Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Pola Distribusi Unsur-Unsur Cuaca di Lapisan Atas Atmosfer pada Bulan Januari dan Agustus di Manado Kainama, Carisz; Tongkukut, Seni H. J.; ., Wandayantolis
Jurnal MIPA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.1.2014.3901

Abstract

Telah dibuat peta pola distribusi suhu udara, kelembapan udara, dan kecepatan angin di lapisan atas pada bulan Januari dan Agustus di Manado, dengan menggunakan software Surfer 10. Hasil analisis menunjukkan bahwa di bulan Januari pada lapisan 850 mb suhu di belahan bumi selatan (BBS) lebih tinggi dari belahan bumi utara (BBU), kelembapan lebih besar ke arah Sulawesi Utara, angin zonal baratan di BBS dan angin zonal timuran di BBU, sedangkan angin meridional dominan dari arah utara. Pada lapisan 500 mb dan 300 mb penyebaran suhu hampir merata untuk setiap wilayah dengan suhu terendah terdapat di sekitar wilayah Sulawesi Utara, kelembapan lebih besar ke arah BBS, angin zonal dari arah timur, sedangkan angin meridional dari arah utara di BBU dan dari arah selatan di BBS. Perbedaan kecepatan angin antar lapisan tidak signifikan. Di bulan Agustus, pada lapisan 850 mb suhu di BBU lebih tinggi dari BBS, kelembapan lebih besar ke arah Maluku, angin zonal dari arah timur di BBU dan dari arah barat di BBS, sedangkan angin meridional dominan dari arah selatan. Pada lapisan 500 mb penyebaran suhu hampir merata dengan suhu tertingi terdapat di wilayah Davao, dan pada lapisan 300 mb penyebaran suhu sama dengan bulan Januari. Pada lapisan 500 mb dan 300 mb kelembapan lebih besar ke arah timur, sedangkan angin zonal dari arah timur. Angin meridional dominan dari arah selatan pada lapisan 500 mb dan dominan dari arah utara pada lapisan 300 mb.A map of distribution pattern of temperature, humidity, and wind speed and direction in the upper layer of Manado in January and August had been created using software Surfer 10. The analysis showed that, in January at 850 mb layer, the temperature in southern hemisphere (SH) is higher than that in northern hemisphere (NH), the humidity is higher to the North Sulawesi, westerly zonal wind is in SH and easterly zonal wind is in NH, and meridional wind is dominant from the north. At 500 mb and 300 mb layer, temperature distribution is almost evenly for each region with the lowest temperature is around the North Sulawesi area, the humidity is higher to the SH, the zonal wind is from the east, and the meridional wind is from the north at NH and from the south in SH. Wind speed difference between the layers is not significant. In August at 850 mb layer, the temperature in NH is higher than that in SH, the humidity is greater to Moluccas, the zonal wind is from the east at NH and from the west in the SH, and the meridional wind is dominant from the south. At 500 mb layer, temperature distribution is almost evenly with the highest one is in the Davao region, and at 300 mb layer, temperature is similar to that in January. At 500 mb and 300 mb layer, the humidity is greater eastward.
Simulasi Penjalaran Tsunami Di Beberapa Pantai Di Sulawesi Utara Sebagai Upaya Mitigasi Bencana Pandey, Fhandy; Pasau, Guntur; Tongkukut, Seni H. J.
Jurnal MIPA Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.4.2.2015.7977

