Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Efektivitas pestisida nabati saliara (Lantara camara L.) terhadap hama tanaman rosela (Hibiscus sabdariffa L.) Hardiansah Hardiansah; Yanyan Mulyaningsih; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.419 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i1.127

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi efektif pestisida nabati saliara (Lantara camara L.) terhadap populasi hama, intensitas penyakit dan luas serangan hama dan penyakit serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman rosela. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2009 sampai dengan 27 Oktober 2009 bertempat di Kebun Percobaan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu konsentrasi pestisida nabati saliara, dengan 6 taraf perlakuan, yaitu P0 kontrol negatif (0%), P1 (2,5%), P2(3,65%), P3 (5%), P4 (6,25%) dan P5 kontrol positif (0,1% Decis dan 0,2% Propineb). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi pestisida hayati berpengaruh nyata terhadap populasi dan luas serangan hama kutu putih (Pseudoccus sp.), dan konsentrasi pestisida nabati 6,25% menunjukkan hasil terbaik dibandingkan dengan taraf yang lainnya.Kata Kunci : pestisida nabati saliara, rosela, Pseudococcus
Morfologi bunga dan viabilitas serbuk sari berbagai aksesi pamelo {Citrus maxima (Burm.) Merr.} Septari Permata Dewi; Arifah Rahayu; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.947 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i1.130

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfologi bunga dan viabilitas serbuk sari berbagai aksesi pamelo. Penelitian dilakukan di kebun petani di Desa Tambak Mas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan dan preparat diamati di Laboratorium Mikroteknik Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Pengamatan bunga dan viabilitas serbuk sari dilakukan terhadap 11 aksesi pamelo. Karakter yang berperan dalam pengelompokan aksesi pamelo adalah diameter kelopak, jumlah bunga per tangkai, lebar petal dan panjang tangkai. Berdasarkan morfologi bunga pada tingkat kemiripan 28,61%, aksesi pamelo dipisahkan atas kelompok I (Adas Gulung, Jawa 2, Jawa 3, Adas Duku, Bali Merah 2, Magetan, Nambangan dan Bali Putih), kelompok II (Sri Nyonya), dan kelompok III (Bali Merah 1). Hasil pewarnaan dengan tetrazolium klorida (TTC) menunjukkan ‘Jawa 3’ memiliki viabilitas serbuk sari tertinggi, sedangkan ‘Jawa 1’, ‘Bali Merah 1’, dan ‘Bali Merah 2’ terendah. Umumnya perkecambahan dengan media polen germination medium (PGM) memberikan viabilitas serbuk sari lebih tinggi dibandingkan media Brewbaker&Kwack. Viabilitas serbuk sari tertinggi pada media Brewbaker&Kwack ditunjukkan oleh ‘Adas Duku’, sedangkan pada media PGM oleh
Daya insektisidal minyak nilam (Pogostemon cablin Benth) dan ekstrak lerak (Sapindus rarak DC.) pada hama gudang sitophilus zeamais (Motsch.) Dwi Puspitosari; Nur Rochman; Octavianus Lumban Tobing
JURNAL AGRONIDA Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.366 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i1.143

Abstract

Sitophilus zeamais merupakan hama yang penting karena dapat menimbulkan kerusakan pada komoditas yang disimpan di gudang. Pengendalian S. zeamais antara lain dengan memanfaatkan minyak nilam dan ekstrak lerak sebagai insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan minyak nilam (Pogostemon cablin Benth) dan ekstrak lerak (Sapindus rarak DC.) dalam mengendalikan hama gudang Sitophilus zeamais Motsch. Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap dan analisis probit untuk mengetahui nilai LC50 dan LC95. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 72 JSP (Jam Setelah Perlakuan) mortalitas S. zeamais mencapai 100% pada konsentrasi minyak nilam sebesar 9% dan pada konsentrasi lerak sebesar 3% hingga 3,5%. Nilai LC50 dan LC95 untuk perlakuan minyak nilam adalah sebesar 1,524% dan 4,508% sementara pada perlakuan lerak sebesar 0,720% dan 2,170%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak nilam dan ekstrak lerak berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan insektisida nabati. Kata kunci: S. zeamais, minyak nilam, ekstrak lerak, mortalitas 
Efektivitas penggunaan pestisida biorasional daun kipahit (Tithonia Diversifolia) dan atau daun mindi (Melia Azadirach) dalam pengendalian hama dan penyakit penting tomat (Licopersicon Esculentum Mill) Hendi Supriatna; Yanyan Mulyaningsih; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 1 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.289 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i2.151

