Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE PADA PERUSAHAAN PENGEMBANG PERANGKAT LUNAK SKALA KECIL DAN MENENGAH Hariyanto; Teduh Dirgahayu; Hanson Prihantoro P
Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan (JARTIKA) Vol 3 No 2 (2020): Juli
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Rekarta Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.835 KB) | DOI: 10.36765/jartika.v3i2.265

Abstract

Abstrak: Semakin banyaknya perusahaan perangkat lunak yang tumbuh di Indonesia maka harus selaras oleh kualitas hasil produk yang dihasilkan (software quality). Perusahaan pengembang yang hanya berorientasi pada hasil akhir dan kecepatan pekerjaan terkadang tidak memperhatikan pengujian sebuah perangkat lunak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat proses penerapan SQA (Software Quality Assurance) pada perusahaan pengembang perangkat lunak skala kecil dan menengah. Penelitian dilakukan pada beberapa perusahaan berbeda baik dari skala dan lokasi perusahaan secara geografis. Tujuannya adalah melihat penerapan SQA dari perspektif skala perusahaan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metodologi CMMI (Capability Maturity Model Integration) untuk menggambarkan kondisi pada perusahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang meliputi wawancara dengan pihak yang berkepentingan dan studi dokumen terkait SQA. Model pertanyaan wawancara mengambil 5 proses area pada CMMI yang dipilih berdasarkan product roadmap CMMI. Kelima proses area tersebut terdiri dari requirement management, measurement and analysis, project monitoring and control, project planning dan process and product quality assurance. Hasil dari penelitian ini terbukti menunjukkan bahwa perusahaan skala kecil dan menengah yang ada telah melakukan SQA dan mempunyai standar tertentu untuk metode pengembangan perangkat lunak. Namun kapasitas sumber daya yang ada masih berpengaruh dengan kualitas hasil akhir dari sebuah perangkat lunak yang dihasilkan. Abstract: Increasing number growing software companies in Indonesia it must be aligned by the quality of the resulting product (software quality).  Development companies that are only oriented to the final result and speed of work sometimes do not pay attention to testing a software. This research was conducted to see the process of implementing SQA (Software Quality Assurance) in small and medium scale software development companies. The research was conducted on several different companies both from the scale and geographical location of the company. The aim is to look at the application of SQA from the perspective of different company scales. This study uses the CMMI (Capability Maturity Model Integration) methodology to describe the conditions of the company. The method used in this research is qualitative which includes interviews with interested parties and study of documents related to SQA. The interview question model takes 5 process areas in the chosen CMMI based on the CMMI product roadmap. The five process areas consist of requirements management, measurement and analysis, project monitoring and control, project planning and process and product quality assurance. The results of this study show that the existing small and medium scale companies have carried out SQA and have certain standards for software development methods. But the capacity of existing resources still influences the quality of the final results of the software produced.
SMARTPHONE UNTUK PEMBELAJARAN DI KELAS: PERSPEKTIF MAHASISWA DAN DOSEN PADA PERGURUAN TINGGI Rizki Setyo Nugroho; Teduh Dirgahayu
Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan (JARTIKA) Vol 3 No 2 (2020): Juli
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Rekarta Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.717 KB) | DOI: 10.36765/jartika.v3i2.266