Abstract

Daerah pantai utara wilayah Sulawesi Utara merupakan kawasan pesisir yang memiliki kepadatan penduduk cukup besar. Sebelah utara laut Sulawesi atau selatan Filipina berdasarkan data NOAA pernah mengalami 5 kejadian tsunami akibat gempabumi. Gempabumi yang menimbulkan tsunami ini berpotensi terulang kembali pada waktu yang akan datang. Penelitian ini bertujuan mengsimulasikan kejadian tsunami untuk mengetahui waktu tiba dan tinggi gelombang tsunami jika gempabumi tersebut kembali terjadi. Simulasi dilakukan dengan memakai software WinITDB. Jika koordinat sumber tsunami, koordinat daerah yang akan diterjang tsunami, panjang patahan, lebar patahan, deformasi dasar laut diketahui maka waktu tiba gelombang tsunami dan tinggi gelombang tsunami dapat diketahui. Dihasilkan bahwa pantai Kaidipang, Bintauna, Lolak, Poigar, Amurang, Tombariri, Manado, Siau Barat dan Tahuna termasuk dalam klasifikasi tsunami sangat berbahaya dengan tinggi H  ≥ 3 meter. Satu-satunya pantai yang termasuk dalam klasifikasi tsunami hanya bahaya yaitu  pantai Beo dengan tinggi 2,3 meter.The northern shore of North Sulawesi is a coastal area with high population density. The north of Sulawesi Sea or the South Philippines Sea, according to NOAA’s data experienced 5 tsunamis caused by earthquake. This earthquake has the potential to occur again in the future. The purpose of this study is to simulate tsunami in order to be able to predict its arrival time and the height of the tsunami wave when the earthquake happens. The simulation was performed using WinITDB software. If the coordinates of the tsunami source, impact zone, length of fracture, width of fracture, and sea floor deformation are known, the arrival time and the wave height of the tsunami can be determined. It is found that Kaidipang seashore, Bintauna, Lolak, Poigar, Amurang, Tombariri, Manado, West Siau and Tahuna are classified as dangerous tsunami zones with potential heights of H > 3. The only seashore that is classified as tsunami hazard is in the height of 1,5 < H < 3.
Analisis Medan Magnet Bumi Sebelum dan Sesudah Kejadian Gempa (Studi Kasus: Gempa 18 November 2014 di Sabang) Ta'uno, Jein Sintia Dewi; Tamuntuan, Gerald H.; Tongkukut, Seni H. J.
Jurnal MIPA Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.5.2.2016.12962

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis perubahan medan magnet bumi sebelum dan sesudah kejadian gempa 18 November 2014 di Sabang yang dapat dikenali sebagai prekursor gempa bumi. Metode yang digunakan adalah perbandingan residu medan magnet komponen Z dan H. Untuk memastikan anomali yang diperoleh bukan berasal dari gangguan eksternal, data diverifikasi dengan Indeks Dst. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa anomali medan magnet terjadi pada 2 dan 8 hari sebelum gempa. Anomali diduga kuat berasal dari aktivitas litosfer yang berkaitan dengan retakan yang terjadi pada batuan yang dialiri cairan yang mengandung material bersifat magnet yang menyebabkan kenaikan nilai rasio medan magnet Z/H.A research has been done to identify and analyze earth’s magnetic field change before and after November 18th, 2014 earthquake in Sabang that can be recognize as an earthquake precursor. Method that used ini this research was comparison of Z and H residu of magnetic’s field. To ensure that anomaly identified were not of due to external disturbances that records, data were examined by Dst Index. The result of this research showed that magnetic’s field anomaly were identified in 2 and 8 days before earthquake event. This anomaly was predicted from lithosphere that associated with rock’s crack that flow by liquid that contains magnetic material cause increased of magnetic’s field Z/H rasio.
Analisis Spasial Pengaruh Dinamika Suhu Muka Laut Terhadap Distribusi Curah Hujan di Sulawesi Utara Rey, Febriany Florence; Tongkukut, Seni H. J.; ., Wandayantolis
Jurnal MIPA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.1.2014.3902

