Sinar Pagi Sektiana
Jakarta Technical University Of Fisheries, Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Ministry Of Marine Affairs And Fisheries, Republic Of Indonesia, Jl. Raya Pasar Minggu, Jati Padang, Jakarta – 12520, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian Budidaya Daphnia magna Menggunakan Air Rebusan Kedelai Dan Air Cucian Beras Hernika Simanjuntak; Ernik Yuliana; Sinar Pagi Sektiana
PELAGICUS Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/plgc.v2i1.9412

Abstract

ABSTRAKDaphnia magna memiliki banyak keunggulan sebagai pakan alami pada budidaya ikan fase larva. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pertumbuhan Daphnia magna pada budidaya dengan menggunakan beberapa sumber air pupuk/pakan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yaitu pemberian pupuk pakan: kotoran ayam, air cucian beras, dan air rebusan kedelai, masing-masing pada konsentrasi 2%, 5% dan 10% dengan 3 kali pengulangan. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik ANOVA dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi yang lebih baik adalah dengan penambahan pakan/pupuk air rebusan kedelai dengan konsentrasi berturut-turut 10%, 5%, dan 2%. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan yang siginifikan antar perlakuan, namun tidak berbeda signifikan pada penggunaan konsentrasi yang berbeda. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa air rebusan kedelai konsentrasi 5% dan 10% memberikan respon yang lebih baik dengan rata-rata pertumbuhan populasi 346 ekor dan 534 ekor. Hasil pengujian kandungan protein dan lemak didapatkan hasil bahwa air rebusan kedelai lebih tinggi dibanding yang lainnya yaitu rata-rata sebesar 2,50% dan 5,77%. Pengujian kandungan Escherichia coli didapatkan hasil jika semua perlakuan menunjukkan kandungan E. coli yang negatif.ABSTRACTDaphnia magna has many advantages as natural food in larval stage fish culture. This study aims to compare the growth of Daphnia magna in cultivation using several sources of fertilizer/feed water. This research was conducted experimentally with a completely randomized design method with the treatment of feeding fertilizer: chicken manure, rice washing water, and soy boiled water, each at a concentration of 2%, 5% and 10% with 3 repetitions. The data analysis used was the ANOVA statistical test and continued with the least significant difference test (LSD). The results indicated that the better population growth was the addition of soybean boiled feed/water fertilizer with concentrations of 10%, 5%, and 2%, respectively. The results of the ANOVA test indicated that was a significant difference between treatments, but not significantly different at the use of different concentrations. LSD test results indicated that soybean boiled water with a concentration of 5% and 10% gave a better response with an average population growth of 346 and 534 individuals. The results of testing the protein and fat content showed that the cooking water for soybeans was higher than the others, namely 2.50% and 5.77%, respectively. The test for Escherichia coli content was obtained if all treatments showed negative E. coli content.
PERFORMA BUDIDAYA RUMPUT LAUT Gracilaria changii (Gracilariales, Rhodophyta) PADA LOKASI TANAM BERBEDA DI PERAIRAN UJUNG BAJI KABUPATEN TAKALAR Mugi Mulyono Mulyono; Suharyadi Suharyadi; Sri Budiani Samsuharapan; Erni Marlina; Maria Goreti Eny Kristiany; Effi Athfiyani Thaib; Amyda Suryati Panjaitan; Sinar Pagi Sektiana; Ilham Ilham; Fitriska Hapsyari; Afandi Saputra; Faridatun Hasanah; Yamina Safitri
Media Akuakultur Vol 15, No 2 (2020): (Desember, 2020)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.464 KB) | DOI: 10.15578/ma.15.2.2020.71-77

