This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
B. J. Waleleng
Universitas Sam Ratulangi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH BRISK WALKING (JALAN CEPAT) TERHADAP FUNGSI HATI PADA OBESITAS SENTRAL Nuryanto, Heri; Wantania, Frans E. N.; Waleleng, B. J.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.10954

Abstract

Abstract: Central obesity is considered as a risk factor that strongly associated with several chronic diseases. Men with waist circumference ≥ 90 cm and women with waist circumference ≥80 cm are stated as central obesity. This study aimed to determine the effect of brisk walking on liver function in central obesity. This was an experimental field study with a non-randomized pre-post one group test and control group. This study used consecutive sampling method. There were 30 samples divided into two groups; 15 samples were given intervention and 15 samples as the control group. Data were analyzed with Wilcoxon signed ranks test.   The results showed that brisk walking for 1 month decreased the SGPT and SGOT levels, however, statistically there was no significant difference before and after intervention with a p value >0.05. Conclusion: There was no significant influence of brisk walking on liver function in central obesity. Keywords: central obesity, liver function, brisk walking  Abstrak: Obesitas sentral dianggap sebagai faktor risiko yang berkaitan erat dengan beberapa penyakit kronis. Laki-laki dengan lingkar pinggang ≥90 cm atau perempuan dengan lingkar pinggang ≥80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brisk walking (jalan cepat) terhadap fungsi hati pada obesitas sentral.  Metode penelitian ini yaitu eksperimental lapangan dengan rancangan non – randomized pre-post test with control. Sampel ditentukan dengan teknik pengambilan sampel konsekutif sampling. Terdapat 30 sampel yang dibagi menjadi 2 kelompok yakni 15 sampel yang diberi perlakuan dan 15 sampel sebagai kontrol. Data dianalisis dengan SPSS 20 dan uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil penelitian memperlihatkan terjadi penurunan kadar enzim hati SGPT dan SGOT pada sampel yang melakukan brisk walking selama 1 bulan tetapi secara statistik tidak ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan dengan nilai p > 0,05.  Simpulan: Tidak terdapat pengaruh bermakna dari brisk walking (jalan cepat) terhadap fungsi hati pada obesitas sentral. Kata kunci: obesitas sentral,  fungsi hati,  brisk walking
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR ALBUMIN URIN PRIA DEWASA DENGAN OBESITAS SENTRAL Biasa, Christie Endrio; Moeis, Emma Sy.; Waleleng, B. J.
e-CliniC Vol 2, No 2 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.2.2.2014.5113

