Rina Tresnawaty
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGHILANGAN AMONIAK DI DALAM AIR BAKU AIR MINUM DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP MENGGUNAKAN MEDIA PLASTIK SARANG TAWON Said, Nusa Idaman; Tresnawaty, Rina
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2001): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.013 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v2i1.194

Abstract

Masalah air baku air minum di kota-kota besar misalnya Jakarta, Surabaya, dan kota besar lainnya semakin hari kualitasnya semakin menurun. Hal inimengakibatkan semakin mahalnya biaya produksi air baku dan pada kondisitertentu dapat menyebabkan PAM tidak dapat menghasilkan air yang baik.Dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh PAM pada bulan September 2000 terhadap air baku (intake water) di instalasi PAM Cilandak menunjukkan bahwa konsentrasi amoniak bervariasi hingga mencapai sekitar 2,0 mg/l, dimana nilai konsentrasi tersebut telah melampaui ambang batas peruntukkan air baku air minum yakni sebesar 1 mg/l menurut Kep. Gub. KDKI Jakarta No. 582 th 1995.PAM di Indonsia khususnya PAM di DKI Jakarta menggunakan senyawa khlor (gas khlor atau kalsium hipoklorit) yang selain untuk proses desinfeksi juga digunakan untuk menghilangkan senyawa logam Fe, Mn, serta amoniak. Dengan semakin besarnya konsentrasi senyawa amoniak dalam air baku, maka amoniak akan dapat bereaksi dengan khlor menjadi khloramine yang daya desinfeksinya lebih lemah. Hal ini akan mengakibatkan konsumsi khlor akan menjadi lebih besar sehingga biaya operasi menjadi lebih tinggi.Selain itu dengan semakin besarnya konsentrasi senyawa khlor yang digunakan, maka hasil samping yang dihasilkan seperti terbentuknya senyawa trihalometan dan khlorophenol juga semakin besar. Senyawa-senyawa tersebut dapat mengakibatkan penyakit kanker (carcinogen). Oleh karena itu zat pencemar amoniak harus dihilangkan.Untuk mengurangi kadar amoniak di dalam air baku air minum maka air sungai harus diolah terlebih dahulu melalui suatu pengolahan pendahuluan sebelum masuk ke unit pengolahan. Salah satu alternatif yakni menggunakan proses biologis dengan sistem biofilter tercelup yang diisi dengan media penyangga dari bahan plastik tipe sarang tawon.Penelitian dilakukan dengan mengoperasikan secara kontinyu satu reaktor biofilter tercelup menggunakan media palstik tipe sarang tawon dengan, ukuran 210 cm x 30 cm x 59 cm, volume total 371,7 liter.Efisiensi penurunan amoniak berdasarkan variasi waktu tinggal hidrolis 1-3 jam berkisar antara 48,74 % - 73.59 %. Pada pengolahan dengan pengkondisian waktu tinggal hidrolis 1 jam efisiensi penurunan sebesar 48.74%, untuk waktu tinggal 2 jam menunjukkan efisiensi sebesar 67.98 %, untuk waktu tinggal 3 jam efisiensi sebesar 73,59 %.Dari hasil percobaan di dapatkan persaman hubungan antara beban amoniak dengan efisiensi penghilangan amoniak yang ditunjukkan dengan persamaan :Y= -57,896 X + 79,859 di mana Y adalah efisiensi penghilangan amoniak (%), dan X adalah beban amoniak yang dinyatakan dalam gram amoniak/m2 media per hari, dengan nilai R (regresi) dengan harga R2 = 0,7486. Dari hasil tersebut terlihat bahwa dengan beban amoniak sebesar 0,1–0,7 gr/m2.hari di dapatkan efisiensi penghilangan amoniak antara 40 – 75 %.
PENGHILANGAN AMONIAK DI DALAM AIR BAKU AIR MINUM DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP MENGGUNAKAN MEDIA PLASTIK SARANG TAWON Nusa Idaman Said; Rina Tresnawaty
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2001): JURNAL TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.013 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v2i1.194

Abstract

Masalah air baku air minum di kota-kota besar misalnya Jakarta, Surabaya, dan kota besar lainnya semakin hari kualitasnya semakin menurun. Hal inimengakibatkan semakin mahalnya biaya produksi air baku dan pada kondisitertentu dapat menyebabkan PAM tidak dapat menghasilkan air yang baik.Dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh PAM pada bulan September 2000 terhadap air baku (intake water) di instalasi PAM Cilandak menunjukkan bahwa konsentrasi amoniak bervariasi hingga mencapai sekitar 2,0 mg/l, dimana nilai konsentrasi tersebut telah melampaui ambang batas peruntukkan air baku air minum yakni sebesar 1 mg/l menurut Kep. Gub. KDKI Jakarta No. 582 th 1995.PAM di Indonsia khususnya PAM di DKI Jakarta menggunakan senyawa khlor (gas khlor atau kalsium hipoklorit) yang selain untuk proses desinfeksi juga digunakan untuk menghilangkan senyawa logam Fe, Mn, serta amoniak. Dengan semakin besarnya konsentrasi senyawa amoniak dalam air baku, maka amoniak akan dapat bereaksi dengan khlor menjadi khloramine yang daya desinfeksinya lebih lemah. Hal ini akan mengakibatkan konsumsi khlor akan menjadi lebih besar sehingga biaya operasi menjadi lebih tinggi.Selain itu dengan semakin besarnya konsentrasi senyawa khlor yang digunakan, maka hasil samping yang dihasilkan seperti terbentuknya senyawa trihalometan dan khlorophenol juga semakin besar. Senyawa-senyawa tersebut dapat mengakibatkan penyakit kanker (carcinogen). Oleh karena itu zat pencemar amoniak harus dihilangkan.Untuk mengurangi kadar amoniak di dalam air baku air minum maka air sungai harus diolah terlebih dahulu melalui suatu pengolahan pendahuluan sebelum masuk ke unit pengolahan. Salah satu alternatif yakni menggunakan proses biologis dengan sistem biofilter tercelup yang diisi dengan media penyangga dari bahan plastik tipe sarang tawon.Penelitian dilakukan dengan mengoperasikan secara kontinyu satu reaktor biofilter tercelup menggunakan media palstik tipe sarang tawon dengan, ukuran 210 cm x 30 cm x 59 cm, volume total 371,7 liter.Efisiensi penurunan amoniak berdasarkan variasi waktu tinggal hidrolis 1-3 jam berkisar antara 48,74 % - 73.59 %. Pada pengolahan dengan pengkondisian waktu tinggal hidrolis 1 jam efisiensi penurunan sebesar 48.74%, untuk waktu tinggal 2 jam menunjukkan efisiensi sebesar 67.98 %, untuk waktu tinggal 3 jam efisiensi sebesar 73,59 %.Dari hasil percobaan di dapatkan persaman hubungan antara beban amoniak dengan efisiensi penghilangan amoniak yang ditunjukkan dengan persamaan :Y= -57,896 X + 79,859 di mana Y adalah efisiensi penghilangan amoniak (%), dan X adalah beban amoniak yang dinyatakan dalam gram amoniak/m2 media per hari, dengan nilai R (regresi) dengan harga R2 = 0,7486. Dari hasil tersebut terlihat bahwa dengan beban amoniak sebesar 0,1–0,7 gr/m2.hari di dapatkan efisiensi penghilangan amoniak antara 40 – 75 %.