Annisa Ayu Tantia
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GAMBARAN MANAJEMEN PENGENDALIAN RISIKO PAPARAN LINGKUNGAN KERJA DI AREA TERBUKA DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA (Studi Kasus di Perusahaan Konstruksi PT.X) Annisa Ayu Tantia; Siswi Jayanti; Ekawati Ekawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 4, No 4 (2016): JULI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.033 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v4i4.14294

Abstract

Sektor konstruksi kini mengalami peningkatan pertumbuhan kerja yang pesat dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dalam setiap proyeknya. Manajemen risiko digunakan sebagai dasar untuk menentukan program pengendalian risiko. Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 dan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien adalah tujuan penerapan SMK3. PT.X adalah salah satu perusahan fabrikasi (konstruksi) yang memproduksi anjungan lepas pantai yang beroperasi pada lahan reklamasi pantai. Paparan panas, sinar matahari, dan debu merupakan bahaya dari lingkungan kerja di area terbuka yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan manajemen pengendalian risiko paparan lingkungan kerja di area terbuka yaitu iklim kerja panas, sinar matahari, dan debu dalampencegahan penyakit akibat kerja. Jenis penelitian yaitu dekskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi,dan studi dokumen. Jumlah informan utama sebanyak 4 orang dan informan triangulasi sebanyak 8 orang. Analisis manajemen pengendalian risiko ditinjau dari aspek penilaian risiko kesehatan dinilai kurang efektif karena tidak ada penilaian risiko paparan lingkungan kerja di area terbuka; surveilans kesehatan dinilai kurang efektif karena tidak ada pemeriksaan kesehatan berkala; pencatatan kesehatan kerja dinilai efektif; evaluasi lingkungan kerja dinilai kurang efektif karena tidak ada pengukuran iklim kerja panas dan SOP pengukuran; dan pengendalian yang digunakan dinilai efektif. Namun, hasil tersebut tidak dapat dikaitkan dengan penyakit akibat kerja karena di PT.X tidak ada penyakit yang terbukti sebagai PAK dan data kecenderungan penyakit. Sebaiknya antara manajemen perusahaan dengan departemen HSE terjalin komunikasi yang baik mengenai pemenuhan peraturan di Indonesia, pembuatan dokumen HIRA dan HRA, dan program pengendalian risiko.