Abstract

Abstrak: Pemanfaatan smartphone dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi dapat dipandang dari dua sisi yang bertolak belakang. Pada sisi positif, smartphone dapat mempermudah mahasiswa mengakses materi pembelajaran online. Pada sisi negatif, smartphone dianggap dapat mengganggu proses pembelajaran ketika mahasiswa menggunakannya untuk mengakses konten yang tak relevan. Perbedaan karakteristik generasi antara mahasiswa dan dosen menentukan pembentukan perspektif masing-masing terhadap pemanfaatan perangkat TI, khususnya smartphone, untuk pembelajaran di kelas. Penelitian ini berfokus pada program studi yang berkaitan dengan pemanfaatan smartphone dalam pembelajaran di kelas, dengan memperhatikan pengetahuan tentang mobile learning, fitur-fitur pada smartphone serta hambatan penguunaan smartphone untuk proses belajar. Hasil penelitian menunjukan pada Dosen terdapat perbedaan signifikan antara Program studi Ekonomi dengan pendidikan dan Konseling dalam menilai apakah smartphone dapat memotivasi Mahasiswa dalam belajar, dan juga perbedaan pandangan tentang penggunaan fitur menonton video untuk pembelajaran di kelas pada program studi Komputer dan Pendidikan. Pada mahasiswa terjadi perbedaan pandangan antara prodi Ekonomi dan Pendidikan dalam menilai apakah smartphone dapat menghemat waktu belajar. Dosen dan Mahasiswa yang kurang pengetahuan tentang teknologi cenderung akan merasa khawatir tentang penggunaan smartphone dalam pembelajaran di kelas. Abstract: The use of smartphones in the learning process in higher education can be viewed from two opposing sides. On the positive side, smartphones can make it easier for students to access online learning materials. On the negative side, a smartphone is considered to be able to disrupt the learning process when students use it to access irrelevant content. The difference in generation characteristics between students and lecturers determines the formation of their respective perspectives on the use of IT devices, especially smartphones, for classroom learning. This research focuses on study programs related to the use of smartphones in classroom learning, taking into account the knowledge of mobile learning, features on smartphoen and barriers to the use of smartphones for learning. The results showed the lecturers there were significant differences between the Economics and Education study programs and counseling in assessing whether smartphones can motivate students to learn, and also differences in views about the use of video watching features for classroom learning in Computer and Education study programs. In students there are differences of views between Economics and Education study programs in assessing whether smartphones can save time studying. Lecturers and Students who lack knowledge about technology are likely to feel worried about using smartphones in classroom learning.
Comparison on Efficiency and Speed of 2-Tier And 3-Tier OLTP Systems Teduh Dirgahayu; Muhammad Indra Utama
Media Informatika Vol. 2 No. 2 (2004)
Publisher : Department of Informatics,Faculty of Industrial Technology,Islamic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Online Transaction Processing (OLTP) systems are characterized by a large number of users accessing online data simultaneously. Available architectures for distributed OLTP systems are 2-tier and 3-tier client/server architecture. Two major factors that have to be considered in deciding architecture of an OLTP system are resource efficiency and speed. This research aimed to compare those two different architectures on efficiency and speed. As a test bed, we developed 2-tier and 3-tier web-based application for online banking using Microsoft COM+ and ASP. We then tested them using Microsoft Web Application Stress Tool. Our components were designed into two layers: Business Access Layer (BAL) and Data Access Layer (DAL). The results show us that there was a trade-off on resource efficiency and system’s speed. The 2-tier OLTP system gave us better speed performance but lower resource efficiency. On the other hand, the 3-tier system offered more efficient resource utilization i.e. it saved 62% - 64% of the connection needed for 2-tier system, but its speed reduced at about 24% than the speed of 2-tier system. Further research is needed to examine more number of concurrent users in longer test duration so as to get realistic behaviors of large OLTP systems.
Dari Konstruksi Pemrograman BPEL ke Notasi Grafis ISDL Teduh Dirgahayu
Media Informatika Vol. 3 No. 1 (2005)
Publisher : Department of Informatics,Faculty of Industrial Technology,Islamic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini menyajikan hasil pemetaan beberapa konstruksi pemrograman BPEL (Business Process Execution Language for Web Services) ke notasi grafis ISDL (Interaction Systems Design Language). Pemetaan telah mencakup baik konstruksi pemrograman umum maupun konstruksi pemrograman khusus BPEL. Konstruksi-konstruksi pemrograman tersebut adalah penugasan, pengambilan keputusan, perulangan, pengurutan eksekusi, penerimaan permintaan, pengembalian hasil, permintaan layanan, penantian, dan eksekusi paralel. Dengan pengetahuan hasil pemetaan ini, suatu model ISDL yang bebas teknologi implementasi dapat lebih dirinci untuk diimplementasikan pada teknologi Web services dengan BPEL sebagai bahasa pemrogramannya.
Aplikasi Pencarian Kata dalam Blok Huruf Acak Gigih Istiawan; Irving Vitra Paputungan; Teduh Dirgahayu; Taufiq Hidayat
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2006
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini akan menjelaskan bagaimana aplikasi pencarian kata dalam blok acak. Kata-kata yang dicari terletak di dalam blok huruf yang merupakan matrik yang terdiri dari kumpulan huruf acak. Dalam pencariannya program menggunakan teknik pencarian berurut (sequential searching) untuk mencari kata yang dicari. Hasil pencarian berupa koordinat tiap huruf pembentuk kata yang dicari di dalam blok huruf.Kata kunci: matrik, pencarian, pencarian berurut
Evaluasi Implementasi Modul E-Prescribing Rumah Sakit dengan Metode Pieces Sjamsul Arifin; Teduh Dirgahayu
JUITA : Jurnal Informatika JUITA Vol. 5 Nomor 2, November 2017
Publisher : Department of Informatics Engineering, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1592.938 KB) | DOI: 10.30595/juita.v5i2.1749

