Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EKSPRESI BAHASA PADA KOLOM REHAT DALAM HARIAN KOMPAS (TINJAUAN TINDAK TUTUR) Wahyu Damayanti
Multilingual Vol 13, No 02 (2014): Multilingual, Edisi Juni 2014
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.81 KB) | DOI: 10.26499/multilingual.v13i02.6

Abstract

AbstractThe purpose of this study is to describe the expression language in the Rehat column of Kompasnewspaper in terms of speech act language. The theory used in this study is speech act. The approachused in this study is a pragmatic approach. The method used is descriptive method. The use of thedescriptive method is intended to provide an overview of speech act language contained in the RehatColumn of Kompas newspaper. The results of this study are locution, perlocution, and ilocution. Bylocution, language expression of jurnalistic style in the Rehat column of Kompas newspaper onlygives information about the topic in its headline news. By ilocution, it has relation with the editor’sspeech act which is giving the comment of the headline or topics in the column. By perlocution, askingthe destination to have psychological reaction based the editor’s speech act. AbstrakTujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan ekspresi bahasa pada kolom rehat harian Kompasditinjau dari tindak tutur bahasa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori tindak tutur.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik. Metode yangdigunakan adalah metode deskriptif. Penggunaan metode deskriptif dimaksudkan untuk memberikangambaran tentang tindak tutur bahasa yang terdapat di kolom rehat harian Kompas. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa dari segi lokusi, ekspresi bahasa laras jurnalistik kolom rehat surat kabarKompas hanya memberikan informasi tentang topik yang dibicarakan pada berita utama surat kabarKompas (headline news). Dari segi ilokusi, berhubungan dengan tindak tutur redaksi, yaitumemberikan kritikan kepada berita utama atau topik yang disajikan pada kolom rehat tersebut. Darisegi perlokusi, mengajak mitra tutur untuk bereaksi secara psikologi karena pengaruh dari tindaktutur redaksi.
The Efficacy of Fucoidan on Gastric Ulcer Mohammad Juffrie; Ina Rosalina; Wahyu Damayanti; Ali Djumhana; A. Ariani; Harjono Ahmad
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 11, No 2 (2006)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.732 KB) | DOI: 10.22146/ijbiotech.7565

Abstract

Hyperacidity causes gastric injury, and in severe situations, ulcer could develop. The growth factors known asthe basic fibroblast growth factor (bFGF) and the epidermal growth factor (EGF) have been recognized to promoteulcer healing. Fucoidan is extracted from a brown seaweed of Okinawa called Mozuku or Cladosiphon okamuranus.Fucoidan is effective for the healing of gastric ulcers by inducing epithelial cells to produce growth factors. The aimof this study is to explore the efficacy of fucoidan in patient who suffered by gastric ulcer. A randomized control trialdouble blind was conducted to 33 eligible samples. By using four-blocks random samples were divided into fucoidanand placebo groups. 100 mg of fucoidan was given to the fucoidan group and 100 mg of glucose was given to theplacebo group. Due to ethical reasons, for both groups were given a proton pump inhibitor. There was no differencein the age category between the fucoidan group (mean: 46.23 ± 14.8 years) and the placebo group (mean: 46.18 ± 18.4years) (p: 0.28). There was also no difference in sex between the fucoidan group (female: 10/33; male 7/33) and theplacebo group (female: 7/33; male: 9/33); p: 0.38. According to the SAKITA and MIWA criterias 32 patients fulfilledA1 which indicate active severe ulcer, and 1 patient fulfilled A2 which indicate active moderate ulcer. Most of theulcers were gastric ulcer. There was a significant improvement of the grade of ulcer in fucoidan group (94%) (16/17)compared to placebo group (37.5%) (6/16,p: 0.005). There was a significant reduction of abdominal pain after 5 daysin the fucoidan group, compared to the placebo group (p: 0.04). Vomiting tends to decrease in day 6 of the fucoidangroup however its proportion is similar with that of the placebo group (p: 0.9). Fucoidan is effective for ulcer healingand reducing ulcer symptoms.Key words : fucoidan, gastric ulcer, anti-peptic activity
Profil dan temuan klinis pasien perdarahan saluran cerna di Departemen Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito 2009 - 2015 Galih Akbar Pinandhito; Titis Widowati; Wahyu Damayanti
Sari Pediatri Vol 19, No 4 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.986 KB) | DOI: 10.14238/sp19.4.2017.196-200