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak daun Kipahit dan atau daun Mindi serta perbedaan konsentrasi dapat mengendalikan hama dan penyakit penting tomat. Selain itu, apakah ada interaksi antara ekstrak daun Kipahit dan daun Mindi.Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu dengan pemberian ekstrak daun Kipahit (Tithonia diversifolia) dan daun Mindi (Melia azadirach) terdiri atas 5 taraf : P0 = (kontrol), P1 = (Kipahit 16 kg berat basah), P2 = (Kipahit 10 kg bb + Mindi 6 kg bb), P3 = (Kipahit 6 kg bb + Mindi 10 kg bb), P4 = (Mindi 16 kg bb). Faktor ke dua yaitu konsentrasi ekstrak daun Kipahit dan daun Mindi terdiri dari 2 taraf yaitu : K1 = 8 kg bb, K2 = 16 kg bb.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Kipahit dan atau daun mindi serta perbedaan konsentrasi tidak berpengaruh nyata pada Ulat Buah (Helicoverpa armigera) pada umur 66, 73, 80 dan 87 HST, Kutu Kebul (Bemicia tabaci) pada umur 45, 52, 59, 66, 73 dan 80 HST, Ulat Grayak (Spodoptera litura) pada Umur umur 45, 52, 59, 66, 73, 80 dan 87 HST dan penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) pada umur 45, 52, 59, 66, 73, 80 dan 87 HST. Selain itu tidak terdapat interaksi antara ekstrak daun kipahit dan daun mindi.
Daya insektisidal ekstrak daun tembelekan(Lantana camara Linn.) dan buah lerak (Sapindus rarak DC.) pada hama gudang callosobruchus chinensis Indah Pratiwi; Setyono Setyono; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 1 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.933 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i2.157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ektrak daun tembelekan (Lantana camara Linn.) dan buah lerak (Sapindus rarak DC.) dalam mengendalikan hama gudang Callosobruchus chinensis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai Januari 2015 di Laboratorium Entomologi, SEAMEO BIOTROP. Pada penelitian ini terdapat dua percobaan yaitu dengan ekstrak daun tembelekan dan buah lerak. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan untuk setiap taraf konsentrasi bahan ekstrak. Konsentrasi ekstrak daun tembelekan yang digunakan untuk uji pendahuluan masing-masing adalah 0.0%; 0.5%; 1.0%; 1.5%; 2.0%; 2.5% dan 3.0% (v/v). Konsentrasi ekstrak buah lerak masing-masing 0.0%; 1.0%; 1.5%; 2.0%; 2.5%; 3.0% dan 3.5% (w/v). Konsentrasi yang digunakan untuk uji utama ditentukan berdasarkan hasil uji pendahuluan
Daya insektisida ekstrak daun otikai (Alphitonia sp.) dan ekstrak buah pinang (Areca catechu L.) terhadap tingkat kematian serangga hama gudang Callosobruchus chinensis L Marinus Gobai; Octavianus Lumban Tobing; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 1 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.285 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i2.166

Abstract

Callosobruchus chinensis L. merupakan hama yang sangat penting karena dapat menimbulkan kerusakan pada komoditas yang disimpan di gudang. Pengendalian C.chinensis antara lain dengan memanfaatkan ekstrak daun otikai dan ekstrak buah pinang sebagai insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun otikai (Alphitonia sp.) dan buah pinang (Areca catechu L.) dalam mengendalikan hama gudang Callosobruchus chinensis. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Entomologi, SEAMEO BIOTROP. Penelitian dilakukan melalui percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Yang menjadi perlakuan adalah 7 taraf konsentrasi pestisida nabati dengan tiga kali ulangan untuk setiap taraf. Penelitian menggunakan analisis probit untuk mengetahui nilai LC50 dan LC95. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun otikai dan buah pinang berhasil mematikan serangga C.chinensis sebesar 95% selama 48 jam. Mortalitas tertinggi selama 48 jam setelah perlakuan terdapat pada konsentrasi 9.0% untuk ekstrak daun otikai dan 3.0 % untuk buah pinang dengan nilai yang sama, yaitu sebesar 100%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa serangga jantan lebih
Pengaruh air kelapa dan media tanam terhadap pertumbuhan stek stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) Saptaji Saptaji; Setyono Setyono; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 1 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.744 KB) | DOI: 10.30997/jag.v1i2.172