Abstract

Telah dilakukan analisis terhadap distribusi curah hujan yang dipengaruhi oleh dinamika suhu muka laut untuk mengetahui hubungan distribusi curah hujan dan dinamika suhu muka laut di Sulawesi Utara, serta telah dibuat peta spasial hubungan distribusi curah hujan dengan dinamika suhu muka laut menggunakan ArcMap 9.3. Analisis yang dilakukan menggunakan data curah hujan bulanan selama 10 tahun dari 5 stasiun BMKG dan 10 pos hujan kerjasama di Sulawesi Utara, dan data dinamika suhu muka laut berdasarkan nilai Indeks Osilasi Selatan dengan metode korelasi. Hasil penelitian diperoleh nilai korelasi positif antara 0,50 hingga 0,90 terjadi pada periode tiga bulanan yaitu Agustus-September-Oktober pada seluruh wilayah pengamatan.Analysis of the precipitation that caused by the dynamics of sea surface temperature has been made to find the correlation between the precipitation and the dynamics of sea surface temperature, with its spatial map of the correlation between precipitation and the dynamics of sea surface temperature using ArcMap 9.3. The analysis use the monthly rainfall data for 10 years from 5 BMKG Stations and 10 rain-gauge network in North Sulawesi, and Southern Oscillation Index monthly value using correlation method. The result of this research is the positive correlation between 1,50 to 0,90 occur in the period of August-September-October.
Deteksi Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner-Schlumberger di Masjid Kampus Universitas Sam Ratulangi dan Sekitarnya Saranga, Herbhi Tumba; ., As'ari; Tongkukut, Seni H. J.
Jurnal MIPA Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.5.2.2016.12963

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk membuat peta akuifer air tanah di Masjid Kampus Unsrat dan sekitarnya. Penelitian untuk mendapatkan nilai resistivitas lapisan tanah dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan jumlah lintasan pengukuran sebanyak 5 lintasan. Jumlah data setiap lintasan pengukuran sebanyak 576 data, dan diolah menggunakan software RES2DINV. Hasil berupa gambar tampang lintang resistivitas 2D yang digunakan untuk menentukan posisi akuifer air tanah. Hasil menunjukkan bahwa adanya lapisan dengan nilai resistivitas rendah yaitu  0,12 Ωm-0,64 Ωm. Posisi lapisan dengan nilai resistivitas rendah merupakan lapisan pembawa air dan terdapat di sebelah Selatan, Barat dan Utara Masjid Kampus. Lintasan 1 ada pada meter ke 170-180 dengan kedalaman 5 hingga 30 meter. Lintasan 3 keberadaan air tanah terdapat di meter ke 150-155 dengan kedalam 2 meter-17 meter. Lintasan 4 keberadaan air tanah ada pada meter ke 38-48 dengan kedalaman 8 meter-20 meter. Lintasan 5 keberadaan air tanah ada pada meter ke 50-60 dengan kedalaman 2 meter-10 meter.Research had been done to create a map of groundwater aquifers in Unsrat Campus Mosque and its surroundings. Research to obtain a layer of soil resistivity values ​​were measured using the Wenner-Schlumberger geoelectric configuration with the number of measurement tracks as much as 5 tracks. The amount of data of each track is as many as 576 measurement data, and processed using software RES2DINV. Results are cross-sectional images of 2D resistivity were used to determine the position of groundwater aquifers. The results indicate that the presence of a layer with low resistivity values ​​are 0.12 Ωm-0.64 Ωm. The position of the layer with low resistivity values ​​is water bearing layers and are in the South, West and North Campus Mosque. Tracks 1 exists at 170-180 meters to a depth of 5 to 30 meters. Tracks 3 where the ground water contained in the 150-155 meters to 2 meters into 17 meters. Tracks 4 where groundwater is on 38-48 meters to a depth of 8 meters-20 meters. Tracks 5 where ground water is on 50-60 meters to a depth of 2 meters-10 meters.
Analisis Intensitas Radiasi Matahari di Manado dan Maros Rifai, Listya Dewi; Tongkukut, Seni H. J.; Raharjo, Slamet Suyitno
Jurnal MIPA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.1.2014.3907

