Agus Safril
Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI DATA WAREHOUSE METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, GEOFISIKA DAN BENCANA ALAM Agus Safril
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 10, No 2 (2009)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.824 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v10i2.42

Abstract

BMKG telah memiliki data berasal dari beberapa sistem basis data historis (legacy system) baik yang telah tersimpan dalam sistem informasi database maupun data dalam bentuk lembar kerja (worksheet). Data lama ini sering tidak digunakan ketika  sistem database baru dikembangkan. Agar data lama tetap dapat digunakan, diperlukan integrasi data lama dan baru. Data warehouse adalah konsep yang digunakan untuk mengintegrasikan data dalam penyimpanan sistem database terpadu BMKG. Integrasi data dilakukan dengan melakukan ekstraksi dari sumber data dengan mengambil item data yang diperlukan. Sumber data diperoleh dari sistem informasi yang ada di kelompok meteorologi, klimatologi dan geofisika. Proses integrasi data dimulai dengan ekstraksi (extraction) kemudian dilakukan penyeragaman (transformation) sehingga sesuai dengan format yang digunakan untuk kepentingan analisis. Selanjutnya dilakukan proses penyimpanan dalam data warehouse (loading). Prototipe data warehouse yang dibangun mencakup proses input data melalui ekstraksi data lama maupun data baru menggunakan media perangkat lunak akuisisi data. Hasil keluaran (output) berupa laporan data dengan perioda data sesuai dengan kebutuhan. The data collections of BMKG is captured from the legacy systems that is stored in the information systems or data worksheet. Sometimes the legacy system is not used when the new DBMS has been developed. In order the legacy system usefull for DBMS of BMKG, the data is integrated from the legacy systems to the new database systems. Data warehouse is the concept to integrate data to the BMKG Data Base Management System (DMBS). To integrate data, data is integrated the data sources from legacy systems that has been stored in the meteorology, climatology and geophysic information system. The next steps is transformed to data that has the format accordance with the weather analysis requirement. Finally, data must be loaded into the data warehouse.  The data warehouse prototype that it is developed consist of data input troughout extract from historical data and new data use with the data acquisition software. The result is data report that is accordance with the BMKG requirement to analyse the data.
PREDIKSI HUJAN BULANAN MENGGUNAKAN ADAPTIVE STATISTICAL DOWNSCALING Agus Safril; Tri Wahyu Hadi; Safwan Hadi; Bayong Tjasyono H. Kasih
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 14, No 1 (2013)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v14i1.143

Abstract

Permasalahan pada prediksi hujan bulanan menggunakan Global Circulation Model (GCM) adalah resolusi yang rendah  sehingga tidak dapat memberikan informasi yang rinci sampai tingkat regional. Permasalahan lain adalah akurasi prediksi yang rendah yang disebabkan pola curah hujan yang non linier dan non stasioner. Prediksi  hujan dengan adaptive statistical downscaling diaplikasikan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Variabel prediktor prediktor dipilih dari korelasi tertinggi  antara prediktor dan curah hujan menggunakan Singular Value Decomposition (SVD). Hasil prediksi hujan bulanan dengan metoda adaptif  menggunakan ANFIS (Adaptif Neuro Fuzzy Inference System) menunjukkan nilai korelasi antara prediksi dan observasi lebih tinggi dari pada hasil prediksi curah hujan  keluaran model sirkulasi global (GCM). Nilai  RMSE (Root Mean Square Error) pada prediksi statistical downscaling juga menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan prediksi hasil keluaran model sirkulasi global. Hasil prediksi hujan menunjukkan bahwa nilai korelasi (r) antara prediksi dan hujan observasi di daerah dengan siklus hujan tahunan > 0,66, di daerah dengan siklus hujan semi tahunan adalah sedang (0,33 ≤ r  ≤ 0,66) kecuali di Meulaboh, Sibolga, dan Lhokseumawe dengan kategori r < 0,33.   The problem arised in monthly prediction of precipitation using GCM (Global Circulation Mode) was on the coarse resolution that did not provide detailed information for regional scale. Another problem arised was on the low accuracy of prediction that was caused by non-linier and non- stationary rainfall patterns. Adaptive statistical downscaling method was applied to solve those problems. Predictor variables were selected from the highest correlation between predictor and precipitation using Singular Value Decomposition (SVD). The result of adaptive monthly prediction using ANFIS showed that  the correlation between prediction and observation was higher than dinamical prediction. RMSE (Root Mean Square Error) in statistical downscaling prediction was smaller then the output of GCM. The result of precipitation prediction showed thet correlations between prediction and precipitation in the annual region) (r) > 0,66), in the semi annual cycle was moderate (0,33 ≤ r ≤ 0,66),  except in Meulaboh, Sibolga, and Lhokseumawe stations (r < 0,33).