Titin Sutarti
Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBIASAAN DANA PUNIA DI PASRAMAN RADITE WIDYA DESA PLAJAN, PAKIS AJI, JEPARA Kuswati; Sujaelanto; Titin Sutarti
Jawa Dwipa Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.08 KB)

Abstract

Karakter merupakan watak, sifat, kepribadian dari seseorang, sehingga untuk menumbuhkan karakter, perlu menanamkan pendidikan karakter sejak dini dari usia anak-anak. Pasraman Radite Widya adalah salah satu pasraman agama Hindu yang melaksanakan pembelajaran Dana Punia tidak saja disajikan dalam bentuk teori, tetapi melalui praktek punia. Peserta didik merupakan agen perubahan, sehingga dengan menanamkan karakter yang baik, niscaya bangsa ini ke depan akan dibawa menuju perubahan yang baik pula. Salah satu program yang dibuat untuk membentuk karakter siswa di Pasraman Radite Widya yaitu melalui program pembiasaan berdana punia. Ajaran dana punia sudah sering kali di anjurkan oleh para tokoh agama Hindu dalam setiap dharmawacana, dharma tula bahkan disampaikan dalam bentuk bhisama,, akan tetapi pada kenyataannya anjuran untuk berdana punia belum bisa menyadarkan masyarakat untuk melakukan dana punia. Kurangnya ber dana punia salah satunya tidak terlepas dari karakter yang ada pada diri setiap orang. Oleh sebab itu Pengelola pasraman Radite Widya membuat jadwal dana punia untuk siswa pasraman agar siswa-siswa pasraman terbiasa melakukan dana punia sejak dini. Artikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif tentang Pembentukan Karakter Siswa melalui Pembiasaan Dana Punia di Pasraman Radite Widya Desa Plajan, Pakis Aji, Jepara. Proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil data dianalisis menggunakan teori Humanistik dan Behaviorisme. Dari hasil analisis ditemukan bahwa Pasraman Redite Widya Kabupaten Jepara adalah salah satu pasraman di Jawa Tengah yang mampu melakukan pembalajaran dana punia melalui teori dan praktek. Ajaran dana punia dituangkan dalam kurikulum, dharmawacana dan juga poster dilingkungan pasraman, sedangkan penerapan dana punia dilakukan melalui pengumpulan sampah yang layak dijual berbentuk botol plastic, kaleng bekas, karton bekas, dan pengumpulan punia berbentuk uang recehan. Implementasi Ajaran Punia Pasraman Radite Widya menumbuhkan sikap siswa menjadi siswa yang memiliki; Kejujuran, Toleran, Disiplin, Bersahabat, Peduli social, Mandiri, Kerja Keras dan bertanggungjawab.
REFLEKSI AJARAN TAT TWAM ASI TERHADAP SISWA SMP NEGERI 3 TRUCUK Ni Ayu Puja Saraswati; Titin Sutarti
Jawa Dwipa Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.309 KB)

Abstract

Manusia memiliki dua sifat yaitu sifat baik dan sifat buruk. Kecenderungan sifat ini akan membawa seseorang untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuan pengetahuan seseorang dalam menanggapi sesuatu. Karakter positif dan negative bisa terbentuk sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Maka untuk menghindari perbuatan yang tidak baik dibutuhkan pengetahuan dan Pendidikan dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Masa remaja atau masa anak-anak sekolah sangat dibutuhkan Pendidikan karakter sehingga anak akan terbetuk ilmu dan pengetahuannya untuk tumbuh dan berkembang demi masa depan. Tanggungjawab lingkungan keluarga sangatlah penting dalam tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Dari fisik, Kesehatan dan penanaman budhi pekerti sangat dibutuhkan. Lingkungan sekolah juga sangatlah penting dalam pembentukan moral dari seorang anak, dimana di sekolah anak akan memperoleh pengetahuan secara akademik dan budi pekerti dari ajaran agamanya, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki anak dapat membedakan antara perbuatan baik dan perbuatan tidak baik (dharma dan adharma). Tidak kalah pentingnya adalah lingkungan masyarakat, juga akan dapat mempengaruhi sifat dan karakter dari seorang anak, sehingga lingkungan yang kondusif sangat dibutuhkan dalam tumbuh dan berkembanganya daya pikir seorang anak. Ajaran agama Hindu yaitu “Tat Twam Asi”. Tat artinya itu (ia), Twam artinya kamu. Jadi Tat Twam Asi artinya “Aku adalah Kamu dan Kamu adalah Aku”. Istilah tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita umat hindu bahkan sudah mendarah daging. Sehingga ajaran ini harus dapat dipahami dengan sungguh-sungguh oleh seoarang anak, sehingga dapat di aplikasikan dalam proses tumbuh dan berkembangnya. Tujuan hidup manusia adalah moksartham jagadhita ya ca iti dharma yakni terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun kelak di alam moksa. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif yang membahas atau mendiskripsikan implementasi ajaran Tat Twam Asi, faktor-faktor yang mempengaruhi implikasi ajaran Tat Twam Asi, serta upaya dalam meningkatkan Implementasi ajaran Tat Twam Asi. Berdasarkan analisis data dilapangan dapat disimpulkan bahwa keluarga, lingkungan Pendidikan, dan masyarakat turut berperan aktif dalam peningkatkan implementasi ajaran Tat Twam Asi pagi tumbuh dan berkembangnya pembentukan karakter dan bhudi pekerti seorang anak.
PERANAN ANALISIS WACANA DAN KONTEKS BUDAYA DALAM PENGAJARAN BAHASA Shinta Tyas Pratisthita; Putu Budiadnya; Titin Sutarti
Jawa Dwipa Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/jd.v3i2.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis wacana dan konteks budaya dalam pengajaran bahasa. Sesuai dengan tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis pustaka. Metode analisis pustaka yaitu menggunakan buku-buku, literatur ataupun bahan pustaka, kemudian mencatat atau mengutip pendapat para ahli yang ada di dalam buku tersebut. Secara praktis, metode yang digunakan dalam kajian ini dijabarkan dalam tiga metode sesuai dengan tahapan pelaksanaannya, yaitu: (1) metode pengumpulan data; (2) metode analisis data; dan (3) metode penyajian hasil analisis. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat peranan analisis wacana dan konteks budaya dalam pengajaran Bahasa yaitu pada keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
NILAI-NILAI KARAKTER DALAM UPACARA TINGKEBAN DI KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN Setyaningsih; Titin Sutarti; Shinta Tyas Pratisthita
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i1.218

