This Author published in this journals
All Journal Jurnal Studi Islam
Emi Nur Hidayatuz Zuhroh
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FEMINISM ANALYSIS OF THE TRADITION OF THE JAMASAN PUSAKA TOMBAK KANJENG KYAI UPAS IN TULUNGAGUNG REGENCY Emi Nur Hidayatuz Zuhroh; Ahmad Nurcholis
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v9i1.6181

Abstract

ABSTRACT The Jamasan Heirloom tradition is an activity that is inherent in the community, namely an activity of purifying heirlooms or relics of previous ancestors. This study will review the Jamasan Heirloom tradition in Tulungagung district starting from how this tradition runs, how the procedure is carried out, and discusses why this procession can only be done and seen by men only. The role of patriarchy is very visible in this Jamasan Heirloom tradition compared to the role of women or feminists. Feminist theology will also be involved in research discussions and supported by several feminist warrior figures. A phenomenological approach is used in this work to examine social phenomena using critical analysis. Based on field observations, interviews with informants (including people who adhere to the Jamasan tradition and local community leaders), and documentation, this research uses a qualitative descriptive technique. The results of this study indicate that in the Jamasan Heirloom tradition there is injustice or inequality between the roles and status of men and women where women are placed as a second class under men. ABSTRAK Tradisi Jamasan Pusaka merupakan suatu kegiatan yang melekat pada masyarakat yaitu suatu kegiatan penyucian benda-benda pusaka atau peninggalan nenek moyang terdahulu. Penelitian ini akan mengulas tradisi Jamasan Pusaka yang ada di kabupaten tulungagung mulai dari bagaimana tradisi Jamasan Pusaka ini berjalan dan bagaimana tata cara prosesinya serta membahas mengapa prosesi ini hanya boleh dilakukan dan dilihat oleh laki-laki saja. Peran patriarki sangat terlihat dalam tradisi Jamasan Pusaka ini dibandingkan peran perempuan atau kaum feminis. Teologi Feminis juga akan disangkut pautkan dalam pembahasan yang didukung oleh beberapa tokoh-tokoh pejuang feminis. Pendekatan fenomenologis digunakan dalam karya ini untuk mengkaji fenomena-fenomena sosial dengan menggunakan analisis secara kritis. Berdasarkan observasi lapangan, wawancara dengan informan (termasuk masyarakat yang menganut tradisi jamasan dan tokoh masyarakat setempat), serta dokumentasi, penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam tradisi Jamasan Pusaka terdapat ketidak adilan atau ketidak setaraan antara peran dan status laki-laki dengan kaum perempuan di mana perempuan diletakkan sebagai second class di bawah laki-laki.