Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MAKNA KERESAHAN TERHADAP KONDISI ALAM DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS HERMENEUTIKA DALAM LIRIK LAGU “LAST ROAR” KARYA TUAN TIGABELAS) Jody Kurniawan; Karina Jayanti
Jurnal Broadcomm Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53856/bcomm.v1i2.113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam teks lagu Tuan Tigabelas “Last Roar”, yang didasarkan pada Teori Hermeneutik Paul Ricoeur berdasarkan otonomi teks dan interpretasi pendengarnya. Dalam interpretasi pendengar, mereka dipandu oleh otonomi teks, yaitu situasi pembaca yang tenggelam dalam ide, plot, dan gambar penulis tanpa sempat mempertanyakan latar belakang penulis, bagaimana kondisi pada saat itu, waktu teks itu ditulis, apa motivasi penulis dalam membuat teks, atau bahkan melihat latar belakang pembacanya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pendengar yang memiliki koneksi dalam mendengarkan lagu “Last Roar” dan juga observasi dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan browsing artikel yang membahas tentang musisi Tuan Tiga Belas dan karyanya serta video wawancara, video musik, dan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu “Last Roar” memiliki banyak makna yang saling terkait dari pendengarnya, mulai dari kritik sosial terhadap manusia hingga kondisi alam, peringatan atau pengingat kita sebagai manusia dalam melestarikan kondisi alam dan hewan, serta bentuk-bentuk keserakahan manusia untuk keuntungan mereka sendiri untuk pembukaan lahan kelapa sawit. Namun pada intinya lagu “Last Roar” menimbulkan keresahan tentang kondisi alam dan harimau sumatra, penciptanya berhasil membuat pendengarnya merasakan keresahannya. Sifat teks yang otonom, dalam penafsiran teks, saling terkait dengan maksud pengarang, situasi dan tempat teks itu dibuat, relasinya dengan teks lain, dan kondisi pendengar sebagai penafsir, sehingga jelaslah bahwa sebuah teks ketika berhadapan dengan penafsirnya memiliki karakter yang otonom.Kata Kunci: Kegelisahan, Tafsir, Lirik Lagu, Hermeneutika.
PEMAKNAAN LAGU TERHADAP SELF ACCEPTANCE PENDENGAR (ANALISIS HERMENEUTIKA GADAMER DALAM LAGU “PELUKKU UNTUK PELIKMU” KARYA FIERSA BESARI) Karina Jayanti; Reni Fitriani
Jurnal Broadcomm Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.065 KB) | DOI: 10.53856/bcomm.v3i2.224

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menelaah makna lagu pelukku untuk pelikmu karya Fiersa Besari bagi pendengarnya, agar dapat diketahui bagaimana sebuah lagu dapat menjadi salah satu hal untuk pendengarnya dalam menerima keadaan yang ada pada dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pendengar yang memiliki cerita tersendiri dengan lagu pelukku untuk pelikmu dan juga observasi yang dilakukan pada kolom komentar video klip lagu pelukku untuk pelikmu serta menggunakan teori hemeneutika karya Gadamer karena peneliti memahami lagu tersebut berdasarkan pemahaman pendengar lagu pelukku untuk pelikmu yang diarahkan oleh prasangka dari diri sendiri yakni sejumlah pengalaman serta pengetahuannya, yang dipengaruhi oleh cerita di balik pembuat karya dan juga proses pembuatan lagu itu sendiri. Hasil penelitian menunjukan lagu pelukku untuk pelikmu memiliki berbagai pemaknaan dari para pendengarnya, sebagai pengingat untuk menghargai perjuangan diri, menambah kepercayaan diri dan agar tidak pernah menyalahkan diri sendiri serta dapat menerima segala keadaan yang ada pada diri pendengarnya. Pada intinya, pelukku untuk pelikmu dapat menciptakan ketenangan pada pendengarnya   karena dapat membuat pendengarnya membuang rasa cemas, rasa takut dan rasa bersalah yang ada dalam diri mereka. Kata Kunci : Pemaknaan, Lagu, Self Acceptance, Hermeneutika, Fiersa Besari
MAKNA KERESAHAN TERHADAP KONDISI ALAM DALAM LIRIK LAGU (ANALISIS HERMENEUTIKA DALAM LIRIK LAGU “LAST ROAR” KARYA TUAN TIGABELAS) Jody Kurniawan; Karina Jayanti
BroadComm Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.98 KB) | DOI: 10.53856/bcomm.v1i2.190

