Sulaiman Kurdi
Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Transational Islamic Movement (Studi Gerakan Islam Hizbut Tahrir Indonesia) Sulaiman Kurdi
Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan Vol 1, No 2 (2013): (Januari) Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Politik
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.799 KB) | DOI: 10.37058/jipp.v1i2.2263

Abstract

Kemunculan berbagai gerakan Islam pasca jatuhnya Soeharto patut dicermati. Momentum ini digunakan dengan baik oleh gerakan Islam untuk bangkit. Kenyataan ini ditandai dengan hadirnya berbagai organisasi atau gerakan Islam, antara lain Hitbut Tahrir Indonesia (HTI), MMI, FPI,KISDI dan lainnya. Fenomena ini membuat banyak kalangan bertanya-tanya siapa sebenarnya mereka. Gerakan Islam yang disebutkan diatas seringkali disebut gerakan radikal, ekstrem, militan ataupun fundamentalisme. Kehadiran mereka tidak dapat dielakan dari gejala yang terjadi di Indonesia. Tulisan ini menjelaskan pemikiran HTI dan mereka memberikan tawaran berupa ideologi berbasiskan Islam. Karena mereka menganggap ideologi-ideologi yang ada tidak memberikan penyelesaian terhadap masalah-masalah yang multidimensional yang dihadapi oleh umat manusia sehingga mereka menawarkan “wacana” berupa penegakan  Syariat Islam dan seperangkat aturan-aturan lainnya.Akhirnya, terpulang kepada masyarakatlah yang akan menilai dan atau menerima wacana tersebut
MASYARAKAT IDEAL DALAM AL-QUR’AN (Pergulatan Pemikiran Ideologi Negara dalam Islam antara Formalistik dan Substansialistik) Sulaiman Kurdi
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v14i1.1049

Abstract

Ada perbedaan pandangan (tentang mewujudkan cita-cita profetik dalam masyarakat ideal) antar generasi dalam melihat teks-teks al-Qur’an seperti: “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” dan “amar ma'ruf nahi munkar”. Hal ini menimbulkan pengelompokan yangsatu menghendaki hubungan lslam danNegara bersifat formalistik dan legalistik, hal inimenjadikan Islam sebagai dasar ideologi negara dan yang kedua bcrorientasi pada nilai-nilai yang bersifatsubstansialistik yang bersifat inklusif', integratif' dan diversifikatif bagi bangsaIndonesia yang sangat majemuk baik suku, agama, ras tentunya pemikirankelompok keduanya lebih cocok untuk diterapkan di tanah air tercinta ini,
Hukum Dan Politik Di Indonesia Pasca Kemerdekaan: Studi Kasus Pengadilan Agama Dan Pengadilan Adat Sulaiman Kurdi; Ichwan Ahnaz Alamudi
JOURNAL OF ISLAMIC AND LAW STUDIES Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Fakultas Syariah UIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.259 KB) | DOI: 10.18592/jils.v5i3.5816

Abstract

Abstract: One of the important questions that arise after Indonesia's independence is: what law will be applied in Indonesia?. A long debate has come to the fore, involving various groups and views. Broadly speaking, as described by the authors of this article, the debate can be divided into two broad blocks: the first block of debate between supporters of pluralism and supporters of uniformism, and the second block of debate between secular nationalists and Muslims. Abstrak: Salah satu pertanyaan penting yang muncul setelah Indonesia merdeka adalah: hukum apa yang akan dipakai di Indonesia?. Perdebatan panjangpun muncul ke permukaan, melibatkan berbagai macam kelampok dan pandangan. Secara garis besar, seperti yang dijabarkan oleh penulis artikel ini, perdebatan tersebut bisa dibagi meniadi dua blok besar: blok pertama perdebatan antara pendukung pluralisme dengan pendukung uniformisme, dan blok kedua perdebatan antara nasionalis sekuler dengan Muslim.
KONSEP TAAT KEPADA PEMIMPIN (ULIL AMRI) DI DALAM SURAH AN-NISA : 59, AL-ANFAL :46 DAN AL-MAIDAH : 48-49 (ANALISIS TAFSIR TAFSIR AL-QURTHUBI, AL-MISHBAH, DAN IBNU KATSIR) Sulaiman Kurdi; , Jumratul Mubibah; Ummul Faizah
JOURNAL OF ISLAMIC AND LAW STUDIES Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Syariah UIN Antasari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.201 KB) | DOI: 10.18592/jils.v1i1.2552

Abstract

Abstract: Leadership is a mandatory goal. in each interpretation of al-ulil amri, al-Kitab (al-qur'an) obedience to Allah and His Messenger. The research method uses the interpretations of Al-Qurthubi, Al-Mishbah, and Ibnu Katsir to analyze the subject matter per verse and the meaning using the theory to support the meaning of the meaning. The Obedient Concern to the Apostle and Ulil Amri in this verse is absolute, as Ulil Amri does not instruct the forbidden by Allah swt. The Apostle has two positions. First, explain the laws of God and keep His message. Second, managing public affairs and explaining government regulations based on needs. Abstrak : Taat kepada pemimpin merupakan tujuan yang wajib. dalam masing-masing tafsir mengenai ulil amri, al- kitab ( al-qur’an) ketaatan kepda Allah dan RasulNya. Metode penelitian menggunakan tafsir Al-Qurthubi, Al-Mishbah, dan Ibnu Katsir menganilsis pokok permasalahan per ayat dan makna menggunakan teori untuk mendukung pengertian makna.Konsep Taat kepada Rasul dan Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak, selama Ulil Amri tidak memerintahkan kepada yang dilarang oleh Allah swt. Rasul memiliki dua kedudukan. Pertama, menjelaskan hukum-hukum Tuhan dan menunaikan risalahNya. Kedua, mengelola urusan masyarakat dan menjelaskan peraturan-peraturan pemerintahan berdasarkan kebutuhan. 
Social Media Fiqh: A Study of Religious Moderation Muhammad Torieq Abdillah; Sulaiman Kurdi
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid Vol 25, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/tajdid.v25i2.4829

Abstract

This study examines the phenomenon of social media in Indonesia by looking at the existing limits. The limitation in question is the existence of social media fiqh from the perspective of religious moderation. Social media fiqh is at least present to be a sign of the negative issues and trends that exist in social media. The research method used is a qualitative descriptive literature study. The theory used is the theory of religious moderation analysis. The results showed that the social media phenomenon in Indonesia found a lot of freedom that leads to cyberbullying, intolerance, radicalism, and others. In addition, quite often, the occurrence of hoaxes scattered on social media is the cause of extremist ideas that make a clash in socio-religious in Indonesia. Religious moderation is present in limiting people's behavior to maintain harmony. These restrictions also cannot be separated from the messages in the Qur'an and Hadith so that activities on social media are controlled. Then, this step supports the issue of religious moderation echoed by the government through the Ministry of Religious Affairs. Therefore, the creation of social media fiqh is worth religious moderation. However, it is also necessary to know the characteristics of religious moderation to be applied in social media, such as tawassuth (taking the middle way), tasamuh (tolerance), musawah (egalitarian or equality), and tahadhdhur (civility). Social media fiqh became the answer to limit people's behavior on social media by linking it with religious moderation as an answer to social change on social media