Abstract

Latar belakang. Perdarahan saluran cerna pada anak merupakan salah satu tanda bahaya sehingga diagnosis dan pengobatan dini sangat penting.Tujuan. Mengetahui etiologi dan temuan klinis perdarahan saluran cerna anak yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito.Metode. Penelitian retrospektif menggunakan rekam medis pasien anak berusia kurang dari 18 tahun yang menjalani endoskopi dan kolonoskopi karena perdarahan saluran cerna dari Januari 2009 hingga Juni 2015. Data rekam medis yang tidak lengkap tidak diikutkan sertakan dalam penelitian.Hasil. Dari 55 pasien yang memenuhi syarat, terdapat 27 (49%) pasien perdarahan saluran cerna atas dan 28 (51%) pasien perdarahan saluran cerna bawah. Varises esofagus adalah etiologi terbanyak perdarahan saluran cerna atas 10 (37%), sedangkan untuk perdarahan saluran cerna bawah adalah kolitis 17 (60%). Perdarahan saluran pada anak lebih sering terjadi pada perempuan usia 1-6 tahun 29 (53%). Gejala yang lebih sering terjadi yaitu hematemesis 13 (24%) dan hematokezia 27 (49%). Keluhan perdarahan saluran cerna atas terbanyak adalah nyeri perut 13 (48%) sedangkan saluran cerna bawah adalah diare 8 (29%). Anemia berat ditemukan pada 5 (19%) pasien perdarahan saluran cerna atas dan 1 (4%) pasien perdarahan saluran cerna bawah.Kesimpulan. Varises esofagus merupakan penyebab tersering perdarahan saluran cerna atas sedangkan saluran cerna bawah adalah kolitis. Anak yang datang dengan keluhan nyeri perut dan diare harus dipikirkan salah satu penyebabnya adalah perdarahan saluran cerna.
BENTUK DERIVASI BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS Wahyu Damayanti
Kandai Vol 12, No 2 (2016): Kandai
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.586 KB) | DOI: 10.26499/jk.v12i2.84

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa proses pembentukan kata dalam suatu bahasa yang dilakukan dengan afiksasi dapat mengubah dan dapat mempertahankan identitas leksikal kata dan kategori kata. Fenomena ini banyak dijumpai dalam bahasa Melayu dialek Sambas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk derivasi bahasa Melayu dialek Sambas. Manfaat yang diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pikiran dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa pada umumnya dan sebagai sumber informasi tertulis tentang bentuk derivasi bahasa Melayu dialek Sambas pada khususnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan yang memuat bahasa Melayu dialek Sambas di Kalimantan Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak libat cakap, dan teknik catat. Hasil analisis, menunjukkan bahwa afiks derivasi bahasa Melayu dialek Sambas meliputi afiks derivasi pembentuk verba, afiks derivasi pembentuk nomina, afiks derivasi pembentuk numeralia. Afiks pembentuk verba dalam bahasa Melayu Dialek Sambas ada tiga belas yaitu, prefiks be-, prefiks di-, prefiks me, prefiks ti-, sufiks-kan, sufiks –ek, simulfiks N-kan, simulfiks N-an, konfiks di-kan, konfiks di-ek, konfiks me-ek, konfiks be-kan, dan konfiks si-an.Afiks pembentuk nomina ada empat yaitu prefiks pe-, prefiks ke-, sufiks-an, dan konfiks ke-kan. Afiks pembentuk numeralia hanya ada satu yaitu prefiks se-.
MAKIAN DALAM BAHASA MELAYU DIALEK SELIMBAU KAPUAS HULU (SWEARING IN MALAY LANGUAGE OF SELIMBAU KAPUAS HULU DIALECT) Wahyu Damayanti
Widyaparwa Vol 45, No 1 (2017)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.481 KB) | DOI: 10.26499/wdprw.v45i1.143

Abstract

Fenomena makian di setiap daerah merupakan hal tabu. Makian di setiap daerah memiliki keunikan dan kecirikhasan tersendiri. Ungkapan makian merupakan bentuk pelampiasan perasaan yang terpendam dalam hati karena situasi yang tidak menyenangkan. Bahasa Melayu dialek Selimbau Kapuas Hulu juga memiliki ung-kapan makian yang unik dan berciri khas tersendiri. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk makian bahasa Melayu dialek Selimbau Kapuas Hulu dan mendeskripsikan referensi makian. Metode dalam penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif. Tahap penelitian meliputi (1) penyediaan data; (2) penganalisisan data, dan (3) penyajian hasil analisis data. Data diperoleh melalui teknik pustaka dan wawancara langsung dengan teknik libat cakap catat. Data diklasifikasikan berdasarkan permasalahan yang ada. Data diperoleh dari beberapa informan bahasa Melayu dialek Selimbau, Kapuas Hulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk makian bahasa Melayu dialek Selimbau Kapuas Hulu adalah makian berbentuk kata (kata dasar dan kata jadian), frasa, dan klausa. Referensi makian yang ditemukan mengacu pada keadaan, binatang, makhluk halus, bagian tubuh, kekerabatan, aktivitas, dan profesi. The phenomenon of swearing in each region is taboo, in fact swearing in each region has its own uniqueness and characteristic. Swearing expression is a form of impingement that is hidden in the heart because of an unpleasant situation. The Malay dialect Selimbau Kapuas Hulu also has a unique and distinctive swearing expression. The objective of the study is to describe the form and reference of Malay dialect Selimbau Kapuas Hulu dialect swearing. The method in this research is descriptive qualitative method. The research process covers (1) data collection; (2) data analysis, and (3) data presentation of data analysis result. Data are obtained through library technique and direct interview with participation and noting technique. Data are recorded and classified based on existing problems. The data are obtained from several Malay language informants in Selimbau dialect, Kapuas Hulu. The result shows that the swearing form of Malay dialect Selimbau Kapuas Hulu dialect is word (base word and derivative word), phrase, and clause. Swearing references found in the data refer to state, animal, spirit, body part, kinship, activity, and profession.