Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PRODUKSI DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT RINGAN GEOPOPLIMER-SERAT GELAS Amran Amran; Subaer Subaer; Husain Husain
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 18, No 1 (2022): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v18i1.32429

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memproduksi komposit ringan geopolimer-serat gelas berbahan dasar Fly-ash. Komposit disintesis dengan metode aktivasi alkali, kemudian ditambahkan agen berpori Hidrogen Peroksida (H2O2). Serat gelas ditambahkan pada geopolimer dan disusun berlapis membentuk komposit dan di curing pada suhu 70°C selama 3 jam, kemudian disimpan selama 28 hari sebelum dilakukan pengujian. Karakterisasi sampel dilakukan dengan pengujian SEM, massa jenis, porositas, daya serap air, konduktivitas termal, dan kuat tekan. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan bahwa material geopolimer dengan serat gelas tidak berikatan dengan baik karena terdapat retakan disekitar serat gelas. Hasil pengujian massa jenis dan porositas sampel berturut-turut 1,35 gr/cm3; 1,31 gr/cm3; 1,27 gr/cm3; dan 1,25 gr/cm3 dan 10,7%, 12,7%, 13,19%, dan 13,71%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa massa jenis menurun seiring dengan penambahan konsentrasi serat gelas sedangkan porositasnya meningkat. Daya serap air sampel meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi serat gelas, diperoleh daya serap air tertinggi sebesar 11,7 % pada sampel komposit 1,5% serat gelas. Hasil pengujian konduktivitas termal menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai konduktivitas termal sampel seiring dengan penambahan serat gelas. Kuat tekan tertinggi pada komposisi sampel tanpa serat yaitu sebesar 6,4 MPa. Penurunan kuat tekan sampel diakibatkan oleh geopolimer dengan serat gelas tidak berikatan dengan baik, terlihat pada hasil karakterisasi SEM.
Clubbing: Lifestyle Para Remaja di Kota Makassar Dyan Paramitha Darmayanti; M Iqbal Arifin; Husain Husain
Phinisi Integration Review Volume 5 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v5i3.39378

Abstract

At present the development of urban areas in Indonesia is growing very rapidly, this is marked by the emergence of various tall buildings to the development of the entertainment industry, one of which is Makassar City. Various types of entertainment venues are starting to emerge in the city of Makassar at this time, ranging from children's and youth entertainment venues to entertainment venues that are visited by certain groups and are in demand by some young people, such as nightclubs, namely clubs or so-called discotheques. This study aims to find out about clubbing which has now become a lifestyle for some teenagers in Makassar City. The research used qualitative research and used observation methods and in-depth interviews with 7 informants who were in their early teens to late teens, both from high school and those who had an identity as a student in university. The results of this study explain that these teenagers lead a lifestyle caused by internal factors and external factors. Internal factors consist of boredom with monotonous activities and the notion that clubbing is something that can only be done by cool kids and clubbing is a place to calm down, while external factors are due to association with social circles and curiosity because many clubbing activities have sprung up on social media.Saat ini perkembangan daerah perkotaan di Indonesia semakin bertumbuh dengan sangat cepat hal ini ditandai  , salah satunya Kota Makassar. Berbagai jenis tempat hiburan mulai bermunculan di Kota Makassar saat ini, mulai dari tempat hiburan anak dan remaja hingga tempat hiburan yang dikunjungi oleh kalangan tertentu saja dan diminati oleh beberapa kaum muda, seperti tempat hiburan malam yaitu club atau biasa disebut diskotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai clubbing yang dimana saat ini telah menjadi gaya hidup beberapa remaja di Kota Makassar. Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dan menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam terhadap 7 orang informan yang berusia remaja awal hingga remaja akhir baik dari bangku sekolah menengah atas, hingga yang memiliki identitas sebagai mahasiswa. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa para remaja ini menjalani gaya hidup disebabkan karena berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri rasa bosan terhadap aktivitas yang monoton serta anggapan bahwa clubbing adalah hal yang hanya dapat dilakukan oleh anak gaul dan menjadi clubbing sebagai tempat untuk menenangkan diri, sementara faktor eksternal adalah karena pergaulan lingkaran pergaulan dan rasa penasaran karena banyaknya kegiatan clubbing bermunculan di media social.
PEMBUATAN AGREGAT BETON GEOPOLIMER SEBAGAI SELF HEALING CONCRETE MENGGUNAKAN BACILLUS SUBTILIS Wa Nur Hasratia; Subaer Subaer; Husain Husain
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 19, No 1 (2023): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v19i1.41525

Abstract

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mensintesis agregat beton geopolimer serta melihat pengaruh penambahan agregat dan bakteri bacillus subtilis terhadap sifat mekanik beton geopolimer berbasis fly ash. Agregat geopolimer diproduksi dengan bahan dasar Fly Ash, bakteri bacillus subtilis, NaOH (Natrium Hidroksida), Na2SiO3 (Sodium Silikat) danH2O (Aquades), dituang ke dalam cetakan agregat dan dibiarkan pada suhu ruang. Agregat kemudian dicampur kedalam pasta geoplimer dan di curring pada suhu 70 selama 1 jam. Sampel dibuat 4 komposisi dengan variasi penambahan agregat sebesar 0%; 8.3%; 13.8% dan 27.7%. Sampel disimpan pada ruang terbuka selama 28 hari. Sifat mekanik beton geopolimer dikarakterisasi melalui kuat tekan. Komposisi kimia dari beton geopolimer dikarakterisasi menggunakan XRD (X-Ray Diffraction). Mikrostruktur sampel beton geopolimer yang dihasilkan dipelajari dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy). Sifat fisik beton geopolimer dikarakterisasi menggunakan pengukuran massa jenis dan porositas. Hasil penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang potensi sebagai salah satu alternatife pada proses pemulihan keretakan dengan Self Healing Concrete.
Identifikasi Struktur Kristal Serbuk Titanium Dioksida Berbahan Dasar Serbuk TI Yang Disintesis Menggunakan Metode Terlarut Asam Vicran Zharvan; Nurhayati Nurhayati; Husain Husain; Hasnidar Hasnidar; Nurfajriani Muin
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2022 : PROSIDING EDISI 1
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.183 KB)

