Kurniawan Adi Saputro
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN ASPEK IDEASIONAL DAN INTERPRETASI BIOGRAFIS KARYA FOTO STEPHANUS SETIAWAN Bachtiar Firgiawan Wahono; Irwandi -; Kurniawan Adi Saputro
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.136 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i2.1902

Abstract

Penelitian ini mengkaji aspek ideasional dan interpretasi biografis karya foto Stephanus Setiawan. Aspek ideasional adalah bagaimana seorang fotografer menyikapi fenomena alam dengan menemukan ‘sesuatu’ dan mengungkapkannya dalam berbagai bentuk konsep, teori, dan wacana. Adapun interpretasi biografis adalah cara untuk mencari jawaban sebab-akibat mengapa fotografer menghasilkan karya dengan ciri tertentu dengan mempertimbangkan latar belakang kepribadiannya. Dengan demikian bentuk tampilan sebuah foto sesungguhnya berkaitan dengan latar belakang kehidupan pembuatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peranan proses kehidupan Stephanus Setiawan dalam perwujudan karya-karya fotonya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penyajian deskriptif atas fakta-fakta yang ditemukan. Setelah melalui proses observasi, wawancara dan penentuan sampel, karya-karya foto Stephanus Setiawan diteliti dengan pendekatan metode biografis. Pendekatan metode biografis berguna dalam menganalisis proses perkembangan Stephanus Setiawan untuk menemukan fakta-fakta yang memengaruhi proses penciptaan karya fotonya sehingga terlihat hubungan antara proses perkembangan karir Stephanus Setiawan dengan ide karya fotonya. Kata kunci: aspek ideasional, interpretasi biografis, karya foto 
STRATEGI KREATIF ROY GENGGAM DALAM PEMOTRETAN IKLAN Willy Pamungkas; Kurniawan Adi Saputro; Kusrini -
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.776 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i2.1901

Abstract

Anak-anak adalah objek yang dapat dieksplorasi dengan berbagai macam aspek dan pendekatannya dalam pemotretan. Setiap fotografer memiliki cara tertentu dalam memotret anak-anak, karena mereka memiliki perilaku yang susah diatur dan suasana hati yang mudah berubah. Seperti halnya Roy Gajah Seto Genggam Nusantoro atau dikenal sebagai Roy Genggam, fotografer dengan banyak pengalaman ini mempunyai cara tertentu dalam memotret anak-anak. Salah satu pemotretan iklan yang melibatkan anak-anak sebagai peduduk, adalah iklan Cussons pada 2014 dan 2016.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi kreatif Roy Genggam dalam pemotretan iklan Cussons. Metode wawancara serta studi dokumen dan arsip, digunakan dalam mengumpulkan data-datanya. Data yang didapat, dianalis dan dikaitkan dengan teori lalu disajikan secara deskriptif atas fakta-fakta yang ditemukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 12 cara yang dilakukan Roy Genggam serta tim RGP (Roy Genggam Photography) dalam memotret anakanak. Roy Genggam juga menggunakan tiga strategi kreatif dalam pemotretan iklan Cussons, yaitu strategi anak-anak sebelum pemotretan, strategi anak-anak saat pemotretan dan strategi hasil foto.Ketiga strategi tersebut terbentuk dari nalurinya dalam menghadapi masalah saat mewujudkan harapan-harapannya dalam pemotretan iklan Cussons. Kata kunci: strategi kreatif, Roy Genggam, fotografi, anak-anak 
KAJIAN SEMIOTIKA TERHADAP MASKULINITAS DALAM FOTO IKLAN ROKOK GUDANG GARAM DJAJA EDISI ‘RAHASIA DJAJA’ TAHUN 2015 Prasetyo Wicaksono Achmad; Irwandi -; Kurniawan Adi Saputro
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.104 KB) | DOI: 10.24821/specta.v1i2.1906

