Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH HORMON AUKSIN SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH PADA BEBERAPA JENIS TUMBUHAN MONOCOTYLEDONEAE DAN DICOTYLEDONEAE A. Muh. Nurfauzan Hanif Debitama; Iga Ayu Mawarni; Ummul Hasanah
Biodidaktika : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 17, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/biodidaktika.v17i1.16111

Abstract

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh hormon auksin sebagai zat pengatur tumbuh pada beberapa jenis tumbuhan monocotyledoneae dan dicotyledoneae berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah studi literatur dengan metode deskriptif dari sumber situs Google Scholar. Data kualitatif yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah hasil analisis dari berbagai literatur. Data berupa data sekunder dari berbagai hasil penelitian yang telah diterbitkan. Prosedur analisis yang digunakan, yaitu dengan mengelompokkan informasi yang sejenis dan selanjutnya disintesis serta dibuat rumusan kesimpulan. Hasil sintesis diperoleh bahwa hormon auksin sebagai zat pengatur tumbuh memberikan pengaruh yang signifikan terhadap beberapa tanaman monocotyledoneae dan dicotyledoneae. Golongan monocotyledoneae dan dicotyledoneae yang berhasil dianalisis seperti anggrek mokara (Vanda mokara), rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja (Pennisetum purpuphoides), tebu (Saccharum officinarum L.), alpukat mentega (Persea americana Mill.), buah naga merah (Hylocereus costaricencis (Web) Britton & Ross), cabai rawit (Capsicum frutensen), cabai keriting (Capsicum annum), gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.), kangkung air (Ipomoea aquatica Forssk.), meranti sabut (Shorea parvifolia Dyer.), dan tanaman karet (Hevea brasiliensis Mull. Arg.). Auksin yang diberikan dapat berasal dari jenis alami ataupun bersifat sintetik, seperti Asam Indol-3-asetat (IAA), Indole Butiric Acid (IBA), atau Naphtalen Acetic Acid (NAA).