
Universitas Cokroaminoto Palopo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teks Pengarang Perempuan Indonesia: Gagasan Feminisme Lesbian Besse Herdiana; Pancan Beta
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 4 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v4i2.169

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gagasan feminisme lesbian dalam novel Swastika karya Maya Wulan dan Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Data penelitian ini adalah kalimat- kalimat atau paragraf yang menunjukkan bentuk pengalaman lesbian dan gagasan feminisme lesbian dalam novel Swastika dan novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Sumber data penelitian ini adalah novel Swastika karya Maya Wulan yang diterbitkan oleh Grasindo tahun 2004 dan Nayla karya Djenar Maesa Ayu diterbitkan Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2006. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik membaca dan teknik pencatatan dalam hal ini pembuatan korpus data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan tentang lesbian yang dimunculkan oleh kedua pengarang dalam masing-masing novel berusaha membongkar akan adanya hubungan yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan seksual, bagi tokoh Swastika dan Nayla, perempuan memiliki kemampuan dan sumber energi tersendiri dalam hubungannya dengan perempuan yang lain. Hubungan yang melibatkan laki-laki, tidak menjamin akan adanya kepuasaan yang diterima oleh perempuan, sehingga kedua tokoh ini melakukan penolakan terhadap keberadaan laki-laki dalam hubungan seksual. Hasil perbandingan kedua novel menunjukkan bahwa dalam novel Swastika pengarang menggambarkan tokoh Swastika yang berusaha melawan kecenderungan lesbiannya dengan rasa ketakutan, perasaan bersalah, karena berada dalam situasi ketidakwajaran, sementara dalam novel Nayla pengarang lebih berani dan tegas menggambarkan kecenderungan lesbian tokoh Nayla tanpa peduli dengan aturan-aturan.
Etnografi Komunikasi Tata Cara Bertutur Masyarakat Suku Padoe Pancan Beta; Rinni Salvia; Besse Herdiana
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v6i1.274

Abstract

Konsep tentang etnografi komunikasi berbicara tentang masyarakat dan segala tindakan kebudayaan berupa kejadian yang diekspresikan masyarakat dengan bahasa. Relevansi antara bahasa dan etnografi terlihat pada ekpresi kebudayaan yang dijelaskan melalui peristiwa bahasa. Etnografi mengkaji peranan bahasa dalam perilaku komunikatif masyarakat, cara bagaimana bahasa digunakan dalam masyarakat yang berbeda kebudayaan. Tulisan ini menjelaskan etnografi masyarakat suku Padoe di Desa Tabarano Kecamatan Wasuponda berdasarkan teori Hymes. Etnografi komunikasi berupa tata cara bertutur masyarakat suku padoe mengacu pada penggunaan bahasa kasar dan bahasa halus yang penggunaannya berlandaskan etika yang disesuaikan dengan variasi bahasa, konteks, situasi, serta lawan tutur.