This Author published in this journals
All Journal Communication
Junaidi Junaidi
Program Doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Kasus Rasisme Papua Natalius Pigai Dalam Perspektif Teori Spiral Keheningan Eka Sri Dana; Indah Suryawati; Junaidi Junaidi; A Mirza Ronda; Rahtika Diana
Communication Vol 12, No 1 (2021): COMMUNICATION
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/comm.v12i1.1328

Abstract

Masyarakat majemuk dengan keanekaragaman suku bangsa yang tinggi serta ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa masalah rasisme di Indonesia ke permukaan. Fenomena rasisme melalui postingan di media baru justru mendapatkan sorotan dari media massa, bahkan media dan masyarakat beramai-ramai memberikan sanksi moral hingga tuntutan perlu diberikannya sanksi hukum oleh negara pada pelaku rasisme. Kasus rasisme yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pernyataan rasisme yang dialami Natalius Pigai, politikus Partai Hanura. Fenomena ini dapat dijelaskan dengan menggunakan Teori Spiral Keheningan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hilangnya keheningan masyarakat mengenai rasisme dengan melihat pada kesadaran masyarakat pengguna media baru terkait permasalahan rasisme di Indonesia. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif menggunakan google trends dengan menangkap pola-pola yang mencerminkan peningkatan kesadaran tersebut pada periode sepuluh tahun terakhir (2012-2021). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan volume pencarian kata kunci “rasisme” yang dipicu oleh sejumlah kasus rasisme di dalam maupun di luar negeri. Selain terjadinya peningkatan, juga terjadi pemerataan persebaran pencarian kata kunci pada seluruh provinsi di Indonesia. Temuan ini menunjukkan spiral kebisuan terkait rasisme telah semakin pudar dan diharapkan beralih pada pelaku rasisme, sehingga pada masa depan, dapat terwujud masyarakat Indonesia yang bebas dari rasisme, terutama rasisme pada Papua.