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi air kelapa dan jenis media tanam terhadap pertumbuhan stek tanaman stevia. Penelitian dilaksanakan bulan September 2012 sampai Desember 2012 di Kebun Percobaan Jurusan Agroteknologi Universitas Djuanda Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasi air kelapa yang terdiri atas lima taraf yaitu A0 = konsentrasi air kelapa 0%, A1 = konsentrasi air kelap 25 %, A2 = konsentrasi air kelapa 50 %, A3 = konsentrasi air kelapa 75 % dan A4 = konsentrasi air kelapa 100 %. Faktor kedua adalah perlakuan jenis media tanam yang terdiri atas empat taraf yaitu M0 = tanah, M1 = tanah : kompos cocopeat (1:1), M2 = tanah : kompos batang pisang (1:1) dan M3 = tanah : kompos daun keji beling (1:1). Secara umum stek tanaman stevia yang diberi konsentrasi air kelapa 100% (A4) dapat memberikan hasil terbaik pada tinggi stek dan jumlah daun pada umur 2, 3, 4 dan 6 minggu setelah tanam (MST), jumlah tunas (2 dan 3 MST), panjang akar, jumlah akar, bobot basah dan kering (berangkasan, pucuk dan akar)
Pertumbuhan Setek Sansevieria cylindrica ‘Skyline’ pada Berbagai Ukuran Bahan Tanaman dan Komposisi Media Tanam Rapilah Rapilah; Arifah Rahayu; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.014 KB) | DOI: 10.30997/jag.v2i1.748

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ukuran bahan setek dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan tanaman Sansevieria cylindrica ‘Skyline’. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Agroteknologi, Universitas Djuanda Bogor pada bulan Pebruari sampai dengan Juni 2013. Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap dua faktor, yaitu ukuran bahan setek (5, 7 dan 10 cm) dan komposisi media tanam (100% tanah, tanah + arang sekam (1:2), tanah + arang sekam (2:1), tanah + arang sekam (1:1) dan 100% arang sekam). Hasil penelitian menunjukkan bahan setek berukuran 7 dan 10 cm menghailkan persentase setek hidup, persentase setek bertunas, jumlah dan panjang akar lebih baik dibandingkan dengan bahan setek berukuran 5 cm. Setek yang ditanam pada media tanah + arang sekam (1:1) memiliki akar lebih panjang diandingkan dngan yang ditanam pada media 100% tanah.Kata kunci: panjang akar, Sansevieria cylindrica, arang sekam
DAYA INSEKTISIDA EKSTRAK DAUN KIPAHIT (Tithonia diversifolia (HAMSLEY) A. GRAY) DAN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) TERHADAP HAMA GUDANG Callosobruchus maculatus F. Josua Crystovel Pangihutan; Nur Rochman; Yanyan Mulyaningsih
JURNAL AGRONIDA Vol. 2 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.381 KB) | DOI: 10.30997/jag.v2i1.757

