Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Antonimitas dalam al-Qur'an: Analisis Lafadh Antonim pada Q.S Al Hasyr Perspektif M. Ali Al-Khuli Fuji Lestari
Jurnal Al I'jaz Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Studi Al-Quran, Falsafah dan Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v1i1.10

Abstract

Ayat-ayat al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia di bumi. Oleh karena itu al-Qur’an menggunakan bahasa manusia dimana mereka hidup. Nabi Muhammad terpilih sebagai utusan untuk mensyiarkan agama Islam dengan pilar al-Qur’an sesuai lughah yang dipakai. Memahami al-Qur’an tidak cukup dengan membacanya saja, walaupun setiap bacaannya ada ganjarannya. Lebih daripada itu pemahaman pada bahasa yang disampaikan al-Qur’an patut dijadikan perhatian lebih guna mendapatkan pemahaman secara komprehensif dalam segala aspek petunjuk yang diperuntukan seluruh alam ini. Pemahaman secara linguistik seperti antonim dalam al-Qur’an atau dila>lah dalam Q.S al-Hasyr ini akan dibahas dalam artikel ini guna mencari antonim dalam surah tersebut berdasarkan kisaran makna dan jenis dari antonim perspektif semantik AL-Khulli. Adapun metode dalam tulisan ini dengan menggunakan semantik al-Khulli dengan berpacu pada teorinya tentang sembilan jenis antonim dalam bahasa Arab. Akan tetapi, dalam Q.S Hasyr. Dari kesimpulan nya terdapat lima jenis antonim yaitu:  Binary/ ???? ???, Bagian/ ???? ????, Affinity/ ???? ???????, Graded/ ???? ????, Conversense / ???? ???.  
english: english Azzam Musoffa; Fuji Lestari; Safira Akmalun Ni'mah
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v8i2.32189

Abstract

The nakedness in Islam considered as one of important foundation in Islamic Jurisprudence because the debate in this area will bear to the different of limit in Hijab or veiling. Thus, this research aimed to understand the various opinions of scholars ranged from Four Great Schools until recent scholars about the nakedness of free woman and female slave in Islam to know the reason why they reached the conclusion mentioned in their writings. The method used in this research is a library research by taking the books written by Four Great School, Ibn Taymiyah, Nasiruddin al-Albani and Qassim Amin as main sources and reaching the conclusion by comparing their ideas. This research resulted some findings after observing the scholars’ ideas, on of that they divided into three opinions regarding the limit of nakedness of free woman and about the female slave it is also divided into three opinions.
KONSEP PENGABDIAN DALAM AL-QUR’AN: (KAJIAN AYAT-AYAT MANUSIA SEBAGAI ‘ABD ) Fuji Lestari; Firdha Ning Fajrillah
Jurnal Al I'jaz Vol 4 No 2 (2022): December
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Dan Sains Al-Ishlah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53563/ai.v4i2.79

Abstract

Dalam upaya pencarian makna hakikat pengabdian dalam Al-Qur’an, Hal ini tidaklah bermaksud meninggalkan serangkaian sumber yang bersifat tekstual, namun sebaliknya, penafsiran Al-Qur’an yang kontekstualis akan menambah pengetahuan serta mempermudah pengambilan solusi dalam permasalahan-permasalahan dunia kontemporer yang selalu berkembang seperti tema tentang status manusia sebagai hamba Allah SWT. Dalam tulisan ini penulis bermaksud menguak kenyataan bahwa manusia sebagai penyembah dan pengabdi Allah SWT. Sehingga manusia tidak akan pernah lupa apa hakikat penciptaannya di alam semesta ini. Berdasarkan ranah penelitian maka pencarian seberapa banyak ayat-ayat Al-Qur’an menjelaskan masalah pengabdian atau ‘Abd yang disandangkan kepada manusia. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), adapun pendekatan yang digunakan dengan deskriptif- analisis konten (content analysis approach) analisis deskriptif. Hasil bahwa manusia sebagai ‘Abd harus senantiasa memperhatikan apa yang diperintahakan dan apa yang dilarang oleh Allah guna manusi lebih terarah dalam menjalankan kehidupannya di alam ini. Banyaknya sarana yang bisa dijadikan praktek latihan untuk menjadi makhluk penyembah yang sesuai ajaran dan nilai-nialo Al-Qur’an. Di dalam pesantren misalnya, manusia yang memahami bagaimana pesantren dibangun atas dasar perjuangan para ahli ilmu agama guna menjadikan generasi yang mampu dan selalu dekat dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Tak heran jika santri setelah menyelesaiakn studi formal maupun non-formalnya selalu dipersilahkan oleh sang pendiri pesantren untuk ikut andil (mengabdikan diri di pesantren) dalam memperjuangkan nilai-nilai kepesantrenan dalam mengamalkan ilmunya selama menjalani sebagai santri. pengabdian menjadikan manusia lebih tertata hidupnya dalam mengaplikasikan konsep pengabdiannya. Kata Kunci : Manusia, ‘Abd, Al-Qur’an