Terry Louise Kepel
Ministry of Marine Affairs and Fisheries

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tekanan Ekologi dan Nilai Moneter Karbon Biru Ekosistem Mangrove Muara Gembong, Teluk Jakarta Terry Louise Kepel; La Ode Nurman Mbay; R. Bambang Aditya Nugraha; M. Hikmat Jayawiguna; Nasir Sudirman; Peter Mangindaan
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.611 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i2.9917

Abstract

Muara Gembong merupakan daerah yang mengalami tekanan antropogenik yang memberikan dampak signifikan bagi ekosistem pesisir di wilayah Teluk Jakarta. Riset ini bertujuan untuk menilai kondisi ekosistem mangrove, menghitung biomasa dan jumlah karbon yang tersimpan di dalam vegetasi mangrove per satuan luas (hektar) guna menentukan nilai moneternya. Riset dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran mangrove untuk mengidentifikasi jenis mangrove, jumlah tegakan serta mengukur diameter batang pohon mangrove. Hasil riset menunjukkan bahwa rata-rata biomass dan karbon yang tersimpan di ekosistem mangrove Muara Gembong adalah sebesar 258,81 Mg/ha dan 119,97 Mg C/ha. Potensi kehilangan nilai ekonomi akibat kehilangan karbon ditaksirkan berkisar antara 1,15-2,84 x 1011 rupiah atau setara dengan 2,7-6,7 milyar per tahun. Kondisi kerusakan diperparah dengan adanya serangan hama, abrasi dan sampah. Dibutuhkan skenario rehabilitasi dengan memperhitungkan luasan area mangrove yang terdampak serta besarnya nilai kerugian moneter akibat kerusakan dan jasa ekosistem mangrove yang hilang.
Cadangan Karbon Ekosistem Mangrove di Sulawesi Utara dan Implikasinya Pada Aksi Mitigasi Perubahan Iklim Terry Louise Kepel; Restu Nur Afi Ati; Agustin Rustam; Yusmiana Puspitaningsih Rahayu; Mariska Astrid Kusumaningtyas; August Daulat; Devi D. Suryono; Nasir Sudirman; Novi Susetyo Adi; Desy Maria Helena Mantiri; Andreas Albertino Hutahaean
Jurnal Kelautan Nasional Vol 14, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.705 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v14i2.7711

Abstract

Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang menerapkan kebijakan rencana aksi nasional/daerah (RAN/RAD) gas rumah kaca sebagai bagian dari usaha nasional dalam mitigasi perubahan iklim. Salah satu kegiatan mitigasi berbasis lahan di Sulawesi Utara adalah pengukuran dan monitoring biomas dan stok karbon di hutan termasuk hutan pantai yang luasan pengukuran masih terbatas. Pada tahun 2013-2015, Tim Penelitian Karbon Biru melakukan penelitian di empat lokasi di Sulawesi Utara yang bertujuan untuk menganalisis kondisi ekologis dan kemampuan ekosistem pesisir terutama mangrove dalam menyimpan karbon serta implikasi pada mitigasi gas rumah kaca. Lokasi penelitian terletak di Ratatotok – Kabupaten Minahasa Tenggara, Kema – Kabupaten Minahasa Utara, Pulau Lembeh – Kota Bitung dan  Pulau Sangihe – Kabupaten Sangihe. Jenis mangrove yang teridentifikasi adalah 17 spesies dan 3 spesies diantaranya yaitu B. gymnorrhiza, R. mucronata dan S. alba ditemukan di semua lokasi. Keanekaragaman spesies berkisar dari rendah sampai sedang dan penyebaran spesies tidak merata.  Kapasitas penyimpanan karbon adalah sebesar 343,85 Mg C ha-1 di Ratatotok, 254,35 Mg C ha-1 di Lembeh, 387,95 Mg C ha-1 di Kema, dan 594,83 Mg C ha-1 di Sangihe. Lebih dari 59% simpanan karbon berada pada sedimen. Nilai rata-rata simpanan karbon di keempat lokasi penelitian sebesar 456,86 M C ha-1 atau 5,70 Tg C setelah dikonversi dengan luas total ekosistem mangrove Sulawesi Utara. Nilai ini setara dengan penyerapan CO2 dari atmosfer sebesar 20,70 Tg CO2e. Potensi emisi akibat perubahan lahan mangrove mencapai 0,42 Tg CO2e. Upaya meningkatkan kontribusi penurunan emisi Sulawesi Utara dapat dicapai dengan melakukan intervensi pengurangan emisi melalui rehabilitasi dan konservasi ekosistem mangrove.