Achmad Fahrudin
Program Studi Pengelolaan Sumberdya Pesisir dan Laut FPIK-IPB, Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah Ilham Marasabessy; Achmad Fahrudin; Zulhamsyah Imran; Syamsul B Agus
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 1 No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.58 KB)

Abstract

Sebagai salah satu pulau kecil yang tidak berpenduduk, pulau Nusa Manu dan Nusa Leun memiliki keindahan pesisir dan laut yang masih alami. Sumberdaya alam dikedua pulau ini sangat potensial untuk kegiatan ekowisata bahari. Penelitian ini dilakukan melalui  metode suvei secara deskriptif evaluatif untuk memperoleh data primer, sedangkan  data citra satelit diolah dengan menggunakan analisis spasial dengan bantuan aplikasi Sistem Informasi Geografis (ArcGIS). Potensi ekowisata bahari yang terdapat pada kedua pulau ini ialah wisata diving dan snorkeling. Luas hamparan terumbu karang berdasarkan analisis citra satelit sekitar 193.33 ha, dominansi dari jenis Acropora Branching. Tipelogy terumbu karang ialah berbentuk (fringing reef) membentuk sabuk dengan lebar beberapa feet. Terumbu karang yang layak dan dapat dijadikan sebagai destinasi ekowisata bahari berada pada bagian belakang pulau Nusa Leun.
Kajian Kesesuaian Ekowisata Bahari Pulau Kecil (Studi Kasus: Nusa Manu Dan Nusa Leun) Di Maluku Tengah Ilham Marasabessy; Achmad Fahrudin; Zulhamsyah Imran; Syamsul B. Agus
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 1 No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.753 KB)

Abstract

Beberapa negara di dunia yang memiliki pulau kecil telah melakukan pengembangan kawasan sekitar pulau untuk berbagai kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maluku sebagai provinsi kepulauan memanfaatkan beberapa pulau kecil potensial untuk kegiatan wisata bahari. Memiliki luas sekitar 0,31 Km2 dan 0,73 Km2 menjadikan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun masuk dalam kategori pulau-pulau kecil. Status sebagai pulau kecil yang tidak berpenduduk dengan karakteristik khusus di kedua pulau berpotensi dikembangkan untuk kegiatan ekowisata snorkeling, diving, tracking mangrove dan rekreasi pantai. Penelitian dilakukan dari bulan September hingga Desember 2016. Menggunakan metode deskriptif evaluatif untuk memperoleh data primer, sedangkan bentang alam pulau diperoleh melalui citra satelit Arcgis Imagery 2016, kemudian diolah menggunakan analisis spasial dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (ArcGIS). Potensi ekowisata bahari yang ditemukan di kedua pulau adalah wisata diving, snorkeling, tracking mangrove, dan rekreasi pantai. Kedua pulau memiliki karakteristik unik di pesisir maupun laut, dikelilingi oleh terumbu karang eksotis (fringing reef), mangrove yang luas dan banyak jenis, juga memiliki tiga pantai pasir putih dengan relief rendah dan lurus. Kesesuaian ekowisata bahari di kedua pulau berada dalam kategori sesuai dan sangat sesuai
Konektivitas Pulau Kecil dan Pulau Induk Dalam Pengembangan Ekowisata Bahari Berdasarkan Karakteristik Geografis dan Sosial Budaya Lokal (Studi Kasus Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun) Ilham Marasabessy; Achmad Fahrudin; Zulahamsyah Imran; Syamsul Bahri Agus; Muhammad Iksan Badarudin
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 1 (2021): JURNAL RISET PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.338 KB)

Abstract

Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun merupakan gugusan pulau kecil dengan luas masing-masing 0.31 Km2 dan 0.73 Km2, berada di utara Pulau Seram Maluku Tengah dan tidak ditempati masyarakat (kosong). Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik geografis dan sosial budaya masyarakat dalam proses pengembangan ekowisata bahari di kedua pulau. Harapannya menjadi informasi pendukung data base terkait pengelolaan pulau Nusa Manu dan Nusa Leun sebagai kawasan parwisata bahari. Pengambilan data dilakukan secara langsung (insitu) di lapangan selama bulan September sampai Desember 2016, mewakili 2 lokasi yaitu central area of research dan study area of research. Menggunakan analisis deskriptif evaluatif untuk mengethaui dinamika sosial dan budaya masyarakat Negeri Sawai, melalui interview indepth dan pengisian kusioner. Sedangakan data geografis dan landscape pesisir diperoleh menggunakan analisis spasial dengan perangkat lunak aplikasi ArcmapGis 10.3.1. Kedua pulau berada pada wilayah dataran tinggi mencapai lebih dari 500 mdpal, terbentuk secara alami melalui mekanisme vulkanis dan tektonik. Pengembangan kawasan saling terintegrasi antara pulau induk dan pulau kecil berdasarakan konektivitas ekologi dan sosial melalui pengelolaan sumberdaya alam