Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pembelajaran melalui Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Kemagnetan Peserta Didik Kelas IX Semester Dua Tahun Ajaran 2012/2013 Umrotun Umrotun
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Vol 7, No 1 (2016): APRIL 2016
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jp2f.v7i1.1153

Abstract

Abstrak-Tujuan penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan pemahaman konsep kemagnetan, serta memaparkan perubahan perilaku belajar peserta didik kelas IX semester dua tahun ajaran 2012/2013 SMP N 3 Mranggen melalui pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, jumlah siswa 33 orang terdiri 18 siswa perempuan dan 15 siwa laki-laki. Setiap siklus dilakukan tahapan: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pada siklus I hasil penelitian indikator meningkatnya pemahaman tentang kemagnetan menunjukkan persentase sebesar 63,64 % (21 orang) yang belum tuntas sebesar 36,36 % (12 orang) dan nilai rata-rata klasikal 73. Pada siklus II pemahaman tentang induksi elektromagnet yang mencapai tuntas belajar dengan persentase sebesar 93,94 % (31 orang), sedang yang belum tuntas 2 siswa sebesar 6,06 % (2 siswa) dan nilai rata-rata klasikal 82. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 71,40 % dan pada siklus II sebesar 87,88 %.Kata kunci: Peningkatan kemampuan pemahaman, peta konsep (concept maps), konsep kemagnetan
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP OPTIK MELALUI TEKNIK INKUIRI TERBIMBING PESERTA DIDIK KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012 Umrotun Umrotun
Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika Vol 3, No 1 (2012): APRIL 2012
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jp2f.v3i1/april.389

Abstract

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan besaranpeningkatan pemahaman konsep optik dengan menggunakan teknikinkuiri terbimbing dan memaparkan perubahan perilaku belajarpeserta didik kelas VIII tahun ajaran 2011/2012. Pelaksanaanpenelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Mranggen Demak, subyekpenelitian terdiri dari 23 siswa. Penelitian yang dilakukan adalahpenelitian tindakan kela. Pada saat pembelajaran pada siklus Ipemahaman konsep optik pada materi pemantulan cahaya siswa yangmencapai tuntas belajar sebesar 69,56 % yang belum tuntas sebesar30,44 %, pemahaman konsep pada siklus I berkatagori cukup dengannilai rata-rata kelas 77. Perubahan perilaku belajar siswa rata-ratamasih kurang karena di bawah kriteria minimal 75 %. Hasilpenelitian pada siklus II pemahaman konsep optik materi pembiasancahaya mengalami peningkatan dengan ketuntasan belajar siswasebesar 91,30 % sedang yang belum tuntas 8,70 %. Pemahamankonsep pada siklus II rata-rata baik dengan nilai rata-rata kelas 86.Hasil penelitian pada siklus II terjadi peningkatan perubahan belajarsiswa sebesar 1,91 %. Dari perolehan perhitugan gain dapatdisimpulkan bahwa pembelajaran dengan teknik inkuiri terbimbingefektif dalam meningkatkan pemahaman konsep, siswa lebih aktif, danketerampilan berpikir juga meningkat.Kata kunci: peningkatan kemampuan, optik, Inkuiri terbimbing
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih Berkelanjutan melalui Program Air Minum Muhammadiyah (PAMMU) di Desa Kadipiro, Sambirejo, Sragen Jumadi, Jumadi; Priyana, Yuli; Danardono, Danardono; Umrotun, Umrotun
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 5 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i5.1933

Abstract

This community service program aims to improve sustainable access to clean water and strengthen community independence through the Muhammadiyah Drinking Water Program (PAMMU) in Kadipiro Village, Sambirejo District, Sragen Regency. The method employed was Participatory Action Research (PAR), which emphasizes the active involvement of the community at every stage of the program. The activities began with problem identification and local potential mapping through Focus Group Discussions (FGDs), followed by the participatory development of a roadmap and action plan, as well as technical training and institutional strengthening for the community-based water management organization. The action phase was reinforced with collective reflection and participatory evaluation, resulting in enhanced managerial capacity, the establishment of a participatory institutional structure, and the creation of a local drinking water brand, “Enbia.” The outcomes demonstrated significant improvements in knowledge, hygiene and sanitation practices, and community-based institutional management of clean water. Despite challenges such as limited funding and infrastructure, the PAR model proved effective in fostering multi-stakeholder collaboration, enhancing community self-reliance, and ensuring the sustainability of clean water management. This model holds potential for replication in other villages facing similar challenges.ABSTRAKKegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan akses air bersih berkelanjutan dan memperkuat kemandirian masyarakat melalui Program Air Minum Muhammadiyah (PAMMU) di Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR), yang menekankan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan. Program dimulai dengan identifikasi masalah dan potensi lokal melalui Focus Group Discussion (FGD), dilanjutkan dengan penyusunan roadmap dan action plan secara partisipatif, serta pelatihan teknis dan pendampingan kelembagaan pengelola air bersih. Proses aksi ini diperkuat dengan refleksi dan evaluasi bersama, yang menghasilkan peningkatan kapasitas pengelola, terbentuknya kelembagaan partisipatif, serta lahirnya merek air minum lokal “Enbia”. Hasil pengabdian menunjukkan adanya perubahan signifikan pada aspek pengetahuan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta pengelolaan kelembagaan air berbasis masyarakat. Meskipun masih terdapat tantangan pendanaan dan keterbatasan infrastruktur, model PAR ini terbukti mampu memperkuat kolaborasi multipihak, meningkatkan kemandirian warga, serta mendukung keberlanjutan pengelolaan air bersih. Temuan ini dapat direplikasi di desa lain yang menghadapi permasalahan serupa.