Tahir Kasnawi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Internalisasi Nilai Religiusitas (Studi Kasus pada Anak Berhadapan Hukum di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus Toddopuli Makassar) Marta Suharsih; Tahir Kasnawi; Muh Iqbal Latief
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.318 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i7.8568

Abstract

Jumlah kasus anak di Kota Makassar sangat bervariatif. Data dari pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kota Makassar pada tahun 2018–2020 menyebutkan kasus anak berhadapan hukum menempati jumlah tertinggi di setiap tahunnya. Jika diakumulasikan mencapai 664 kasus, kemudian disusul berturut-turut kasus kekerasan fisik 304, kasus seksual 201, kasus psikis 104, kasus penelantaran anak 55, kasus traficking 21, dan kasus eksploitasi anak 1. Tingginya kasus anak berhadapan hukum menjadi perhatian utama, salah satunya melaui pembinaan dengan pendekatan keagamaan dalam pelayanan dan pendampingan yang didasarkan atas internalisasi nilai religiusitas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis internalisasi nilai religiusitas pada anak berhadapan hukum di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus Toddopuli (BRSAMPK) Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi nilai religiusitas pada anak berhadapan hukum diwujudkan dalam berbagai aktivitas keagamaan yang dilakukan secara kontinue, seperti menunaikan ibadah wajib dan sunnah, pengajian serta ceramah agama. Hal tersebut sebagai sebuah pembiasaan yang diharapkan akan terinternalisasi dalam diri anak untuk menentukan pola pikir yang tercermin dalam pola perilaku.
Struktur Sosial Masyarakat Pesisir (Kajian Tentang Pelapisan Sosial Masyarakat di Desa Cikoang Kabupaten Takalar) Sadriani Ilyas; Tahir Kasnawi; Sakaria Sakaria
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.01 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i7.8570

Abstract

Struktur sosial masyarakat pesisir umumnya dibangun atas relasi Patron (pemodal)-klien (buruh). Pada masyarakat pesisir yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Pola patron klien dikenal dengan istilah lokal “punggawa-sawi”. Sebutan ini mengakar kuat pada budaya masyarakat Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai pelaut. Namun pelapisan sosial Punggawa-Sawi justru tidak ditemukan pada masyarakat pesisir di Desa Cikoang Kabupaten Takalar. Tujuan penelitian ini untuk melihat pelapisan sosial pada masyarakat pesisir di Desa Cikoang Kabupaten Takalar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus dengan tujuan untuk menganalisa secara komparasi pelapisan sosial masyarakat pesisir di Desa Cikoang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor kerja utama masyarakat pesisir di Desa Cikoang adalah pelaut dan petani. Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dikenal sebagai nelayan mandiri. Profesi nelayan hanya dijadikan sebagai pekerjaan sampingan bagi masyarakat pesisir di Desa Cikoang. Mata pencarian utama mereka adalah petani seperti petani sawah, jagung, kacang dan petani garam. Terkait pelapisan sosial masyarakat pesisir di Desa Cikoang tidak dilihat dari relasi antara Punggawa dan Sawi berdasarkan ikatan ekonomi, melainkan secara garis keturunan. Masyarakat yang berasal dari keturunan Sayyid menempati kelas sosial paling tinggi, yang terdiri atas Sayyid Opu (Karaeng Opua), Sayyid Karaeng, Sayyid Massang dan Sayyid biasa berdasarkan sistem pelapisan sosialnya. Status sosial tingkat kedua berasal dari kalangan Karaeng, dan tingkat ketiga adalah Jawi atau masyarakat biasa yang berada pada posisi terendah dalam sistem pelapisan sosial masyarakat pesisir di Desa Cikoang.