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi performa pertumbuhan Gracilaria changii yang ditanam di daerah budidaya dengan lokasi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di perairan Takalar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pengamatan pertumbuhan dengan metode long line dilakukan di lima lokasi di perairan Ujung Baji, Takalar, Sulawesi Selatan. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa tingkat pertumbuhan G. changii di lokasi tanam yang berdekatan dengan muara sungai (stasiun-5) memiliki laju pertumbuhan terbaik sebesar 557,6 ± 31,51 g dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan lokasi tanam yang jauh dari muara sungai (stasiun-1) dengan laju pertumbuhan sebesar 266,4 ± 15,98 g. Sedangkan tingkat pertumbuhan spesifik tidak memperlihatkan adanya perbedaan yang nyata antara stasiun-5 (4,20 ± 4,2%/hari) dengan stasiun-1 (2,36 ± 2,4%/hari). Pengamatan kualitas air memberikan indikasi pengaruhnya terhadap pertumbuhan G. changii, di mana yang paling dominan adalah salinitas.This study aimed to evaluate the growth performance of Gracilaria changii cultivated at different locations. This research was conducted in Takalar waters, South Sulawesi, Indonesia. Observations on seaweed growth planted using long line method were carried out in five different locations in the waters of Ujung Baji, Takalar, South Sulawesi. The results showed that the growth rate of G. changii at the planting location near the river mouth (station-5) was the best with a growth rate of 557.6 ± 31.51 grams and significantly different compared to that of seaweed planted at the farthest location from the river mouth (station-1) with a growth rate of 266.4 ± 15.98 grams. There was no significant difference on specific growth rate between stations 5 (4.20 ± 4.2%/day) and station 1 (2.36 ± 2.4%/day). Further observation of water quality variations indicated that salinity predominantly affects the growth. G. changii in this area.
Role of Shrimp Pond Management Institutions Supporting Shrimp Productivity in the Peureulak Coast, East Aceh Suprihadi Suprihadi; Moch Farkhan; Sinar Pagi Sektiana; Baihaqi Baihaqi; Suris Nelli; Muhammad Haris
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jfs.73005

Abstract

Shrimp pond management institutions are the primary key in increasing shrimp productivity and as a means and infrastructure for developing ponds and coordinating all activities. This study aimed to analyze the institutional management of shrimp pond areas to support shrimp productivity in the National Priority Program on the coast of Peureulak, East Aceh, Aceh. This study uses the Interpretative Structural Modeling (ISM) method. Surveys and interviews carry out data collection methods, focus group discussions (FGD) and questionnaires. Five (5) elements are analyzed, namely program objectives, influencing community sectors, program needs, main constraints, and institutions involved in program implementation. The analysis results show that support for the cultivation environment and the community, adequate facilities and infrastructure, and business capital availability are key sub-elements of the program objectives. Meanwhile, the Central Government (Ministry of Marine Affairs and Fisheries), Provincial Marine and Fisheries Service, and Fish Farm Cultivator Group are the institutions that play the most role in increasing shrimp productivity. At the same time, the delivery of technology that cannot be implemented, the construction and layout of traditional ponds and knowledge of skills and the low attitude of pond managers is the main obstacle in the achievement of program objectives. In contrast, the community sector which is influential in supporting program objectives is transportation, fisheries and settlements.
Analisa Faktor-Faktor Permasalahan Untuk Meningkatkan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Pada UPR Golden Fish Farm Kecamatan Kauditan - Minahasa Utara Muhammad Fiqi Zulendra; Sinar Pagi Sektiana
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v4i1.10993

