Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MENDIDIK INSAN BERILMU YANG BERHATI TEDUH, BERPIKIR SOLUTIF DAN BERTINDAK ETIS: MENCARI SEBUAH HUMANISME INTEGRAL DI TENGAH KRISIS ANTROPOLOGIS Sutam, Inosensius
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 8 No 1 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2016/50

Abstract

Abstract: To Educate a Human  Having Science, Calm Heart, Solutive Thought, and Ethical Action: To Search an Integral Humanism in the Midst of an Antrhopological Crisis. To educate is the whole efforts of transforming someone, that he/she becomes a qualified human being, or human of a golden heart.  The golden human is a scientific person, having a calm heart, having a solutive thought, and ethical action. Having a science, or to possess a science is very important to support human existence.  Here, we often face with agitation between to have and to be.  Therefore, we need harmony in three centres of power within human’s self, namely heart, thought, and action.  A calm heart becomes the source of beauty (beautiful-ugly), and spirituality (sanctity-wicked). The thought becomes the source for rationality (right-wrong), that can give way out toward all problems that are faced by  human. The contents of heart and mind are expressed in action. Human’s activity (actus humanus) is sourced on ethics (good–evil).  Humans with a calm heart, solutive mind, ethical action, will be the integral human, and that matter will yield/result an integral humanism, namely the holistic notion/understanding on human, where all one’s life facets/aspects get the same and equal attention.Keywords: to educate, having a calm heart, having a solutive thought, having ethical action, integral humanism Abstrak: Mendidik insan berilmu yang berhati teduh, berpikir solutif dan bertindak etis:  mencari sebuah humanisme integral di tengah krisis antropologis. Mendidik adalah seluruh upaya untuk mentransformasikan seseorang, sehingga ia menjadi manusia bermutu atau manusia (berhati) emas. Manusia emas adalah orang yang berilmu, berhati teduh, berpikir solutif dan bertindak etis. Berilmu atau memiliki ilmu  sangat penting untuk mendukung keberadaan manusia. Di sini sering kita berhadapan dengan ketegangan antara memiliki dan ada. Karena itu  kita membutuhkan keharmonisan dalam tiga  pusat kekuatan dalam diri manusia, yaitu hati, pikiran, dan tindakan. Hati yang teduh menjadi sumber keindahan (indah-jelek) dan spiritualitas (suci-jahat). Pikiran menjadi sumber rasionalitas (benar-salah), yang dapat memberi jalan keluar terhadap semua masalah yang dihadapi manusia. Isi hati dan pikiran diungkapkan dalam tindakan. Tindakan manusiawi (actus humanus) bersumberkan etika (baik-buruk).  Manusia yang  mempunyai hati teduh, pikiran solutif, dantindakan etis akan menjadi manusia integral, dan hal itu akan menghasilkan sebuah humanisme integral, yaitu pemahaman yang menyeluruh tentang manusia, di mana semua aspek kehidupannya   mendapat perhatian yang sama dan seimbang. Kata kunci: berhati teduh, berpikir solutif, bertindak etis, humanisme integral
REFORESTASI BANGKA POA OLEH ANAK WASO COMMUNITY (AWAS.COM)   DI WILAYAH ADAT GENDANG WASO, MANGGARAI (Sebuah Riset Sosial) Marianus Tapung; Max Regus; Inosensius Sutam; Marsel R. Payong; Marianus S. Jelahut
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 4 No. 2 (2020): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jipd.v4i2.608

Abstract

The effort to maintain the balance of the natural environment is the responsibility of all humans on earth. The Waso Community (Anak Waso Community, AWAS.com) and the Waso indigenous community have been trying to carry out their responsibilities by carrying out reforestation activities for three years. To see the extent of these efforts carried out and get its impact, it is necessary to do social research. The main objective of this social research is to observe and evaluate comprehensively the steps of the Waso children's community in carrying out reforestation activities for three years in the Bangka Poa region, as well as the impact of the activities carried out. To describe the efforts of the Awas.Com community in protecting the environment, researchers conducted social research carried out using the Planning, Organizing, Acting, Impact (POAI) method. The research results illustrate that this reforestation activity has shown a positive impact in the form of the recovery of the natural conditions of the Bangka Poa region and the stable water debit in several springs. The research study also looks at and evaluates that reforestation activities for three years in a row have had a direct or indirect impact on the growth and development of ecological, sociological, economic and religious awareness and responsibilities in the community and Waso young generation.
MENDIDIK INSAN BERILMU YANG BERHATI TEDUH, BERPIKIR SOLUTIF DAN BERTINDAK ETIS: MENCARI SEBUAH HUMANISME INTEGRAL DI TENGAH KRISIS ANTROPOLOGIS Inosensius Sutam
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 8 No. 1 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.525 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v8i1.102