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi implementasi pengembangan modul E-Prescribing di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta berdasarkan metode PIECES. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap dokter, apoteker, staff dan manajemen di poliklinik eldewise di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode evaluasi PIECES merupakan metode evaluasi sistem yang terdiri dari enam variabel yaitu performance, information, economic, control, efficiency, service.Pendekatankualitatif untuk menganalisis persepsi pengguna terhadap implementasi modul E-Prescribing di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Pendekatan kuantitatif untuk menganalisis efektivitas Kinerja Implementasi Modul E-Prescribingberdasarkan data hasil wawancara persepsi pengguna terhadap atribut PIECES. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Efektivitas kinerja implementasi modul E-Prescribing di Poliklinik Eldewise RSUP Sardjito Yogyakarta diperoleh skor efektivitas adalah 80,95%. Sebanyak empat atribut mencapai skor maksimal (100%) artinya sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna, namun sebanyak dua atribut  mempunyai skor efektifitas belum optimal artinya masih ada permasalahan yaitu pada atribut performance (57,14% ) dan infomasi (66,67%). Permasalahan dalam aspek peformance adalah masih ada penggunaan resep manual khususnya resep untuk pasien BPJS karena untuk klaim syarat ada resep yang ditandatangani dokter, pengguna kadang-kadang merasakan loading system yang lama, walaupun tidak banyak terjadi. Permasalahan dalam aspek informasi adalah informasi stok obat yang kadang tidak sesuai antara data stok obat di sistem dengan data stok obat aktual. Rekomendasi penelitian ini adalah modul E-Prescribing perlu segera implementasi e-prescribing di poli yang lain, namun dengan beberapa perbaikan diantaranya adalah: 1) Perlu regulasi terutama obat yang masih penggunaan resep manual khususnya resep untuk pasien BPJS untuk penyakit kronis tertentu karena untuk klaim syarat ada resep yang ditandatangani dokter, 2) Perlu adanya pembenahan khususnya dalam query dalam sistem dan loading system, 3) Update data persediaan (stok) obat yang kadang terjadi selisih. Ketersediaan stok kadang terjadi selisih antara stok obat di sistem dan stok aktual. Evaluasi Sumber Daya Manuasi (SDM) dalam keakurasian serta ketepatan input data dan prtotab, 4) Perlu adanya penambahan pengadaan fasilitas perangkat keras komputer khususnya computer client dan jaringan untuk implementasi poli yang lain.
Pengembangan Model E-Office dan Purwarupa Intitusi Perguruan Tinggi di Indonesia Abdul Azis; Teduh Dirgahayu
JUITA : Jurnal Informatika JUITA Vol. 3 Nomor 3 Mei 2015
Publisher : Department of Informatics Engineering, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1136.969 KB) | DOI: 10.30595/juita.v3i3.869

Abstract

Perguruan tinggi adalah sebuah organisasi dengan kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menghasilkan Lulusan, Karya Akademik Dosen, Penelitian dan Pengabdian,  proses bisnis yang diperlukan di Perguruan Tinggi Secara umum adalah untuk keperluan administrasi perkantoran, seperti pengarsipan, dokumentasi, dan surat menyurat. Pada umumnya proses bisnis di perguruan tinggi tidak akan lepas dari berbagai permasalahan, seperti manajemen projek yang kurang rapi, atau proses manajemen lainnya, informasi yang kurang akurat dan responsi naskah atau dokumen menggunakan kertas, apabila dilakukan berulang maka dapat memicu pengeluaran dana yang tidak sedikit, pencarian dokumen hardcopy dimasa yang akan datang juga sulit dilakukan karena tidak ada tempat penyimpanan secara elektronik. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut maka peneliti merancang model dan prototype e-Office sebagai  acuan untuk dijadikan contoh di Perguruan Tinggi lainnya. Masalah yang akan diselesaikan adalah proses surat masuk, surat keluar, disposisi surat , agenda surat, dan forum diskusi sebagai fitur tambahan dalam purwarupa yang akan dibangun. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu proses bisnis yang ada di Perguruan Tinggi dalam keperluan administrasi perkantoran, seperti pengarsipan, dokumentasi, dan surat menyurat
Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Pengelolaan Permasalahan Sistem Informasi Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 (Studi Kasus: Sistem Informasi Akademik Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Lahan Adi Purwanto; Teduh Dirgahayu
JUITA : Jurnal Informatika JUITA Vol. 5 Nomor 2, November 2017
Publisher : Department of Informatics Engineering, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.596 KB) | DOI: 10.30595/juita.v5i2.1629

