Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisa Anjlokan Kereta Api Bima Rute Surabaya-Malang Pada KM 8+625 Petak Wonokromo-Waru Nugroho Utomo; Dian Purnamawati Solin
KERN Vol 5 No 2 (2019): Jurnal KERN : Oktober 2019
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.125 KB) | DOI: 10.33005/kern.v5i2.16

Abstract

Peristiwa anjloknya kereta api pada rel merupakan kondisi dimana kereta api tidak dapat menunjukkan performa perjalanannya dengan aman dan keluar dari jalurnya disebabkan karena gangguan mekanik pada rel seperti rel patah dan komponen pendukung struktur jalan kereta api seperti penambat rel dan bantalan rel yang tidak berfungsi dengan baik. Anjloknya kereta api merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam keselamatan perjalanan kereta api terlebih lagi jika kereta api tersebut membawa muatan barang berbahaya. Penyebab dari rel patah dapat terjadi karena kelelahan material dari rel yang tidak terpantau ditambah dengan pembebanan berulang dari kereta api. Selain itu kejadian anjloknya kereta api pada rel juga dapat terjadi di area perlintasan sebidang antara jalan kereta api dan jalan raya dengan jarak pandang aman tersedia yang pendek. Dari beberapa peristiwa kereta api anjlok yang pernah terjadi di Indonesia umumnya disebabkan karena patah rel. Seperti peristiwa yang terjadi pada tanggal 26 Juli 2017 di KM 8+625 petak Wonokromo – Waru yakni anjloknya Kereta Api Bima (KA 43) rute Surabaya –Malang disebabkan oleh rel patah. Prosedur analisis anjloknya Kereta Api Bima ini dilakukan dengan perhitungan distribusi pembebanan pada stamformasi kereta api rencana, perhitungan nilai dumping factor (λ), perhitungan besar momen maksimum dan tegangan yang terjadi pada rel dan perhitungan besar momen dan tegangan yang terjadi pada bantalan rel. Dari hasil analisis diketahui bahwa penyebab anjloknya Kereta Api Bima adalah karena nilai tegangan hitung pada rel hampir mendekati nilai tegangan ijin rel (kritis), sehingga kondisi rel eksisting rawan terhadap kelelahan material (fatigue) lebih awal.
The Effect of Adding Teak Charcoal as a Filler on the Performance of the Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) Lucky Setyawan; Ibnu Sholichin; Nugroho Utomo
Journal of Civil Engineering and Technology Sciences Vol. 3 No. 2 (2024): October : Journal of Civil Engineering and Technology Sciences
Publisher : Faculty Of Engineering University 17 August 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/jcets.v3i2.1757

Abstract

The filler in asphalt concrete layers usually uses Portland cement, whose raw materials are limestone and clay, these resources are limited and cannot be renewed. Therefore, teak wood charcoal can be an alternative filler. Charcoal contains non-polar carbon compounds, such as asphalt, which have adhesive properties to hold different particles together. So, in this research, it is hoped that teak wood charcoal can be used as a filler in accordance with the General Specifications of Bina Marga 2018 Revision 2. This research uses variations in filler levels of 0%, 1%, 2%, 3% and 4%. Based on the Marshall test results, the optimum asphalt content value was 6.40% and the optimum filler content value was 0.58%. The addition of teak charcoal as a filler increases the stability, Marshall Quotient, VIM and VMA values, but reduces the flow and VFA values. In conclusion, the addition of teak charcoal as a filler to the AC-WC mixture can increase the strength of the road pavement, but excessive use can make the road pavement porous and damaged.