Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Arsitektur Nusantara dan Islam pada Masjid Peninggalan Fatahilah di Jakarta Lia Rosmala Schiffer
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.616 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i6.7538

Abstract

Sejarah Jakarta atau dulu dikenal dengan nama Jayakarta tidak bisa dilepaskan dari Fatahillah, kesultanan Demak, kesultanan Cirebon, para wali dan Islam dan masjid-masjid tua, yang bertebaran di seantero kota. Dalam masa penyerbuan Sunda Kelapa (22 Juni 1527) pasukan Fatahillah yang ketika itu berhasil mengalahkan Portugis di Sunda Kelapa membangun dua masjid bersejarah yang seumur dengan Kota Jakarta. Dua masjid itu dikenal dengan nama masjid Al Alam Marunda (1527) dan masjid Al Alam Cilincing (1527). Pada penelitian ini kedua masjid tersebut diatas yang akan menjadi objek penelitian tentang pengaruh akulturasi arsitektur Islam dan arsitektur nusantara. Tujuan dari penelitian adalah untuk melestarikan warisan Masjid-masjid tua di Kota Jakarta sebagai bagian dari sejarah dan proses akulturasi arsitektur Islam dan kebudayaan Lokal Nusantara yang awalnya dibawa oleh para pedagang Timur tengah dan atau melalui persebaran Islam melalui walisongo di Jawa. Pengaruh arsitektur Islam dan Nusantara terhadap masjid-masjid tua tersebut perlu ditelisik di bagian mana saja yang dipegaruhi arsitektur Islam dari Timur tengah dan di bagian manakah yang dipengaruhi oleh kebudayaan lokal Nusantara dan percampuran atau akulturasi arsitektur yang dominan yang terjadi pada bangunan masjid ini. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, analitik dan interpretative dengan menggunakan teori archetype, teori ordering principle, teori fungsi, bentuk dan makna (FBM) dan teori budaya Nusantara (Betawi dan Jawa/Sunda), dengan demikian teori dan metodologi yang digunakan dapat menangkap fenomena arsitektur melalui penelusuran wujud akulturasi dari aspek fungsi, bentuk dan maknanya melalui filosofi tata ruang, kesakralan dan pengaruh budaya pada sebuah bangunan masjid. Dari penelusuran yang dilakukan diharapkan dapat membuktikan bahwa masjid Al’Alam Marunda dan masjid Al’Alam Cilincing merupakan ekspresi akulturasi antara budaya Nusantara dengan budaya Islam. Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, serta pengetahuan teori akulturasi arsitektur pada aspek fungsi, bentuk dan maknanya.
Arsitekur Multikultural pada Fasad Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Lia Rosmala Schiffer; Atiek Suprapti Budiarto; R. Siti Rukayah; Yudi Nugraha Bahar
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 20, No 2 (2022): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v20i2.64108

Abstract

The Great Mosque of Sang Cipta Rasa is located in front of the Kasepuhan Palace Complex to the west of the square in front of the Kasepuhan Palace, Cirebon. The construction of this mosque was assisted by Sunan Bonang and Sunan Kalijaga. The physical work was carried out by the former Majapahit architect, Raden Sepat, assisted by 500 of his troops who were former Majapahit troops. (Budi, 2015). The religious shift from the end of the Hindu-Buddhist era to the entry of Islam affected the facade of the Great Mosque of Sang Cipta Rasa in Cirebon. Elements forming a building facade generally include the site entrance, ground floor zone, arcades, windows and building entrances, fences, roofs, and signs. and ornaments. This study uses a descriptive technique in its explanation. The research method used is a qualitative method, by observing the variable character of the facade of the Great Mosque of Sang Cipta. The purpose of this paper is to examine how the facade design of the Great Mosque of Sang Cipta on doors, windows, walls, and ornaments contains elements and components of Hindu, Javanese, Chinese and Islamic historical influences.
Gerbang Sebagai Pembentuk Identitas Kawasan Wisata Situs Gunung Padang Devina Marshanda; Lia Rosmala Schiffer; Rehulina Apriyanti
SADE : Jurnal Arsitektur, Planologi dan Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2023): SADE April 2023
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sade.v2i1.36

Abstract

The gate of the Gunung Padang Site Tourism Area located in Karyamukti Village, Gunung Padang Hamlet, Campaka District, Cianjur Regency, West Java, is a gate as a shaper of the identity or image of the Gunung Padang Site. The padang mountain site attracts tourists and scientists because of its rock site that was built in 8000 BC. However, this tourist area will be developed into a tourist area with various tourist destinations to attract more tourists. So that the redesign of the existing gate is needed that can provide an area identity that is lifted from the cultural values in Karyamukti Tourism Village. Identitas the shape of the new gate design is taken from the shape of kujang, rice on the district logo and represents the tea plantations in Karyamukti Tourism Village. From the redesign of the existing gate, it is hoped that the redesign of the gate will provide added value based on the potential that will be developed in Karyamukti Tourism Village. For this study, the data collection method used methods by means of field surveys, direct observations at the study site, interviews with speakers, taking video photo documentation from each angle, gate measurements to analyze tourist gate standards, gate sketches and all data collected in one storage for this study.