Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENYULUHAN TENTANG ANEMIA GIZI PADA REMAJA DI POSYANDU REMAJA KELURAHAN TANJUNG MARULAK HILIR SRI PADANG TEBING TINGGI Hartono Hartono; Dameria; Marlinang Isabella Silalahi; Eva Ellya Sibagariang; Buenita Buenita
JPKM: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): Januari
Publisher : LEMBAGA KAJIAN ILMU SOSIAL DAN POLITIK (LKISPOL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah gizi yang sering dialami remaja adalah kekurangan gizi, kelebihan berat badan (Overweight), kegemukan (obesitas) serta anemia. Remaja putri lebih tinggi mengalami anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal itu disebabkan terjadi peningkatan kebutuhan besi karena kehilangan zat besi selama haid, perilaku atau kebiasaan makannya yang salah, karena membatasi setiap asupan makanan. Prevalensi anemia remaja putri 3 kali Riskesdas terus meningkat yaitu Riskesdas 2007 (26,5%), Riskesdas 2013 (22,7%) dan Riskesdas 2018 (48,9%).Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Metode dilakukan di Posyandu Remaja Kelurahan tanjung Marulak Hilir Tebing Tinggi pada tanggal 23 Juni 2021. Jumlah remaja yang berpartisipasi 25 orang. Indikator yang diukur adalah pengatahuan sebelum dan sesudah penyuluhan yang diperoleh secara Tanya jawab. Hasil yaitu Rata-rata remaja meningkat pengetahuaan setelah dilakukan penyuluhan. Status gizi berdasarkan IMT/U dari 25 orang yang diukur diperoleh hasil 23 orang (92%) gizi baik, 1 orang (4%) gizi kurang, dan 1 orang (4% obesitas). Sedangkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) menunjukkan bahwa 76% remaja dengan status gizi normal dan remaja dengan status gizi pendek 24%.
PENYULUHAN TENTANG CEGAH STUNTING KEPADA PETUGAS GIZI DI KABUPATEN SAMOSIR, TOBA, HUMBANG HASUNDUTAN, DAN TAPANULI UTARA Dameria Dameria; Hartono Hartono; Marlinang Marlinang; Eva Ellya; Buenita Buenita; Tariani G
JPKM: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : LEMBAGA KAJIAN ILMU SOSIAL DAN POLITIK (LKISPOL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting didefinisikan sebagai status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, kondisi stunting baru akan muncul setelah anak berusia 2 tahun. Balita stunting adalah balita dengan panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) menurut umurnya (U) dibandingkan dengan standar baku WHOMGRS (Kemenkes RI, 2016). WHO(2017) melalui World Health Assembly (WHA) menargetkan prevalensi stunting pada tahun 2025 menurun sebesar 40% di semua negara yang mempunyai masalah stunting termasuk Indonesia (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi stunting di Indonesia sebanyak 24,4%, Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 25,8%.Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan kepada petugas gizi bagaimana upaya dalam penanggulangan stunting. Jumlah peserta yang berpartisipasi sebanyak 55 orang. Setelah selesai penyuluhan ini diharapkan peserta mengetahui apa itu stunting dan bagaimana cara penanggulangannya.