Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Formulasi dan Evaluasi Gel Antioksidan Fraksi Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) Nurul Auliasari; Framesti Frisma Siarumtias
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 02 Desember 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i2.8514

Abstract

Penggunaan antioksidan sintetis dalam kosmetik pada saat ini mulai dibatasi. Antioksidan yang bersumber dari bahan alam dapat dijadikan alternatif, salah satunya berasal dari tanaman jeruk nipis (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle) yang diketahui mengandung senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi aktif dari ekstrak etanol kulit jeruk nipis yang memiliki aktivitas antioksidan kemudian diformulasikan ke dalam sediaan gel. Fraksi aktif ekstrak etanol kulit jeruk nipis diformulasikan ke dalam sediaan gel dengan variasi konsentrasi F1 (0,4%), F2 (0,9%), dan F3 (1,4%). Evaluasi sediaan gel meliputi organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji viskositas. Fraksi etil asetat digunakan sebagai fraksi aktif dengan nilai IC50 47,33 ppm dan dapat diformulasikan menjadi sediaan gel yang stabil.
FORMULASI EMULGEL EKSTRAK DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston) SEBAGAI ANTIOKSDIAN Nurul Auliasari; Dolih Gozali; Anis Santiani
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.961 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v7i2.495

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat. Penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang, baik untuk makanan maupun untuk pengobatan seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang aktivitas radikal bebas. Telah dilakukan penelitian formulasi emulgel ekstrak daun jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston) sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui apakah formuasi emulgel yang mengandung ekstrak etanol daun jambu air dalam konsentrasi yang bervariasi, yaitu 5xIC50 (0.005%), 10xIC50 (0.01%), dan 15xIC50 (0.015%), memiliki aktivitas antioksidan dan stabilitas fisik. Penentuan aktivitas ekstrak dan sediaan emulgel dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulgel ekstrak daun jambu air 0.015% memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu 39.906 ppm bila dibandingkan dengan emulgel 0.01% (39.906 ppm); 0.005% (45.958 ppm) dan pembanding vitamin C (29.564 ppm). Emulgel ekstrak daun jambu air stabil secara fisik pada penyimpanannya.
FORMULASI SEDIAAN GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK MANIS (CITRUS X AURANTIUM L.) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS Nurul Auliasari; Nopi Rantika; Adita Yuliarti
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.464 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v8i2.644

Abstract

Kulit buah jeruk manis (Citrus x aurantium L.) memiliki kandungan senyawa flavonoid, steroid, terpenoid, alkaloid, tanin dan saponin. Kulit buah jeruk manis aktif sebagai antibakteri dan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ekstrak kulit buah jeruk manis yang memiliki aktivitas antibakteri paling baik terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan memformulasikan kedalam sediaan gel hand sanitizer. Kulit buah jeruk manis maserasi dengan pelarut etanol 96%. Kulit buah jeruk manis yang sudah di ekstraksi di buat menjadi sediaan gel hand sanitizer yang berbahan aktif Carbopol 940 dengan konsentrasi ekstrak 5%, 10% dan 15% kemudian dilakukan pengujian organoleptik, homogenitas, viskositas, pH, uji iritasi, uji kesukaan dan pengujian aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode disc diffusion (Tes Kirby & Bauer). Hasil pengujian mutu sediaan sudah memenuhi syarat. Hasil dari pengujian aktivitas antibakteri dilihat dari adanya area jernih yang mengindikasi adanya hambatan pertumbuhan bakteri, pada konsentrasi 15% menunjukan daya hambat kuat dengan diameter 17,9 mm. Kata kunci: Ekstrak Kulit Buah Jeruk Manis, Gel Hand Sanitizer, Antibakteri, Staphylococcus epidermidis.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) DALAM FORMULA SEDIAAN GEL SEBAGAI ANTI-WRINKLE Nurul Auliasari; Aji Najihudin; Erni Restuny
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.375 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v10i2.658

Abstract

Photoaging adalah salah satu faktor ekstrinsik terbesar yang menyebabkan penuaan kulit dini. Penuaan kulit dini ditandai dengan adanya kerutan pada kulit. Gel dengan kandungan antioksidan merupakan salah satu sediaan yang digunakan sebagai kosmetik dalam merawat wajah. Bahan antioksidan banyak terdapat dari alam, salah satunya yang dilaporakan memiliki kadar antioksidan tinggi adalah jeruk nipis. Penelitian ini bersifat true experiment dengan tujuan menghitung angka kerutan pada kulit dengan menggunakan metode video dermatoscope. Hasil pengujian berdasarkan uji stabilitas fisik, formula 1, 2 dan 3 stabil selama penyimpanan. Sedangkan berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan, sediaan dengan antioksidan paling baik adalah formula 3 dengan nilai IC50 sebesar 68,85 ppm yang termasuk pada kategori antioksidan kuat. Hasil pengujian aktivitas anti-wrinkle menunjukkan formula terbaik yaitu formula 3 dapat menurunkan angka kerutan pada kulit responden yaitu dengan angka penurunan nilai entropi sebesar -0,00087. Kata kunci: Anti Wrinkle, Gel, Video Dermatoscope
FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN POMADE YANG MENGANDUNG MINYAK ZAITUN (Olea europaea) Nurul Auliasari; Akma Akmal; Caca Efendi
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.784 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v9i2.519