Abstract

Abstrak. Sintesis material serbuk TiO2 telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode logam terlarut asam. Serbuk TiO2 disinttesis menggunakan logam Ti dan larutan HCl pada temperatur kerja 700oC. Hasil analisis menunjukkan bahwa serbuk TiO2 merupakan material polimorf dengan fasa rutile dan anatase. Identifikasi mengenai struktur kristal dilakukan dengan menggunakan metode penghalusan rietveld dan diperoleh nilai parameter kisi untuk fasa rutile adalah a = (4.596252±0.000308)Ǻ, b = (4.596252±0.000308) Ǻ dan c = (2.961413±0.000222) Ǻ dan untuk fasa anatase adalah a = (3.815013±0.003667) Ǻ, b = (3.815013±0.003667)Ǻ dan c = (9.444517±0.015758) Ǻ dengan nilai GoF sebesar 2.01.  Kata Kunci: TiO2, Anatase, Rutile, Rietveld, Struktur Kristal.
PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR (NaOH DAN HCl) TERHADAP KARAKTERISTIK KARBON AKTIF DARI TONGKOL JAGUNG Ahmad Saban; Jasruddin Jasruddin; Husain Husain
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 19, No 2 (2023): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v19i2.45044

Abstract

Sintesis karbon aktif dari limbah tongkol jagung dilakukan untuk memanfaatkan limbah biomassa. Penelitian ini bertujuan mensintesis dan mengkarakterisasi karbon aktif dari limbah tongkol jagung. Tahapan pembuatan karbon aktif dimulai dengan preparasi sampel yaitu pembersihan, pencucian, dan pengeringan. Tongkol jagung kemudian dikarbonasi pada suhu 400oC selama satu jam untuk menghasilkan karbon. Tahap selanjutnya aktivasi menggunakan NaOH dan HCl dengan variasi konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Karakterisasi karbon aktif menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil karakterisasi SEM menunjukkan bahwa karbon aktif yang diperoleh memiliki struktur permukaan yang tidak teratur dengan ukuran dan bentuk pori terbuka yang berbeda. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa karbon aktif yang diperoleh memiliki struktur amorf. Hasil penentuan kadar air dan kadar abu karbon aktif yang diperoleh adalah 2,97% dan 3,92%. Nilai kadar air dan kadar abu karbon aktif dari tongkol jagung ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 06-3730-1995)
ANALISIS X-RAY FLOURESENCE DAN X-RAY DIFFRACTION MINERAL PASIR DAN BATU BESI INDONESIA SEBAGAI MATERIAL MAGNETIK Husain Husain; Yana Taryana; Wisnu Ari Adi; Nurhayati Nurhayati; Muhammad Saleh; Nurmala Dewi
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 20, No 1 (2024): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v20i1.53907

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan fisis mineral batu dan pasir besi di Indonesia. Sampel batu besi dalam penelitian ini diperoleh dari Kalimantan sedangkan sampel pasir besi diperoleh dari Pasir Pantai Takalar. Pengujian XRF (X-ray Flouresence) dan X-ray diffraction dikombinasikan untuk mengetahui unsur penyusun dan struktur kristal kedua sampel. Proses separasi magnetik menggunakan hard permanent magnetic dilakukan untuk memisahkan unsur magnetik dan non-magnetik sampel untuk selanjutnya dilakukan pengujian XRF dan XRD. Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa unsur dominan penyusun sampel adalah Fe (besi). Kandungan Fe pada batu dan pasir besi masing-masing adalah sekitar 76 dan 43 %. Sedangkan hasil pengujian XRD menunjukkan bahwa fase dominan kedua sampel adalah Fe3O4 (magnetite) dan Fe2O3 (hematite). Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa batu dan pasir besi dapat dijadikan sebagai sumber material untuk aplikasi material magnetik karena memiliki unsur dominan Fe dan senyawa besi oksida seperti magnetite.
Program Pembuatan Tempat Sampah dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SMK Negeri Balanipa Husain Husain; Nurfadillah R; Nurhayati N; Ramli M; Agustini S
JKM: Jurnal Kemitraan Masyarakat Volume 3 Number 1 Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2685/jkm.v3i1.61706

Abstract

The results of the KKN team's observations at Balanipa Vocational School show that the creation of a clean and healthy environment that supports the learning process has not been fully fulfilled. As an effort by the KKN TEAM to encourage the creation of a clean and healthy environment for quality education, several appropriate work programs have been carried out. One step to make this happen is by completing infrastructure that supports the creation of a clean and healthy environment, such as providing rubbish bins. This is a solution because the results of observations show that the number of existing rubbish bins does not match the number of school residents such as students, teachers, staff and parents who come to visit to throw away the rubbish. As an effort to do this, the KKN team first identified the number and location of trash bins needed at Balanipa Vocational School. Next, collaboration was carried out with the KKN team and the school community (students and teachers) to collect basic materials in the form of bamboo to make trash cans. About 12 trash bins were produced which were then placed in every corner of the building and in front of every room. The results of further observations show that a clean and healthy environment has been created thanks to the presence of the new trash can. This is proven by the trash cans being almost full every day.