Abstract

Suku Jawa memiliki berbagai macam tradisi dan budaya salah satunya adalah tingkeban. Tingkeban adalah upacara yang dilaksanakan oleh wanita yang hamil pertama kali ketika kandungannya genap berusia tujuh bulan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosesi dan nilai-nilai karakter dalam upacara tingkeban di Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Secara praktis, metode yang digunakan dalam kajian ini dijabarkan dalam tiga metode sesuai dengan tahapan pelaksanaannya, yaitu: metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian hasil analisis. Hasil dari penelitian ini yaitu upacara tingkeban mengandung beberapa nilai karakter di dalamnya yakni nilai religius, nilai nasionalis, nilai mandiri, nilai gotong royong dan nilai integritas.
UPAYA PENUMBUHAN DAN PENGUATAN KARAKTER SISWA DENGAN IMPLEMENTASI AJARAN BHAKTI SEJATI Titin Sutarti
Widya Aksara : Jurnal Agama Hindu Vol 28 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v28i2.241

Abstract

Seseorang yang melaksanakan Bhakti sejati harus mampu mengolah semua rasa dalam hati dan mengendalikan seluruh rasa yang menyelimuti jiwa untuk dapat mengendalikan ego. Dengan mengendalikan sifat keakuan akan mampu menembus kedalaman kepribadiannya sehingga mampu mendekati dan merasakan kedamaian. Penerapan ajaran Bhakti sejati akan terwujud dalam perilaku dalam dirinya, dengan orang lain maupun seluruh makhluk di semesta ini, maka ajaran Bhakti sejati akan berdampak kepada pola perilaku manusia terhadap lingkungan sosialnya. Perilaku ini bisa memberikan kedamaian dan memberikan dampak kebahagiaan bagi seluruh manusia dan alam semesta, sehingga ajaran Bhakti sejati sangat perlu diajarkan dan diimplementasikan terhadap seluruh manusia terutama generasi muda yang berada di bangku sekolah sebagai wujud penguatan karakter dan kepribadian. Dengan ini maka akan terciptanya generasi muda yang mencerminkan manusia seutuhnya. Karakter merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak manusia yang harus selalu diperkuat. Proses pendidikan karakter sangat penting bagi generasi muda, karena pendidikan karakter dapat berkontribusi sangat tinggi terhadap proses pendidikan nasional dan dapat menumbuhkan perilaku manusia yang tangguh dan berbudi pekerti luhur. Ajaran Bhakti sejati dapat dimaknai untuk menciptakan dan menumbuhkembangkan sifat yang berbudi pekerti luhur dalam menciptakan situasi dan kondisi yang damai dan sentosa disertai hubungan sosial yang serasi, selaras dan harmonis. Ajaran Nava Vidha Bhakti ; Srawanam, Kirtanam, Smaranam, Padasevanam, Arcanam, Vedanam, Dasyam, Sukhyanam, Atmanivedanam. Nava Vidha Bhakti merupakan ajaran yang mengajarkan sebuah upaya yang berlandaskan cinta kasih untuk mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia.