Ahmad Fadlan
Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG)

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Dampak Siklon Tropis Quang Terhadap Kondisi Oseanografi Perairan Selatan Jawa Yosafat Donni Haryanto; Ahmad Fadlan; Agus Hartoko; Sutrisno Anggoro; Muhammad Zainuri
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 18, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8591.911 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v18i1.348

Abstract

Benua maritim Indonesia merupakan kawasan kepulauan yang diapit oleh dua samudera dan dua benua yang menjadikannya sebagai pusat dari aktivitas sirkulasi atmosfer dan sirkulasi laut global. Dalam hubungan antara lautan dan atmosfer, interkasi yang terjadi diantara keduanya memiliki peranan penting dalam menentukan dinamika dan kondisi baik pada wilayah lautan maupun lingkungan atmosfer. Pada tanggal 28 April 2015 terbentuk siklon tropis Quang di atas perairan Samudera Hindia. Walaupun siklon tropis Quang tidak melintasi wilayah Indonesia, akan tetapi dampak dari siklon tropis tersebut mempengaruhi kondisi dinamika atmosfer maupun oceanografi. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kondisi oseanografi perairan selatan Jawa pada saat kejadian siklon tropis Quang. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data grib yang berisikan parameter arah dan kecepatan angin dan data klorofil-a dari hasil penginderaan satelit Aqua-MODIS. Siklon tropis Quang mulai menjadi depresi tropis pada tanggal tanggal 28 April 2015 dengan kecepatan angin mencapai 56 km/jam dan menjadi siklon tropis skala 4 dengan kecepatan mencapai 217 km/jam. Kondisi angin permukaan dan tinggi gelombang maksimum laut di perairan selatan Jawa pada umumnya meningkat intensitasnya seiring dengan peningkatan aktivitas siklon tropis Quang dan ikut berkurang intensitasnya ketika siklon tropis mulai punah. Pada kondisi arus permukaan di perairan selatan Jawa memperlihatkan kebalikan dari parameter angin dan gelombang dimana kecepatan arus permukaan berkurang seiring dengan meningkatnya aktivitas siklon tropis Quang. Selama pembentukan siklon tropis Quang hingga punahnya umumnya terjadi fenomena upwelling pada wilayah perairan selatan Jawa.
Pengaruh angin darat dan angin laut terhadap terjadinya hujan di Jakarta Giarno Arno; Achmad Fahruddin Rais; Didi Didiharyono; Nurtiti Sunusi; Ahmad Fadlan
Wahana Fisika Vol 8, No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v8i1.54145

Abstract

Identifikasi angin darat-laut sangat penting, sebab fenomena ini sudah sejak lama digunakan dalam aktivitas sehari-hari, terutama para nelayan. Daerah Jakarta dan sekitarnya yang berada di pesisir merupakan pusat perekonomian Indonesia selalu dibayang-bayangi banjir. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh angin darat0laut terhadap peningkatan curah hujan dengan menggunakan waktu kejadian. Statistik sederhana menggunakan mean, median dan kuantile serta grafik windrose digunakan untuk menggambarkan pengaruh angin darat-laut terhadap curah hujan. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh arah angin darat-laut sangat bervariasi terhadap lokasi. Pada daerah yang berada di tepi pantai seperti Tanjung Priok, transisi angin darat laut sangat jelas,namun demikian daerah Citeko yang jauh transisinya juga masih terlihat. Hanya pengaruh terhadap intensitas curah hujan tinggi di daerah yang jauh dari laut sangat berkurang. Berdasarkan grafik windrose angin laut teridentifikasi dari timur laut, sementara angin darat dari tenggara. Posisi laut terhadap lokasi menjadikan angin darat-laut sebagai arah angin dominan dapat berubah sebagaimana daerah Cengkareng. Sementara itu, lokasi pengamatan yang tidak ideal, menjadikan arah angin darat-laut kurang terlihat sebagaimana Stasiun Kemayoran yang dikelilingi gedung-gedung tinggi.
Dampak Siklon Tropis Quang Terhadap Kondisi Oseanografi Perairan Selatan Jawa Yosafat Donni Haryanto; Ahmad Fadlan; Agus Hartoko; Sutrisno Anggoro; Muhammad Zainuri
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 18 No. 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v18i1.348

Abstract

Benua maritim Indonesia merupakan kawasan kepulauan yang diapit oleh dua samudera dan dua benua yang menjadikannya sebagai pusat dari aktivitas sirkulasi atmosfer dan sirkulasi laut global. Dalam hubungan antara lautan dan atmosfer, interkasi yang terjadi diantara keduanya memiliki peranan penting dalam menentukan dinamika dan kondisi baik pada wilayah lautan maupun lingkungan atmosfer. Pada tanggal 28 April 2015 terbentuk siklon tropis Quang di atas perairan Samudera Hindia. Walaupun siklon tropis Quang tidak melintasi wilayah Indonesia, akan tetapi dampak dari siklon tropis tersebut mempengaruhi kondisi dinamika atmosfer maupun oceanografi. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kondisi oseanografi perairan selatan Jawa pada saat kejadian siklon tropis Quang. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data grib yang berisikan parameter arah dan kecepatan angin dan data klorofil-a dari hasil penginderaan satelit Aqua-MODIS. Siklon tropis Quang mulai menjadi depresi tropis pada tanggal tanggal 28 April 2015 dengan kecepatan angin mencapai 56 km/jam dan menjadi siklon tropis skala 4 dengan kecepatan mencapai 217 km/jam. Kondisi angin permukaan dan tinggi gelombang maksimum laut di perairan selatan Jawa pada umumnya meningkat intensitasnya seiring dengan peningkatan aktivitas siklon tropis Quang dan ikut berkurang intensitasnya ketika siklon tropis mulai punah. Pada kondisi arus permukaan di perairan selatan Jawa memperlihatkan kebalikan dari parameter angin dan gelombang dimana kecepatan arus permukaan berkurang seiring dengan meningkatnya aktivitas siklon tropis Quang. Selama pembentukan siklon tropis Quang hingga punahnya umumnya terjadi fenomena upwelling pada wilayah perairan selatan Jawa.