Abstract

Pomade merupakan suatu sediaan kosmetik yang masuk dalam kategori wax based yang sedang di minati para pria untuk dapat membuat penampilan rambut yang rapi. Efek tahan lama dan bersinar atau klimis dari kosmetik yang pertama kali muncul pada awal abad ke 19 ini menjadi alasan mengapa kini para lelaki kembali beralih produk pomade. Minyak zaitun mengandung beberapa senyawa, seperti fenol, tokoferol, sterol, pigmen, dan squalene. Minyak ini pun kaya akan vitamin A, B1, B2, C, D, E, K. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari komposisi basis yang stabil dengan variasi konsentrasi paraffinwax dan mencari persentasi minyak zaitun yang menghasilkan sediaan yang baik. Pemilihan basis pomade dan formulasi pomade serta uji stabilitas fisik pomade. Metode pembuatan pada penelitian ini diawali dengan melakukan optimasi basis pomade yaitu membandingkan basis dengan perbedaan konsentrasi paraffin wax 10%, 12,5% dan 15%. Formulasi pomade dibuat dengan variasi konsentrasi minyak zaitun 5%, 7,5%, dan 10%. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, stabilitas, daya sebar, uji mekanik dan uji kesukaan yang dilakukan terhadap 20 orang mahasiswa dengan kategori suka pake pomade dan tidak suka pake pomade. Formula yang baik dan stabil adalah yang mengandung faraffin wax 15% dan yang mengandung konsentrasi minyak zaitun 10%. Kata kunci: Kosmetik, Olive oil (Olea europaea), Parafin, Pomade
FORMULASI LOTION EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK MANIS (CITRUS X AURANTIUM L) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Nurul Auliasari; Siti Hindun; Hildan Nugraha
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.372 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v9i1.640

Abstract

Radikal bebas merupakan suatu molekul dengan atom pada orbit terluarnya terdapat elektron yang tidak berpasangan sehingga bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. Oleh karena itu diperlukan antioksidan yang dapat melengkapi kekurangan elektron dari radikal bebas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus x aurantium L) yang diformulasikan menjadi lotion menggunakan metode DPPH . Penelitian ini dilakukan dengan metode DPPH, menggunakan Vitamin C sebagai pembanding dengan pengukuran nilai absorban menggunakan spektrofotometri UV-Visibel pada panjang gelombang maksimum 516 nm. Ditentukan nilai % inhibisi, persamaan regresi linier, dan nilai IC50 pada sampel ekstrak etanol kulit jeruk manis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk manis memiliki daya inhibisi yang baik terhadap radikal bebas. Daya inhibisi sampel ekstrak etanol kulit jeruk manis memiliki nilai IC50 sebesar 18,792 ppm. Kemudian ekstrak etanol kulit jeruk manis diformulasikan kedalam sediaan lotion dengan variasi konsentrasi yaitu 10xIC50, 20xIC50, 30xIC50. Dimana dari hasil pengujian diperoleh daya inhibisi yang paling baik yaitu lotion dengan konsentrasi ekstrak 30xIC50 dengan nilai IC50 sebesar 31,43 ppm. Kata kunci: Antioksidan, Ekstrak etanol, IC50, Radikal bebas
ACTIVITY TEST OF RED BETEL LEAF ETHANOL EXTRACT (Piper crocatum Ruiz & Pav) AS AN ACTIVE INGREDIENT IN SUNSCREEN PREPARATIONS Siti Hindun; Nopi Rantika; Aji Najihudin; Nurul Auliasari; Winna Khoerunisa
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v9i2.1007

Abstract

Skin that is continuously exposed to sunlight can cause a reduction in the structure and elasticity of the skin and other bad effects, so it is necessary to have a skin protective agent, one of which is using sunscreen preparations. In the cosmetics sector, making products from natural ingredients is more profitable. They have a good tolerance for the skin because they do not cause severe irritation to sensitive skin. This research aims to determine the activity of red betel leaf ethanol extract as a sunscreen by looking at the SPF (Sun Protection Factor) value. The determination of the SPF value of red betel leaf ethanol extract was carried out in vitro using UV-Vis spectrophotometers at a wavelength range of 290 – 320 nm. Phytochemical testing is carried out to determine the content of chemical compounds that play a role in sunscreen activity. The research results show that the SPF values obtained from concentrations of 100, 200, 300, 400, 500, and 600 ppm, respectively, are 8.486 (extra-protection), 10,849 (maximum protection), 13,709 (maximum protection), 17.1 (ultra protection), 22 (ultra protection) and 25 (ultra protection). Based on the results of phytochemical tests, the ethanol extract of red betel leaves positively contains phenolics, flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, steroids, and/or terpenoids. Keywords: Red betel leaves (Piper crocatum Ruiz &Pav), Sunscreen, SPF, In-Vitro, Ultra-protection
Potensi Tanaman Sebagai Pencerah Wajah Alami Rina Mustika; Siti Hindun; Nurul Auliasari
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 2 No. 4 (2020): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v2i4.233

Abstract

Melanin is a pigment that gives human skin, hair and eye color. Excessive distribution of pigment malanin can cause skin problems such as hyperpigmentation. One of the principles of handling hyperpigmentation is to inhibit melanin synthesis which can be done by using a depigmentation agent (tyrosinase inhibitor) which has a mechanism of action to inhibit the tyrosinase enzyme. Inhibition of the tyrosinase enzyme can be done by measuring IC50 in a plant. IC50 is the concentration of an inhibitor needed to inhibit half of the enzyme activity. This review aims to compare the IC50 values ??of monophenolase activity and IC50 diphenolase activity in some plants that have tyrosinase inhibitory activity with invitro testing methods on L-tyrosine or L-DOPA substrates. The results of the study of several articles found that the plants that have the best potential to reward tyrosinase enzyme activity are sweet root extract (Glycyrrhiza glabra L.) with IC50 value 126.7548 µg / mL on the activity of diphenolase and extract of bark (Nauclea subdita) with IC50 value of 568.58 µg / mL on monofenolase activity.