Pandemic covid 19 menjadi wabah yang menghancurkan semua sector perekonomian di dunia, tidak terkecuali dengan industri pariwisata, hotel merupakan industri yang terkena dampak sangat serius, dimana selama beberapa bulan hotel terpaksa untuk tidak beroprasional guna memutus mata rantai penyebaran virus covid 19.Occupancy hotel yang sangat rendah dan juga sebagain besar hotel merumahkan karyawannya agar meringankan biaya oprasional hotel bahkan banyak hotel yang akhirnya gulung tikar karena tidak mampu mendanai oprasionalnya.Untuk memulihkan kembali industri perhotelan diperlukan strategi-strategi pemasaran dan pengembangan produk hotel guna bertahan dan meningkatkan penjualan jasa yang dihasilkan oleh hotel, Fuad, et al (2006:128) menyatakan Istilah 4P merupakan alat pemasaran yang terkenal, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi) sedangkan tingkat hunian kamar selain dipengaruhi oleh strategi pemasaran juga ditentukan oleh beberapa faktor lain. Menurut (Suarthana, 2006:5), faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan tingkat hunian kamar antara lain adalah lokasi hotel, fasilitas hotel, pelayanan kamar, harga kamar dan promosi.Dengan adanya sertifikasi CHSE oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan angin segar bagi industri perhotelan untuk bangkit kembali. Hotel De Pavilijoen by Him sudah tersertifikasi CHSE yang juga merupakan salah satu dari sekian banyak hotel di Kota Bandung yang terdampak pandemic covid 19, namun hotel ini tetap bertahan dengan stategi pemasaran yang dilakukan untuk menjual produk kamar hotel yang dimilikinya. Penelitian ini hendak melakukan analisis terhadap strategi pemasaran yang dilakukan oleh Hotel de Pavilijoen by Him dengan menggunakan analisis SWOT. Sumber data yang digunakan adalah kuesioner yang diisi oleh karyawan ataupun pihak yang mengenal strategi pemasaran hotel tersebut.Keywords :Strategi Pemasaran, CHSE, Pandemic Covid, Occupancy,SWOT