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun kipahit dan tembelekan dalam mengendalikan hama gudang Callosobruchus maculatus yang umum menyerang biji-bijian. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini dibedakan atas dua percobaan. Percobaan pertama menggunakan ekstrak daun kipahit dan percobaan kedua menggunakan ekstrak daun tembelekan. Konsentrasi ekstrak daun tembelekan dan kipahit yang digunakan pada uji pendahuluan masing-masing adalah 0.0%; 0.5%; 1.0%; 1.5%; 2.0%; 2.5% dan 3.0% (w/v). Hasil konsentrasi pada uji pendahuluan digunakan untuk menentukan konsentrasi pada tahap aplikasi uji utama. Konsentrasi yang digunakan pada kegiatan uji utama adalah sebesar 0.0%; 1.0%; 2.0%; 3.0%; 4.0%; 5.0%; 6.0% (w/v) untuk ektrak daun tembelekan dan 0.0%; 1.25%; 2.0%; 3.75%; 5.0%; 6.25%; 7.5% (w/v) untuk ekstrak daun kipahit. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Ekstrak daun kipahit dan tembelekan tidak berhasil untuk mematikan serangga Callosubruchus maculatus sebesar 95% selama 72 jam setelah perlakuan. Tingkat kematian tertinggi selama 72 jam berada pada konsentrasi 6.0% untuk ekstrak daun tembelekan dengan kematian sebesar 85.56% dan sebesar 7.5% untuk aplikasi pada ekstrak daun kipahit dengan nilai sama yaitu kematian sebesar 78.89%. Kata Kunci: insektisida nabati, tingkat kematian, Callosobruchus maculatus
PERTUMBUHAN KANTONG SEMAR {Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce} PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN TINGKAT NAUNGAN Daden Sukarta; Arifah Rahayu; Nur Rochman
JURNAL AGRONIDA Vol. 2 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.882 KB) | DOI: 10.30997/jag.v2i2.940

Abstract

Pitcher Plant {Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce} Growth in Different Compositions of Planting Medium and Level of ShadingABSTRACTThis research aimed to determine the effects of various compositions of planting medium and level of shading on the vegetative growth of the pitcher plant (Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce). The experiments were arranged in a split plot arrangement on randomized blok design. The main plot was paranet shading (0%, 25%, 50%, 75%), and the sub-plots were planting medium compositions (cocopeat : rice husk charcoal (1:0) (1:0), cocopeat : rice husk charcoal (0:1) (0:1), cocopeat : rice husk charcoal (1:1) (1:1), cocopeat : rice husk charcoal (1:2) (1:2), cocopeat : rice husk charcoal (2:1) (2:1)). Increased shading levels from 0% to 75% caused N. mirabilis plants to be shorter and rosetted, with larger leaf surface area and more leaves and pitchers, but with smaller-sized pitcher. Nepenthes mirabilis which were planted in 1:1 medium showed have more leaves, and pitchers, larger pitchers, greater leaf surface area and longer roots, compared with those planted in 1:2 medium. However, the number of leaves and root length of plants in 1:1 medium was not significantly different to those in 1:0 and 2:1 medium. Pitcher size of N. mirabilis  planted in 1:1 medium was not significantly different to those planted in 1:0 and 0:1 medium. The number of pitchers and leaf area of N. mirabilis planted in 1:1 medium was not significantly different to those planted in 0:1 and 2:1 medium. The pH level of 1:0 medium was lower than 0:1 medium at different levels of shading.Key words : Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce, cocopeat, rice husk charcoal, pitchers ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam dan tingkat naungan pada pertumbuhan vegetatif kantong semar (Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola petak terpisah (split plot design). Petak utama adalah naungan paranet (0%, 25%, 50%, 75%), sebagai anak petak adalah kombinasi media cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan 1:0, 0:1, 1:1, 1:2 dan 2:1. Pertambahan tingkat naungan dari 0% ke 75% menyebabkan pertumbuhan tanaman N. mirabilis lebih pendek dan berbentuk roset dengan luas daun lebih besar, jumlah daun dan kantong lebih banyak tetapi ukuran kantong lebih kecil. Nepenthes mirabilis yang ditanam pada komposisi media 1:1 menunjukan jumlah daun, jumlah kantong, ukuran kantong, luas daun dan panjang akar yang lebih besar dibandingkan dengan yang ditanam pada komposisi media1:2, walaupun demikian jumlah daun dan panjang akar pada 1:1 tidak berbeda nyata dengan yang ditanam pada 1:0 dan 2:1, ukuran kantong N. mirabilis yang ditanam pada media 1:1 tidak berbeda nyata dengan yang ditanam pada media 1:0 dan 0:1, jumlah kantong dan luas daun N. mirabilis yang ditanam pada media 1:1 tidak berbeda nyata dengan yang ditanam pada 0:1 dan 2:1. Tingkat kemasaman (pH) pada media tanam 1:0 lebih kecil dibandingkan dengan pH media tanam 0:1 pada berbagai tingkat naungan.Kata kunci: Nepenthes mirabilis (Lour.) Druce, cocopeat, arang sekam,  kantong