Abstract

Berhasilnya tata kelola organisasi saat ini sangat bergantung pada sejauh mana tata kelola dari Teknologi Informasi (TI) yang dilakukan. Penerapan TI ini akan berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan suatu tata kelola TI yang baik pula. Pelayanan dalam bidang akademik adalah salah satu aktivitas utama perguruan tinggi yang berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan. Dengan bertambahnya jumlah mahasiswa dan program studi, UMP harus meningkatkan layanan TI yang digunakan, dalam hal ini adalah layanan sistem informasi akademik. Proses pengelolaan permasalahan pada sistem informasi akademik merupakan hal penting karena proses tersebut berkaitan dengan penyediaan layanan terhadap seluruh civitas akademika. Proses pengelolaan permasalahan pada sistem informasi akademik di UMP belum optimal, hal ini ditunjukkan dengan lambatnya penanganan terhadap permasalahan yang muncul pada penggunaan layanan ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kematangan as-is dan to-be pada sistem informasi akademik UMP, khususnya pada proses pengelolaan permasalahan (DS10) dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1. Hasil temuan dari penelitian ini adalah nilai tingkat kematangan as-is pada seluruh atribut secara umum berada pada level 2 (Repeatable but Intuitive). Untuk memenuhi kondisi sesuai tingkat kematangan to-be pada level 4 (managed and Measurable), maka diperlukan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi organisasi supaya perbaikan dapat berlangsung secara efektif.
Adopsi Theory of Planned Behavior Untuk Pengembangan Model Pengaruh Budaya Terhadap Penggunaan E-Commerce Danar Retno Sari; Teduh Dirgahayu
Jurnal Buana Informatika Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Buana Informatika Volume 8 Nomor 2 April 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jbi.v8i2.1078

Abstract

Abstract. E-commerce transactions in Indonesia reached up to IDR 68 trillion in 2016. The use of e-commerce is influenced by culture which consists of five dimensions such as power distance, individualism, masculinity, uncertainty avoidance, and long-term orientation. This paper proposes a model to investigate influence of culture on the intentions and individual behavior using e-commerce. This model is developed by adopting the Theory of Planned Behavior (TPB). Culture dimensions are used as indicators of support in the model. The theory can be used to examine and predict factors that influence intentions and individual behavior using e-commerce. These factors can be used to create a new marketing strategy for business people. In an academic area, this model can be used as an alternative model to predict intentions and individual behavior using information technology, especially e-commerce.Keywords: Culture dimensions, Theory of Planned Behavior, e-commerce. Abstrak. Di Indonesia, transaksi e-commerce pada tahun 2016 mencapai 68 triliun rupiah. Penggunaan e-commerce ini tentu sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat. Budaya terdiri dari lima dimensi, yaitu power distance, individualism, masculinity, uncertainty avoidance, dan long-term orientation. Makalah ini bertujuan mengajukan model untuk mengetahui pengaruh budaya terhadap niat dan perilaku individu menggunakan e-commerce. Model yang dikembangkan mengadopsi dari Theory of Planned Behavior (TPB), karena TPB dapat digunakan untuk menguji dan melakukan prediksi terhadap perilaku individu dalam pengunaan e-commerce. Dimensi budaya digunakan sebagai indikator pada model TPB untuk mendukung pengujian dan prediksi niat dan perilaku individu dalam menggunakan e-commerce. Bagi para pelaku bisnis yang menggunakan e-commerce sebagai media penjualan, faktor-faktor yang berpengaruh pada model TPB ini dapat dijadikan target dalam membuat strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan sedagnkan dalam bidang akademik, makalah ini menyediakan model alternatif yang dapat digunakan untuk memprediksi dan menguji perilaku individu dalam penggunaan teknologi informasi khususnya e-commerce. Kata Kunci: Dimensi budaya, Theory Planned Behavior, e-commerce.
Aplikasi Perumusan dan Evaluasi Model Bisnis Platform Faris Ikbal Musyaffa; Teduh Dirgahayu
INTEK : Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/intek.v5i2.1961

Abstract

Platform adalah bisnis yang menciptakan nilai dengan memfasilitasi interaksi langsung antara dua atau lebih jenis pelanggan yang berbeda Peta model bisnis platform merupakan alat yang digunakan model bisnis platform sebagai alat yang mengidentifikasi semua pihak penting dalam platform serta penciptaan dan pertukaran nilainya. Perumusan strategi platform memerlukan evaluasi strategi hasilnya yang dapat dibantu oleh konsultan sehingga strategi yang dibuat tepat sasaran. Belum adanya aplikasi yang menghubungkan perumus strategi dan konsultan dapat menjadikan strategi yang dibuat tidak tepat sasaran. Makalah ini mengembangkan aplikasi berbasis web yang mengimplementasikan peta model bisnis platform sebagai acuan dalam merumuskan strategi platform. Aplikasi menghubungkan perumus strategi dan konsultan dalam perumusan dan evaluasi strategi platform. Metode Waterfall digunakan dalam pengembangan aplikasi, yang mencakup analisis kebutuhan, perancangan, implementasi dan pengujian. Pengembangan aplikasi memanfaatkan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) dengan framework Laravel, Bootstrap sebagai framework CSS (Cascading Style Sheet), dan MySQL sebagai manajemen basis data. Aplikasi dapat dijalankan sesuai kebutuhan karena sudah diuji dengan pengujian fungsional sehingga dapat membantu perumusan strategi platform dan evaluasi strategi platform.