Abstract

Mendidik adalah seluruh upaya untuk mentransformasikan seseorang, sehingga ia menjadi manusia bermutu atau manusia (berhati) emas. Manusia emas adalah orang yang berilmu, berhati teduh, berpikir solutif dan bertindak etis. Berilmu atau memiliki ilmu sangat penting untuk mendukung keberadaan manusia. Di sini sering kita berhadapan dengan ketegangan antara memiliki dan ada. Karena itu kita membutuhkan keharmonisan dalam tiga pusat kekuatan dalam diri manusia, yaitu hati, pikiran, dan tindakan. Hati yang teduh menjadi sumber keindahan (indah-jelek) dan spiritualitas (suci-jahat). Pikiran menjadi sumber rasionalitas (benar-salah), yang dapat memberi jalan keluar terhadap semua masalah yang dihadapi manusia. Isi hati dan pikiran diungkapkan dalam tindakan. Tindakan manusiawi (actus humanus) bersumberkan etika (baik-buruk). Manusia yang mempunyai hati teduh, pikiran solutif, dantindakan etis akan menjadi manusia integral, dan hal itu akan menghasilkan sebuah humanisme integral, yaitu pemahaman yang menyeluruh tentang manusia, di mana semua aspek kehidupannya mendapat perhatian yang sama dan seimbang.
Exploring Challenges and Solutions in Tourism Village Management in the Manggarai Region, NTT: Mengeksplorasi Tantangan dan Solusi dalam Pengelolaan Desa Wisata di Wilayah Manggarai, NTT Sabina Ndiung; Inosensius Sutam; Sebastianus Menggo
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 3 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i3.18798

Abstract

Objects in tourism villages are valuable resources which government villages can employ to improve the prosperity of rural communities throughout Indonesia. Using these assets is an essential component of managing a tourist destination. The level of service provided to tourists is determined by how successfully the management performs their responsibilities. This Community Service explores the challenges that arise when developing eight tourist villages in the Manggarai district of West Flores, Indonesia. This Community Service is expected to address numerous problems in the management of eight tourist villages by involving 93 tourism stakeholders. This Community Service activity was carried out in eight villages during two months (November – December 2023). Data collection in this service through questionnaires, observations and interviews, then data was analyzed descriptive-quantitatively. The results show that eight villages have a number of obstacles, such as unavailability of tourist information centers in tourist villages (86%), English language communication (82.8%), rabid animals or other infectious agents at tourist locations (82.8%), infrastructure (78 .5%), environmental sustainability (77.4%), followed by hygiene and health issues (71%). The West Flores tourism community has a lot of potential, but it will only come true if it has been prepared for and the right steps are taken immediately.
PERAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DI KOMUNITAS BASIS GEREJAWI SANTA TERESA PAROKI SANTO PETRUS COLOL Yustina Servi; Inosensius Sutam; Oswaldus Bule
CREDENDUM: Jurnal Pendidikan Agama Vol 6 No 2 (2024): November 2024
Publisher : PERDIKKATI (Perkumpulan Pendidikan Keagamaan Katolik Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34150/credendum.v6i2.785

Abstract

Orang tua memiliki peran penting membentuk karakter anak. Permasalahan penelitian ini yaitu adanya orang tua yang kurang memahami tentang pentingnya pembentukan karakter anak dan adanya anak yang tidak memiliki karakter baik seperti bertutur kata kurang sopan, kurangnya rasa peduli, tidak jujur terhadap orang tua dan kurangnya rasa hormat pada yang lebih tua. Pertanyaan penelitian ini ialah bagaimana peran orang tua dalam pembentukan karakter anak di Komunitas Basis Gerejani (KBG) Santa Teresia Paroki Santo Petrus Colol. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran orang tua dalam pembentukan karakter anak di KBG Santa Teresia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara terhadap 8 orang tua dan ketua KBG Santa Teresia. Data wawancara ini dianalisis menggunakan tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua berperan untuk membantu anak berpikir positif, berbuat baik, mampu bersaing, disiplin, taat aturan, sopan santun, memegang teguh nilai kemanusiaan, keagamaan, moral, sosial, dan nilai budaya, kritis dalam pergaulan dan penggunaan gadget, tegas, dan mandiri.