Sudaryanto Sudaryanto
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Media Sosial sebagai Sarana Pembinaan Bahasa Indonesia di Era Digital Sudaryanto Sudaryanto; Hermanto Hermanto; Ellinia Ika Gustiani
Kode : Jurnal Bahasa Vol 8, No 4 (2019): KODE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.278 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v8i4.16005

Abstract

Pembinaan bahasa Indonesia dilakukan seiring dengan perkembangan zaman. Sekitar tahun 1980-an, upaya pembinaan bahasa Indonesia dilakukan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Republik Indonesia melalui penerbitan majalah Bahasa dan Sastra dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Kini, setelah dua-tiga dasawarsa berlalu, upaya pembinaan bahasa Indonesia dilakukan dengan cara yang berbeda, yaitu melalui brosur bernama Lembar Komunikasi (tahun 2013) dan Lembar Informasi Kebahasaan (tahun 2016), serta melalui media sosial seperti Instagram. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik baca dan catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik padan ortografis dan teknik padan referensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (dulu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia memakai media sosial sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia di era digital, seperti adanya rubrik “Tahukah Anda?”, “Ejaan Hari Ini”, “Padanan Istilah”, “Istilah Hari Ini”, dan “Kata Kita Pekan Ini”. Melalui rubrik-rubrik itu, masyarakat Indonesia, terutama pengakses media sosial dapat meningkatkan kemampuan diri dalam penggunaan bahasa Indonesia, serta meningkatkan sikap positif agar masyarakat memiliki kesadaran, kebanggaan, dan kesetiaan terhadap norma berbahasa Indonesia di era digital. Kata kunci: pembinaan bahasa, bahasa Indonesia, era digitalPembinaan bahasa Indonesia dilakukan seiring dengan perkembangan zaman. Sekitar tahun 1980-an, upaya pembinaan bahasa Indonesia dilakukan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Republik Indonesia melalui penerbitan majalah Bahasa dan Sastra dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Kini, setelah dua-tiga dasawarsa berlalu, upaya pembinaan bahasa Indonesia dilakukan dengan cara yang berbeda, yaitu melalui brosur bernama Lembar Komunikasi (tahun 2013) dan Lembar Informasi Kebahasaan (tahun 2016), serta melalui media sosial seperti Instagram. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik baca dan catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik padan ortografis dan teknik padan referensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (dulu Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia memakai media sosial sebagai sarana pembinaan bahasa Indonesia di era digital, seperti adanya rubrik “Tahukah Anda?”, “Ejaan Hari Ini”, “Padanan Istilah”, “Istilah Hari Ini”, dan “Kata Kita Pekan Ini”. Melalui rubrik-rubrik itu, masyarakat Indonesia, terutama pengakses media sosial dapat meningkatkan kemampuan diri dalam penggunaan bahasa Indonesia, serta meningkatkan sikap positif agar masyarakat memiliki kesadaran, kebanggaan, dan kesetiaan terhadap norma berbahasa Indonesia di era digital.Kata kunci: pembinaan bahasa, bahasa Indonesia, era digital
Tagar sebagai Sarana Berbahasa Partai Politik: Kajian Pragmatika atas Wacana Kampanye Pemilihan Umum 2019 Sudaryanto Sudaryanto; Rufi Said; Ariska Candra Kurniawati
Kode : Jurnal Bahasa Vol 8, No 4 (2019): KODE
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.614 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v8i4.15984

Abstract

Salah satu sarana berbahasa partai politik peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 adalah tanda pagar (akronim: tagar) atau hashtag (#) dalam alat peraga kampanye (APK)-nya. Ada lima partai politik yang menggunakan tagar sebagai strategi berbahasanya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Garuda, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik baca dan catat. Kemudian metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik padan referensial, padan ortografis, dan padan pragmatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tagar sebagai strategi berbahasa partai politik Pemilu 2019 berwujud huruf dan kombinasi huruf dan angka, serta dapat memberikan sumbangan kepada makna ujaran dan konteksnya kepada para pemilih sebagai target wacana kampanye partai politik Pemilu 2019.Kata kunci: tagar, sarana berbahasa, partai politik, kajian pragmatika