Abstract

ABSTRAKMeningkatnya produksi ikan nila memberikan peluang yang sangat besar bagi usaha pembenihan ikan nila dikarenakan input dalam melakukan pembesaran ikan nila adalah benih. berkurangnya benih ikan merupakan kendala bagi peningkatan produksi, sehingga benih tersebut harus tersedia sepanjang tahun. Ketersediaan benih merupakan faktor yang mempengaruhi keberlanjutan usaha ikan nila. Keberlanjutan dalam penyediaan benih harus diimbangi dengan tersedianya benih ikan nila unggul yang memiliki sertifikat kualitas benih. Salah satu faktor keberhasilan dalam usaha pembenihan ikan adalah kelangsungan hidup yang tinggi pada benih. Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup antara lain kualitas induk dan benih, kualitas air, pakan dan padat tebar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan upaya intervensi dalam meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan nila. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dengan variable indicator yang diukur adalah tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila. Hasil observasi dianalisis menggunakan analisa fishbone diagram dan analisa root cause untuk mengetahui akar penyebab masalahnya. Pemijahan dilakukan secara alami dan massal dengan perbandingan 1 : 3 (100 jantan dan 300 betina) pada masing-masing kolam selama 14 hari. Larva ikan nila hasil pemijahan ditebar pada kolam pendederan A, B, C, D, E yang selanjutnya dipelihara selama 30 hari hingga mencapai ukuran 3-5 cm. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila tertinggi diperoleh pada kolam pendederan B yaitu 65% dan terendah diperoleh pada kolam pendederan D yaitu 54%. Rendahnya tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila yang diperoleh berdasarkan key performance indicator disebabkan oleh persiapan kolam tidak maksimal, pakan terlambat diberikan, benih dimakan oleh hama dan kualitas air tidak diukur. Intervensi utama yang segera harus dilakukan agar meningkatkan tingkat kelangsungan benih ikan nila yaitu membenahi sumber daya manusia.
PENINGKATAN PRODUKSI BENIH IKAN GUPPY (Poecilia reticulata) JANTAN MENGGUNAKAN AIR KELAPA (Cocos nucifera) Sinar Pagi Sektiana; Sinung Rahardjo; Muhammad Fiqi Zulendra
Media Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): Desember, 2022
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.2.2022.53-58

Abstract

Nilai jual yang tinggi menyebabkan produksi ikan guppy jantan lebih menguntungkan. Teknik sex reversal menggunakan bahan alami seperti air kelapa sudah dilakukan dalam usaha untuk menghasilkan ikan guppy jantan lebih banyak. Kalium pada air kelapa mendukung pembentukan hormon androgen atau testosterone. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang paling efektif dalam pembentukkan jenis kelamin jantan menggunakan air kelapa muda jenis Cocos nucifera. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan berupa kontrol tanpa pemberian air kelapa (A), perlakuan secara oral melalui pakan pada induk bunting dengan dosis 10% bobot pakan (B) selama 14 hari, dan perlakuan melalui perendaman induk bunting dengan dosis 10% volume air selama 12 jam. Pengamatan kelamin jantan dilakukan setelah 45 hari pemeliharaan dengan mengamati organ urogenital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jantan tertinggi diperoleh pada perlakuan B (65,33%± 4,50b), diikuti perlakuan C (51,33%± 9,60ab) dan terendah pada perlakuan A (41,67%±2,08a). Persentase kelangsungan hidup tidak berbeda nyata antar perlakuan dengan tingkat kelangsungan hidup berkisar 77,33 – 88,00%.The high selling value causes the production of male guppies to be more profitable. Sex reversal techniques using natural ingredients such as coconut water have been carried out in an effort to produce more male guppy fish. Potassium in coconut water supports the formation of androgen hormones or testosterone. This study aims to get the most effective method in the formation of male sex using young coconut water type Cocos Nucifera. The study used a random design complete with 3 treatments and 3 replications. Treatment is in the form of control without coconut water (A), oral treatment through feed on pregnant parent with a dose of 10% feed weight (B) for 14 days, and treatment through the maternal soaking with a dose of 10% volume of water for 12 hours. Observation of male sex is carried out after 45 days of maintenance by observing the urogenital organs. The results showed that the highest percentage of male was obtained in treatment B (65.33%± 4.50b), followed by treatment C (51.33%± 9.60ab) and the lowest in treatment A (41.67%± 2.08a). The percentage of survival is not significantly different between treatments with survival rates ranging from 77.33 - 88.00%.