Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

BENTUK SATUAN KEBAHASAAN DAN MAKNA TOPONIMI NAMA DESA DI WILAYAH KABUPATEN TABALONG Akhmad Humaidi; Alimuddin A. Djawad; Yulita Safutri
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 4 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.132 KB)

Abstract

Kajian mengenai toponimi penamaan tempat bagi masyarakat awam masih dianggap tidak urgen, tetapi kajian sebenarnya ini dapat mendeskripsikan karakteristik masyarakat di masa lalu baik dari segi filosofi, sejarah, sosial, maupun kondisi geografis. Penelitian ini mengkaji toponimi di wilayah Kabupaten Tabalong dari segi bentuk satuan kebahasaan dan makna. Wilayah ini menarik karena letak geografisnya berada di antara tiga provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur sehingga menjadi tempat pertemuan beberapa budaya yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data diambil dari 33 desa di wilayah selatan Kabupaten Tabalong, yaitu kecamatan Kelua, Banua Lawas, Pugaan, dan Muara Harus. Objek penelitian dibatasi pada nama desa yang telah lama ada bukan nama desa baru yang berasal dari pemekaran. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, pengurangan data, pengelompokkan data, penginterpretasian, dan kesimpulan. Penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan bentuk satuan kebahasaan, nama desa di wilayah Tabalong terbagi menjadi empat klasifikasi, yaitu kata dasar, berafiks, jamak, dan akronim. Berdasarkan makna, nama desa dapat diklasifikasikan menjadi Flora, Fauna, Wujud Air, Rupabumi, Benda Alam, Tokoh, Folklor, dan Alat.
Pesan, Tanda, dan Makna dalam Studi Komunikasi Alimuddin A. Djawad
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 1 No 1 (2016): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.028 KB) | DOI: 10.33654/sti.v1i1.344

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji keteraitan pesan, tanda, dan makna dalam komunikasi. Pesan merupakan sesuatu yang penting sehingga dibutuhkan media perantara agar diterima oleh penerima (receiver). Dalam kegiatan komunikasi, pesan diubah dalam wujud tanda (sign). Hal ini, menunjukkan bahwa pesan dan tanda memiliki keterkaitan. Di sisi lain, makna merupakan hasil dari penandaan sehingga sifatnya tidak mutlak dan statis.
PENGGUNAAN METODE SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 1 SDN SEMANGAT DALAM 5 Alimuddin A. Djawad; Isna Kasmilawati; Muhammad Ridho Ginting
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 7 No 2 (2022): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/sti.v7i2.2117

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan membaca permulaan di SDN Semangat Dalam 5 bertujuan untuk memaparkan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 1 melalui metode suku kata. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan mengambil subjek penelitian pada siswa kelas 1 dengan jumlah 20 siswa yang berlokasi di SDN Semangat Dalam 5. Model yang digunakan adalah model Kurt Lewin (1946). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan. Empat tahap utama yang ada pada setiap siklus terdiri dari: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Hasil penelitian menunjukan ketuntasan peningkatan kemampuan membaca permulaan pada siklus I mencapai 35% kategori “mulai berkembang”, 55% kategori “berkembang sesuai harapan”, dan 10% kategori “berkembang sangat baik”. Kemudian pada siklus II 85% kategori “berkembang sangat baik”, 15% kategori “berkembang sesuai harapan”.
SISTEM SAPAAN PADA MASYARAKAT SUKU BUGIS DI DESA PAGARRUYUNG KABUPATEN TANAH BUMBU Maryatin; Alimuddin A. Djawad
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 8 No 1 (2023): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/sti.v8i1.2185

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan bentuk kata sapaan dalam masyarakat Suku Bugis di Desa Pagaruyung, (2) Mendeskripsikan fungsi sapaan, dan (3) Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kata sapaan yang digunakan suku Bugis di Desa Pagarruyung. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolinguistik dengan metode deskriptif analisis di mana penelitian ini melakukan penggambaran secara mendalam terhadap tuturan kata sapaan yang diterapkan oleh narasumber. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Suku Bugis. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagarruyung Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan metode cakap semuka, metode rekam, dan metode catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bentuk sistem sapaan masyarakat Suku Bugis di Desa Pagarruyung terdiri dari sapaan kekerabatan (hubungan darah) terdapat 25 kata sapaan yaitu terdiri dari : Kai Dato, Nene/Enne, Dato’, Emma’, Ambo/ Bapa’, Amure, Inaure/Nure, Daeng/Kaka’ Borane/ Padaruane, Padakundrai, Silessureng, Kaka’/Andi’, Anaure/Anure, Sappo, Sappo siseng, Sappo kidua, Sappo kitellu, Appo, Appo uttu, Ana’ Mattoa/Ana’ Maccoa, Pacuccung/Pecappureng, Lakkai/Lake, Baine/Bene, Ana’, Manittu, Mattua/Matoang, Ipa, Kaka’ Ipa, Andi’ Ipa, dan kata sapaan non kekerabatan terdiri dari 17 kata sapaan yaitu terdiri dari : Iko, Idi, Iya, Alena, Emma’na, Ambo’na/Bapa’na, Baco, Becce, Puang, Dottoro, Guru, Sandro, Pembakala’e, Pa’ galung, Pattasi, Haji, Pakkelong. (2) Fungsi sapaan adalah sebagai fungsi perhatian dengan lawan bicara dan fungsi alat kontrol interaksi. (3) Faktor yang mempengaruhi sapaan Suku Bugis di Desa Pagarruyung adalah faktor sapaan sosial, faktor kekerabatan, faktor profesi, faktor status sosial dan faktor pencampuran bahasa.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 2B SDN MARABAHAN 1 Irni Cahyani; Rabiatul Adawiyah; Alimuddin A. Djawad
STILISTIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 8 No 2 (2023): Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : STKIP PGRI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33654/sti.v8i2.2446

Abstract

Model pembelajaran kooperatif memberikan dampak positif pada pembelajaran tematik di kurikulum 2013 yang mana penilaian siswa terdiri atas penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan adanya model kooperatif dapat memudahkan guru dalam menggali potensi siswa dengan mencari pengalaman mereka sendiri dalam mencari jawaban dan menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat antara siswa dengan teman kelompoknya. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui persiapan guru terhadap model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran tematik kelas 2B SDN Marabahan 1. (2) untuk mengetahui pelaksanaan guru terhadap model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran tematik kelas 2B SDN Marabahan 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deksriptif. Subjek penelitian adalah Guru dan siswa kelas 2B. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif pada pembelajaran tematik kelas 2B SDN Marabahan 1, guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) siswa serta sumber belajar digunakan yaitu buku tematik guru dan siswa, alat bantu lainnya meja,kursi dan papan tulis. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan model pembelajaran kooperatif sesuai dengan kegiatan belajar di kelas. Siswa sangat senang, aktif, dan bekerjasama ketika guru melaksanakan model kooperatif. Yang sebelumnya siswa kurang dalam minat belajar dan kurang semangat, maka dengan adanya model kooperatif memberikan dampak kemajuan yang baik dalam menumbuhkan minat, semangat, kerjasama dan saling menghargai antar siswa dalam kelompoknya di kelas 2B.