Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ancaman Gelombang Ekstrim dan Abrasi pada Penggunaan Lahan di Pesisir Kepulauan Karimunjawa (Studi Kasus: Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa, Pulau Menjangan Besar dan Pulau Menjangan Kecil) Dini Purbani; Hadiwijaya Lesmana Salim; Luh Putu Ayu Savitri Chitra Kusuma; Armyanda Tussadiah; Joko Subandriyo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 14, No 1 (2019): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.432 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v14i1.7207

Abstract

Kepulauan Karimunjawa yang terletak di lepas pantai Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, merupakan gugus pulau-pulau kecil yang terdiri dari 27 pulau. Sebagian kawasan Kepulauan Karimunjawa seluas 1.116,25 km2 telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Karimunjawa. Secara geografis wilayah kepulauan Indonesia, termasuk Kepulauan Karimunjawa, berada pada kawasan rawan bencana, dengan potensi tinggi terjadinya berbagai bencana hidrometeorologi, seperti gelombang ekstrim dan abrasi. Kepulauan Karimunjawa rawan bencana terutama karena kondisi alam dan geografi setempat. Gelombang ekstrim dapat mengakibatkan terjadinya gelombang pasang dan abrasi di Kepulauan Karimunjawa. Mengukur tingkat ancaman gelombang ekstrim dan abrasi di pesisir pantai merupakan bagian dari suatu kajian risiko bencana di daerah rawan bencana. Penelitian ini dilakukan di Kepulauan Karimunjawa menggunakan metode penghitungan indeks ancaman gelombang ekstrim dan abrasi berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penangulangan Bencana No. 2/2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, dengan parameter tinggi gelombang, arus, tutupan vegetasi, bentuk garis pantai dan tipologi pantai, difokuskan di daerah sempadan pantai. Proses analisis data menggunakan perangkat lunak keruangan ArcGIS dan ER Mapper. Hasil analisis menunjukkan terdapat tiga kelas ancaman gelombang ekstrim dan abrasi di daerah sempadan pantai di lokasi studi, yaitu rendah (0,01%), sedang (19,33%) dan tinggi (80,67%). Penggunaan lahan yang terkena ancaman gelombang ekstrim dan abrasi yaitu perkebunan (48,33%), hutan mangrove (23,28%) dan vegetasi (13,05%).
Kualitas Perairan Teluk Kayeli, Kabupaten Buru, Propinsi Maluku, untuk Budi daya Laut dan Wisata Bahari Agustin Rustam; Fajar Yudi Prabawa; Armyanda Tussadiah
Jurnal Segara Vol 15, No 1 (2019): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1082.594 KB) | DOI: 10.15578/segara.v15i1.7769

Abstract

Kualitas perairan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung usaha budi daya laut dan wisata bahari yang umumnya dilakukan di sebuah perairan teluk, seperti Teluk Kayeli yang terletak di Pulau Buru.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis  kondisi perairan Teluk Kayeli yang dimanfaatkan sebagai lokasi kegiatan budi daya laut dan wisata bahari. Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan metode survei, dengan penentuan titik sampling secara sistematis di seluruh bagian dalam teluk pada Oktober 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan di Teluk Kayeli masih sesuai baku mutu. Sebanyak 18 jenis fitoplankton dan 8 jenis zooplankton yang ditemukan. Kelimpahan rata-rata fitoplankton 51 sel/L dengan kelimpahan tertinggi jenis Chaetoceros decipiens. Berdasarkan analisis kualitas perairan Teluk Kayeli dinilai sesuai untuk budi daya keramba jaring apung dan wisata bahari, dengan nilai nitrat 0,006 mg/L, DO (Dissolved Oxygen) 5,89 mg/L, salinitas 33,26 PSU dan turbiditas 0,23 NTU. Hasil penelitian ini tidak mengukur kandungan logam berat dalam perairan sehingga disarankan agar dilakukan pengukuran logam berat terkait dengan masih adanya usaha penambangan yang membuang limbah ke sungai. Berdasarkan analisis kualitas perairan penelitian ini, Teluk kayeli sesuai untuk budi daya jaring apung maupun wisata bahari sehingga diperlukan infrastruktur ramah lingkungan yang mendukung, serta kajian daya dukung Teluk Kayeli untuk dua kegiatan tersebut.