Prevalensi perkawinan usia anak di Indonesia telah mengalami penurunan lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir tetapi masih merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Timur dan Pasifik (BPS, 2016).Sejalan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menangani angka pernikahan dini, BKKBN telah gencar melakukan kampanye namun masih kurang optimal, melalui GenRe (Generasi Berencana) diharapkan bisa menekan angka pernikahan dini diindonesia yaitu dibawah 21 tahun untuk perempuan,dan dibawah 25 tahun untuk laki-laki (BKKBN, 2016).Persiapan pranikah yang dilakukan di Indonesia masih sebatas pemberian imunisasi TT belum terkait dengan pemberian edukasi tentang kesehatan reproduksi secara khusus. Dari segi pelayanan yang masih terbatas pada tenaga professional yang memberi edukasi kurangnya pengetahuan para calon pasangan sehingga memungkinkan tidak dilakukannya penundaan kehamilan, padahal kehamilan diusia kurang dari 20 tahun bisa memunculkan berbagai komplikasi pada saat melahirkan, bayi yang lahir dari ibu yang usianya dibawah 20 tahun bisa menghadapi risiko 50% lebih tinggi mengalami stillbirth (lahir mati) atau bayi meninggal dalam beberapa minggu pertama dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang berusia 20-29 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 20 tahun lebih cenderung memilki berat badan lahir rendah dengan efek risiko jangka panjang (Sri Astuti et al,2017).Kata Kunci : Konseling, Reproduksi, Pranikah ABSTRACT The prevalence of child marriage in Indonesia has more than doubled in recent years but is still one of the highest in the East Asia and Pacific region (BPS, 2016). early, BKKBN has been aggressively campaigning but it is still not optimal, through GenRe (Planning Generation) it is hoped that it can reduce the number of early marriages in Indonesia, namely under 21 years for women, and under 25 years for men (BKKBN, 2016) The prevalence of child marriage in Indonesia has more than doubled in recent years but is still one of the highest in the East Asia and Pacific region (BPS, 2016). early, BKKBN has been aggressively campaigning but it is still not optimal, through GenRe (Planning Generation) it is hoped that it can reduce the number of early marriages in Indonesia, namely under 21 years for women, and under 25 years for men (BKKBN , 2016)Keywords: Counseling, Reproduction, Premarital