Abstract

Telah dilakukan analisis intensitas radiasi matahari di Manado dan Maros dengan menganalisis pola grafik intensitas radiasi matahari terhadap sudut deklinasi matahari. Faktor pengaruh atmosfer dianalisis dari pola intensitas radiasi matahari terhadap curah hujan dengan metode regresi linear sederhana pada kedua daerah penelitian. Hasil yang diperoleh berupa nilai intensitas radiasi matahari di Maros lebih tinggi dibandingkan Manado sepanjang tahun, dengan Maros 133.121 gram.cal/cm², dan Manado 117.289 gram.cal/cm². Penerimaan intensitas radiasi matahari di Manado dan Maros dipengaruhi oleh intensitas curah hujan di kedua daerah, yaitu kenaikan curah hujan menurunkan intensitas radiasi matahari, disamping dipengaruhi oleh kondisi geografi lokal dan faktor tutupan awan.An analysis of solar radiation intensity in Manado and Maros had been performed by analyzing the chart pattern of the solar radiation intensity against angle of solar declination. The effect of atmosphere was analyzed using a simple linear regression method from the solar radiation intensity pattern against the precipitation at the two areas. The results showed that the solar radiation intensity value ​​in Maros was higher than that in Manado throughout the year, which were 133.121 gram.cal/cm² in Maros and 117.289 gram.cal/cm² in Manado. The solar radiation intensity in Manado and Maros was influenced by precipitation intensity in both regions, that was the increasing precipitation intensity decreased the solar radiation intensity, and by local geography and cloud factor.
Koefisien Serap Bunyi Papan Partikel Dari Bahan Serbuk Kayu Kelapa Suhaemi, Thamrin; Tongkukut, Seni H. J.; ., As'ari
Jurnal MIPA Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.2.1.2013.961

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik koefisien serap bunyi papan partikel dari bahan dasar serbuk kayu kelapa. Papan partikel dibuat dengan mencampur serbuk kayu kelapa dengan tepung kanji, dicetak, dan dikeringkan. Sampel berbentuk silinder, dibuat sebanyak 4 buah dengan tebal : (1,15 cm), (1,95 cm), (2,95 cm) dan (4,05 cm). Nilai koefisien serap bunyi sampel diukur menggunakan alat ukur koefisien serap bunyi. Hasil penelitian menunjukkan, ketebalan sampel mempengaruhi nilai koefisien serap bunyi (α) yaitu pada frekuensi 600 Hz. Koefisien serap bunyi (α) semakin menurun dengan bertambahnya ketebalan papan partikel (sampel penyerap).The research had been doing to know characteristic sound absorption coefficient of particle board which made from base material coconut wood dust. The particle board made by mix of coconut wood dust with cornstarch then pressed and dried. The particle board as a sample is cylinder with diameter 8,5 cm. The thick of four samples are 1,15 cm, 1,95 cm, 2,95 cm, and 4,15 cm. The sound absorption coefficient have measured by sound absorption coefficient instruments. The result is sample thickness has influence to sound absorption coefficient values such as at 600 Hz frequencies. Sound absorption coefficients is decreasing to the increasing of the particle board thickness (absorber sample).
Pemetaan Bawah Permukaan Melalui Pemodelan 3D Data Geolistrik Resistivitas Daerah Pra TPA Ilo-Ilo Endekan, Ririn Amma; Tamuntuan, Gerald Hendrik; Tongkukut, Seni H. J.; As'ari
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol. 8 No. 2 (2023): JLPPM SAINTEK 8(2), 2023
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jlppmsains.8.2.2023.48972

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk memvisualisasikan dan memperkirakan kondisi bawah permukaan di daerah lahan pembangunan TPA kawasan Ilo-Ilo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Data sekunder resistivitas hasil pengukuran metode geolistrik konfigurasi Wenner-Alpha yang sudah diinversi menggunakan software Res2dinv dimasukkan pada software voxler yang menghasilkan bentuk visual kondisi bawah permukaan didaerah lahan pembangunan TPA kawasan Ilo-Ilo dalam bentuk 3 dimensi. Diperoleh hasil bahwa dalam pemodelan secara 3 dimensi teridentifikasi keberadaan tiga potensi akuifer dengan nilai resistivitas ≤15 Ωm. Keberadaan akuifer pertama dan akuifer kedua berada pada kedalaman 10 hingga 65 meter dan akuifer ketiga terletak pada kedalaman 10-30 meter, dengan jumlah volume total ketiga akuifer sebesar 156.013,8m³.