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam teks lagu Tuan Tigabelas “Last Roar”, yang didasarkan pada Teori Hermeneutik Paul Ricoeur berdasarkan otonomi teks dan interpretasi pendengarnya. Dalam interpretasi pendengar, mereka dipandu oleh otonomi teks, yaitu situasi pembaca yang tenggelam dalam ide, plot, dan gambar penulis tanpa sempat mempertanyakan latar belakang penulis, bagaimana kondisi pada saat itu, waktu teks itu ditulis, apa motivasi penulis dalam membuat teks, atau bahkan melihat latar belakang pembacanya sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pendengar yang memiliki koneksi dalam mendengarkan lagu “Last Roar” dan juga observasi dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan browsing artikel yang membahas tentang musisi Tuan Tiga Belas dan karyanya serta video wawancara, video musik, dan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lagu “Last Roar” memiliki banyak makna yang saling terkait dari pendengarnya, mulai dari kritik sosial terhadap manusia hingga kondisi alam, peringatan atau pengingat kita sebagai manusia dalam melestarikan kondisi alam dan hewan, serta bentuk-bentuk keserakahan manusia untuk keuntungan mereka sendiri untuk pembukaan lahan kelapa sawit. Namun pada intinya lagu “Last Roar” menimbulkan keresahan tentang kondisi alam dan harimau sumatra, penciptanya berhasil membuat pendengarnya merasakan keresahannya. Sifat teks yang otonom, dalam penafsiran teks, saling terkait dengan maksud pengarang, situasi dan tempat teks itu dibuat, relasinya dengan teks lain, dan kondisi pendengar sebagai penafsir, sehingga jelaslah bahwa sebuah teks ketika berhadapan dengan penafsirnya memiliki karakter yang otonom.
PEMAKNAAN LAGU TERHADAP SELF ACCEPTANCE PENDENGAR (ANALISIS HERMENEUTIKA GADAMER DALAM LAGU “PELUKKU UNTUK PELIKMU” KARYA FIERSA BESARI) Karina Jayanti; Reni Fitriani
BroadComm Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.065 KB) | DOI: 10.53856/bcomm.v3i2.227

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menelaah makna lagu pelukku untuk pelikmu karya Fiersa Besari bagi pendengarnya, agar dapat diketahui bagaimana sebuah lagu dapat menjadi salah satu hal untuk pendengarnya dalam menerima keadaan yang ada pada dirinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada pendengar yang memiliki cerita tersendiri dengan lagu pelukku untuk pelikmu dan juga observasi yang dilakukan pada kolom komentar video klip lagu pelukku untuk pelikmu serta menggunakan teori hemeneutika karya Gadamer karena peneliti memahami lagu tersebut berdasarkan pemahaman pendengar lagu pelukku untuk pelikmu yang diarahkan oleh prasangka dari diri sendiri yakni sejumlah pengalaman serta pengetahuannya, yang dipengaruhi oleh cerita di balik pembuat karya dan juga proses pembuatan lagu itu sendiri. Hasil penelitian menunjukan lagu pelukku untuk pelikmu memiliki berbagai pemaknaan dari para pendengarnya, sebagai pengingat untuk menghargai perjuangan diri, menambah kepercayaan diri dan agar tidak pernah menyalahkan diri sendiri serta dapat menerima segala keadaan yang ada pada diri pendengarnya. Pada intinya, pelukku untuk pelikmu dapat menciptakan ketenangan pada pendengarnya karena dapat membuat pendengarnya membuang rasa cemas, rasa takut dan rasa bersalah yang ada dalam diri mereka.
THE EFFECTIVENESS OF GOVERNMENT INSTAGRAM ACCOUNT TO FULFILL THE INFORMATION NEEDS STUDY ON @HUMASKOTATANGSEL Fahmil Hakim; Karina Jayanti
Journal of Digital Media Communication Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dimedcom.2022.v1i1.6509

Abstract

South Tangerang City has official government social media accounts as their information media through the Communication and Informatics Service work unit @humaskotatangsel. This account is a medium that provides information to the public. The purpose of this study was to see the effectiveness of the @humaskotatangsel Instagram account in meeting the information needs of its people. This research uses quantitative research methods and the positivism paradigm. The data collection technique was carried out using a survey method using a questionnaire with a quota sampling technique. The respondents in this study were followers of the Instagram account @humaskotatangsel, which was calculated using the Slovin formula so that the total sample was 100 respondents. This study uses the uses and gratification theory, which assumes that media users play an active role in choosing and using which media is appropriate to meet their needs. In this case, the information needs of 48.3% of the fulfillment of the information needs of the people of Tangerang. And it is known from the results of the T-test that the value of t count (9.563) > t table (1.660). This figure shows Ho is rejected and Ha is accepted, which means there is an influence on the effectiveness of the @humaskotatangsel Instagram account in meeting the information needs of the Tangerang people.