Eutrofikasi/Kesuburan perairan merupakan peristiwa meningkatnya bahan organik dan nutrien (terutama unsur nitrogen dan fosfor) yang terakumulasi dibadan air. Eutrofikasi dapat terjadi karena dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor luar penyebab terjadinya eutrofikasi adalah aktifitas pertanian dan budidaya perikanan sistem KJA. Waduk Ir. H. Djuanda merupakan waduk terbesar di Indonesia dimana sebagian besar permukaan waduk dimanfaatkan sebagai tempat budidaya perikanan dengan sistem KJA. Saat ini jumlah KJA di Waduk Ir. H. Djuanda telah mencapai lebih dari 33.888 unit dan terus mengalami kenaikan. Besarnya pertumbuhan budidaya ikan dengan sistem KJA ini memungkinkan terjadinya eutrofikasi di perairan khususnya di daerah KJA. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nitrat dan fosfat di daerah KJA dan mengetahui tingkat eutrofkasinya. Lokasi yang dipilih merupakan 3 stasiun tempat budidaya perikanan dengan sistem KJA yakni Panyingkiran, Pasir Jangkung dan Pasir Canar. Kadar nitrat didapatkan berdasarkan metode Brucine Spektrofotometer sesuai dengan SNI 06-2480-1991 sedangkan kadar fosfat didapatkan berdasarkan metode Asam Askorbat sesuai dengan SNI 06-6989.31-2005. Dari kadar yang didapatkan kemudian dilakukan perhitungan dan perbandingan dengan literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar nitrat secara berturut-turut adalah 4,0167 mg/L, 3,7731 mg/L dan 4,4998 mg/L, sedangkan kadar fosfat secara berturut-turut adalah 0,0206 mg/, 0,0091 mg/L, dan 0,0956 mg/L. Berdasarkan kadar tersebut maka dapat diketahui bahwa ketiga stasiun tergolong perairan mesotrofik jika ditinjau berdasarkan kadar nitrat sedangkan berdasarkan kadar fosfat, stasiun Panyingkiran tergolong mesotrofik, Pasir Jangkung tergolong oligotrofik dan Pasir Canar tergolong eutrofik. Kata kunci: budidaya perikanan sistem KJA, eutrofikasi perairan, fosfat, nitrat