Abstract

Penelitian ini mengkaji makna foto iklan rokok Gudang Garam Djaja. Selain memiliki makna tersurat, sebuah foto iklan juga memiliki makna tersirat. Fotografi kerap kali digunakan seorang produsen untuk media ilustrasi iklan mereka, tak terkecuali bagi produsen rokok. Meskipun masyarakat telah mengetahui bahaya dan akibat yang ditimbulkan dari merokok, rokok tetap menjadi komoditas yang laku di tengah masyarakat Indonesia. Iklan secara langsung mempengaruhi hal tersebut, melalui iklan-iklan yang menjual produk rokok mereka kepada konsumen maupun calon konsumen baru, iklan ikut mempengaruhi persepsi pandangan mengenai rokok. Larangan penggunaan produk rokok secara vulgar melalui PP Nomor 81 Tahun 1999 menyebabkan produsen rokok untuk membuat konsep iklan yang tidak menggunakan atau menggambarkan kegiatan merokok sama sekali. Sering kali, foto iklan rokok menggunakan model maupun konsep yang menggambarkan imaji maskulinitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, di mana peran peneliti sebagai instrumen penelitian dan disajikan secara deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semiotika konotasi. Melalui metode tersebut, akan ditemukan pemaknaan pada tingkat denotasi dan konotasinya. Hasil dari penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa konotasi yang menebal menjadi sebuah mitos dalam masyarakat. Imaji maskulinitas yang ditampilkan dalam foto iklan rokok Gudang Garam Djaja merupakan stereotip yang ada dan diyakini oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Kata kunci: semiotika, maskulinitas, foto iklan, rokok
SEDERHANA DAN JITU: FOTO, TEKS, DAN GRAFIK INFORMASI PENDIDIKAN CARA HIDUP RENDAH KARBON UNTUK REMAJA Kurniawan Adi Saputro
Specta: Journal of Photography, Arts, and Media Vol 6, No 2 (2022): Specta: Journal of Photography, Arts, and Media
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/specta.v6i2.8193

Abstract

Penelitian penciptaan ini bertujuan untuk mengisi kekosongan bahan pembelajaran perubahan iklim untuk generasi muda. Kesulitan membuat bahan pembelajaran ini adalah kerumitan tema dan keabstrakan konteks. Penelitian ini memanfaatkan literatur yang ada untuk menentukan subtema dan menentukan konteks geografis yang mewakili persoalan. Subtema mitigasi perubahan iklim menghasilkan empat kegiatan, yaitu makan, bepergian, berpakaian, dan meninggali rumah. Untuk keempat kegiatan tersebut, dipilih karakter yang dekat sasaran pembaca, disusun narasi berdasar kehidupan sehari-hari karakter, dan dibuat visualisasi berupa rangkaian foto dokumenter. Keempat karakter diwawancara secara mendalam dan difoto. Untuk memperjelas pesan foto penciptaan ini membuat grafik informasi berdasar data primer dan data sekunder sebagai pembanding emisi karbon. Refleksi dalam proses pembuatan menghasilkan wawasan bahwa penyederhanaan tema dapat dilakukan dengan memilih bagian persoalan yang relevan dengan kehidupan anak muda, menggunakan unit penghitungan yang akrab, meletakkan data dalam konteks pembanding dan golongan yang mudah dipahami, dan mengacu kepada kehidupan sehari-hari mereka. Untuk mendekatkan konteks, bahan pembelajaran perlu mengacu pada konteks setempat, memilih karakter yang mewakili golongan konsumsi, menyusun informasi dalam narasi yang personal, dan mewujudkan pesan dalam berbagai format (teks, foto, grafik informasi). Penelitian empirik terhadap pembelajar perlu dilakukan untuk menguji efektivitas langkah-langkah ini.Simple and Accurate: Educational Photographs, Texts, and Information Graphics about Low-Carbon Lifeways for Teenagers. This creative research aims to fill the gap in literature of learning materials for youth about climate change. The dificulties in creating such materials lie in the theme's complexities and the abstractness of its context. This study employs the existing literature to select subthemes and geographical context that effectively represents the problem. The subthemes of climate change mitigation selected in this project were, eating, commuting, clothing, and home dwelling. For each of the selected activities, this study selected a character close to the learners, composed a narrative based on the character's daily life, and created a visualisation from documentary photographs of them. This research interviewed and took pictures of the four characters. To complement the photographic message this project designed information graphics based on primary and secondary data about comparable carbon emission. Reflection in the creative process gave insights into the problem of theme simplification, namely by selecting problems that were relevant to the youth, using familiar unit of measure, putting data in a comparative context and simplified categories, and referring to young people's daily life. To bring the context closer, the learning materials needed to refer to the local context, use characters who represented their consumption level, compose the information into a personal narrative, and materialise the message in multiple formats (text, photograph, graphic). The insights from this study need to be empirically tested to assess the efficacy of this study's strategies.