Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALYSIS INHIBITING FACTOR OF STUDENTS COMMUNICATION SKILL THROUGH IMPLEMENTATION OF NHT ON COLLOID MATERIAL Rahmatulloh Rahmatulloh; Putri Novitasari; Zilla A Ukrima; Muchlis Muchlis
JCER (Journal of Chemistry Education Research) Vol. 1 No. 2 (2017): Volume 1 No. 2 December 2017
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jcer.v1n2.p48-55

Abstract

This study was aimed to know the inhibiting factor of student communication skill in colloid material with application of Numbered Head Together model. The method of this research is descriptive quantitative and target are student of class XI IPA 2 SMAN Wonoayu Sidoarjo and XI IPA 5 SMA Al-Islam Krian with amount of 39 and 45 students. Result of this researchwas found that 41.03% of students of IPA 2 SMAN Wonoayu and 42.2% of students of XI IPA 5 SMA AL Islam Krian included communication delay. The results of data analysis showed that in XI IPA 2 SMAN Wonoayu Sidoarjo as much as 75% of student experience communication delays on ecological and psychological factors; 43.7% by the messaging and semantic factors. While in XI IPA 5 SMA Al Islam Krian 73.7% by psychological factors; 68% by ecological factors; 47.4% by messenger factors, and 42.1% by receiver and semantic factors.
PELATIHAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BAGI GURU SMA MAPEL KIMIA DI KABUPATEN BANYUWANGI Muchlis Muchlis; Rudiana Agustini; Harun Nasrudin
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v2n2.p72-82

Abstract

Tujuan PKM ini adalah (1) mendeskripsikan pemahaman materi penilaian keterampilan proses sains peserta pelatihan, (2) mendeskripsikan kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun instrumen penilaian keterampilan proses sains, (3) mendeskripsikan kemampuan peserta pelatihan dalam menerapkan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran di kelas, dan (4) mendeskripsikan respon peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan penilaian keterampilan proses sains ini. Kegiatan pelatihan ini terdiri atas beberapa langkah: (1) Pembelajaran selama beberapa jam oleh tim PKM terhadap peserta pelatihan yaitu guru-guru MGMP Mapel Kimia SMA Kabupaten Banyuwangi dalam rangka penyegaran materi penilaian keterampilan proses sains, (2) Tim PKM menilai instrumen penilaian keterampilan proses sains yang dikembangkan peserta pelatihan, (3) Tim PKM melaksanakan kegiatan pemantauan selama guru melakukan penilaian keterampilan proses sains untuk mendapatkan data kemampuan guru menerapkan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran di kelas, dan (4) Tim PKM memberikan angket kepada peserta untuk mendapatkan data respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan penilaian keterampilan proses sains. Instrumen dalam kegiatan pelatihan ini meliputi (1) Tes tulis untuk mengukur pemahaman peserta tentang penilaian keterampilan proses sains, (2) IPKG 1 untuk mengukur kemampuan guru menyusun RPP berbasis penilaian keterampilan proses sains, (3) IPKG 2 untuk mengukur kemampuan guru menerapkan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran di kelas, dan (4) Angket untuk mengukur respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan penilaian keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa œhasil pelatihan penilaian keterampilan proses sains di MGMP Mapel Kimia SMA Kabupaten Banyuwangi adalah baik, dengan didukung oleh fakta bahwa (1) Pemahaman materi penilaian keterampilan proses sains peserta pelatihan dalam kategori baik (66,7% peserta) dan kategori sangat baik (33,3%), (2) Kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun RPP berbasis penilaian keterampilan proses sains dalam kategori sangat baik (rata-rata penilaian 88,1) untuk kelompok pertama dan sangat baik (rata-rata penilaian 87,6) pula untuk kelompok kedua, (3) Kemampuan peserta pelatihan dalam menerapkan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran di kelas dalam kategori sangat baik (rata-rata penilaian 91,2) untuk kelompok pertama dan sangat baik (rata-rata penilaian 89,3) pula untuk kelompok kedua, dan (4) Respon peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan penilaian keterampilan proses sains menunjukkan respon positif.
Pelatihan Pengembangan Instrumen Penilaian KPS bagi Guru SMA Mapel Kimia di Kabupaten Sumenep Muchlis Muchlis; Rusly Hidayah
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v7n1.p30-35

Abstract

Mata pelajaran kimia adalah salah satu dari mata pelajaran yang juga harus dilakukan penilaian. Namun yang sering dilakukan adalah penilaian produk dan sikap ilmiah. Sementara mata pelajaran kimia merupakan bagian dari sains, dan hakikat sains mencakup tiga hal yaitu 1) produk ilmiah, 2) proses ilmiah dan 3) sikap ilmiah (Mariana dan Praginda, 2009). Produk ilmiah dapat berupa konsep, prinsip, hukum dan teori. Proses ilmiah mencakup perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, menganalisis data dan menyimpulkan. Keterampilan melaksanakan proses sains ini biasa dikenal dengan istilah keterampilan proses sains. Sikap ilmiah meliputi keteguhan hati, ketekunan, keingintahuan dan menyingkap rahasia alam.  Dengan demikian penilaian mata pelajaran kimia seharusnya tidak hanya produk dan sikap ilmiah, tetapi juga keterampilan proses sainsnya. Tujuan PKM ini adalah (1) mendeskripsikan pemahaman materi penilaian keterampilan proses sains peserta pelatihan, (2) mendeskripsikan kemampuan peserta pelatihan dalam mengembangkan instrumen penilaian keterampilan proses sains, dan (3) mendeskripsikan respon peserta pelatihan terhadap kegiatan pelatihan pengembangan instrumen penilaian keterampilan proses sains ini. Kegiatan pelatihan ini terdiri atas beberapa langkah: (1) Pembelajaran selama beberapa jam oleh tim PKM peserta pelatihan yaitu guru-guru Mapel Kimia SMA Kabupaten Sumenep dalam rangka  penyegaran materi penilaian keterampilan proses sains, (2) Tim PKM memberikan tes pemahaman peserta terhadap materi pengembangan instrumen penilaian KPS, (3) Tim PKM memberi tugas peserta untuk mengembangkan instrumen penilaian KPS, dan (4) Tim PKM memberikan angket kepada peserta untuk mendapatkan data respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan pengembangan instrumen penilaian KPS. Instrumen dalam kegiatan pelatihan ini meliputi (1) Tes tulis  untuk mengukur pemahaman peserta tentang penilaian keterampilan proses sains, (2) Lembar penilaian kemampuan peserta dalam mengembangkan instrumen penilaian KPS dan (3) Angket untuk mengukur respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan pengembangan instrumen penilaian keterampilan proses sains. Kesimpulan dari kegiatan PKM ini adalah 1) Pemahaman materi pengembangan instrumen penilaian KPS peserta pelatihan dinyatakan tuntas secara klasikal dengan ketuntasan 85,7%, 2) Ketujuh peserta pelatihan telah mengembangkan dengan baik instrumen penilaian KPS untuk satu topik pembahasan kelas X, XI dan XII mapel kimia, 3) Peserta memberikan respon secara baik terhadap pelatihan pengembangan instrumen penilaian KPS. Adapun saran untuk kegiatan PKM ini adalah 1) tugas pengembangan instrumen penilaian KPS terkait jumlah KPS-nya diperbanyak, 2) perlu pendampingan di kelas-kelas dalam rangka penerapan KPS dalam pembelajaran.