Abstract

Abstract: Obesity is an abnormal accumulation of body fat in proportion to body size. Central obesity is a major problem in clinical and public health. Central obesity is closely related to metabolic risk factors such as insulin-resistant,  hypertension, and dyslipidemia. Obesity can lead to functional and structural changes in the kidneys. Reduced insulin sensitivity is the most important link between obesity and other metabolic complications cause kidney injury. Insulin also increases the effect of angiotensin II on mesangial cells, thus contributing to hypertension, increased intraglomerular pressure, exacerbation of proteinuria, intrarenal induction of inflammatory cytokines and growth factors and apoptosis. Microalbuminuria is one of the first indicators of kidney abnormalities and has been used to detect problems in kidney function. Methods: this study uses an analytical method with cross-sectional study. By looking at the relationship betwen urinary albumin with waist circumference in men with central obesity. Results: respondents waist circumference (central obesity with waist circumference> 90 cm) with a urine albumin levels. 30 samples consisting of students and staff in the Faculty of Medicine Unsrat. This research was carried out not by checking the dipstick albumin as less sensitive, but using the ratio of albumin to creatinine examination. The results showed no significant association between waist circumference and urinary albumin levels. Conclusion: although the results of the study showed no significant association between waist circumference and levels of albuminuria, but not eliminate the risk of central obesity to kidney disorders. Keywords: obesity, central obesity, urine albumin levels.   Abstrak: Obesitas adalah akumulasi abnormal lemak tubuh dalam proporsi ukuran tubuh. Obesitas sentral adalah masalah utama secara klinik dan kesehatan masyarakat. Obesitas sentral sangat berhubungan dengan faktor-faktor resiko metabolik seperti resitensi insulin, hipertensi, dan dislipidemia. Obesitas dapat menyebabkan perubahan fungsional dan struktural pada ginjal. Sensitivitas insulin berkurang merupakan rantai penghubung yang paling penting antara obesitas dan komplikasi metabolik lainnya menyebabkan cedera ginjal. Insulin juga meningkatkan efek angiotensin II pada sel mesangial, sehingga memberikan kontribusi untuk hipertensi, peningkatan tekanan intraglomerular, eksaserbasi proteinuria, induksi sitokin inflamasi intrarenal dan faktor-faktor pertumbuhan dan apoptosis. Mikroalbuminuria adalah salah satu indikator pertama dari abnormalitas ginjal dan telah digunakan untuk mendeteksi masalah pada fungsi ginjal. Metode: penelitian ini menggunakan metode analitik dengan studi cross-sectional. Dengan melihat hubungan kadar albumin urin dengan lingkar pinggang pada pria dengan obesitas sentral. Hasil: lingkar pinggang responden (obesitas sentral dengan lingkar pinggang >90 cm) dengan kadar albumin urine. 30 sampel yang terdiri dari mahasiswa dan pegawai di Fakultas Kedokteran Unsrat. Penelitian ini dilakukan bukan dengan pemeriksaan dipstick albumin karena kurang sensitif, tapi menggunakan pemeriksaan rasio albumin terhadap kreatinin. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan kadar albumin urine. Simpulan: walaupun hasil penelitian tidak menunjukkan adanya hubungan signifikan antara lingkar pinggang dengan kadar albuminuria, namun tidak  menghilangkan resiko obesitas sentral terhadap gangguan ginjal. Kata kunci: obesitas, obesitas sentral, kadar albumin urine.
HUBUNGAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN GANGGUAN FUNGSI HATI PADA SUBJEK PRIA DEWASA MUDA DI KELURAHAN TATELI DAN TELING ATAS MANADO Conreng, Dicky; Waleleng, B. J.; Palar, Stella
e-CliniC Vol 2, No 2 (2014): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.2.2.2014.5026

Abstract

Abstract: Alcohol consumption is the third biggest risk factor as a cause of disease and disability in the world, and is the biggest risk factor in America and second biggest in Europe as the cause of disease and disability. Alcohol is a causalfactorin 60 types of diseases and injuries and a component cause in 200 others. There are many diseases that is caused by alcohol consumption, one of them causes impaired liver function, such as alcoholic liver disease. However according to the theory, not all alcoholics will have an impaired liver function, so this reasearch was done to confirm that theory. Alcoholism will be measured by the AUDIT questionnaire and the impaired liver function will be measured by the increase in the GGT enzyme. Conclusion: Not all chronic alcoholics will have impaired liver function with the same amount of alcohol consumption. Keywords: alcohol, impaired liver function, alcoholic liver disease, AUDIT, GGT.     Abstrak: Konsumsi alkohol merupakan faktor risiko terbesar ketiga di dunia sebagai penyebab penyakit dan disabilitas, dan merupakan faktor risiko terbesar pertama di Amerika serta faktor risiko terbesar kedua di Eropa sebagai penyebab penyakit dan disabilitas. Alkohol merupakan faktor penyebab dari sekitar 60 jenis penyakit dan merupakan faktor komponen dari 200 jenis penyakit lainnya. Terdapat berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh konsumsi alkohol, salah satunya adalah gangguan fungsi hati seperti penyakit hati alkoholik (alcoholic liver disease). Namun menurut teori tidak semua peminum alkohol akan mengalami gangguan fungsi hati, sehingga penelitian ini dilakukan untuk memastikan teori tersebut. Gangguan konsumsi alkohol akan diperiksa menggunakan kuesioner AUDIT dan gangguan fungsi hati akan diperiksa melalui peningkatan enzim GGT. Simpulan: Tidak semua peminum alkohol kronik akan mengalami gangguan fungsi hati dengan jumlah konsumsi alkohol yang sama. Kata kunci: alkohol, gangguan fungsi hati, penyakit hati alkoholik, AUDIT, GGT.