Ernowo Ernowo
Pusat Sumber Daya Geologi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Geologi Dan Mineralisasi Daerah Satoko Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat Ernowo Ernowo; Bambang Nugroho Widhi; Moe'tamar Moe'tamar
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 7 No. 1 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6584.392 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v7i1.93

Abstract

Batuan pembawa mineralisasi daerah Satoko berupa syenodiorit yang telah mengalami ubahan argilik dengan komposisi didominasi monmorilonit dan haloisit dengan sedikit nontronit. Luas daerah mineralisasi sekitar 0.49 km2, dalam bentuk urat-urat kuarsa yang teramati pada beberapa sumur uji. Urat kuarsa berwarna putih susu dengan struktur banded, vuggy dan dog teeth terisi pirit sangat halus, oksida besi, hematit dan limonit. Ketebalan urat kuarsa bervariasi antara 2 – 4 cm dan membentuk zona urat mencapai lebar 40 cm. Analisis kimia dari conto urat kuarsa menunjukkan nilai tertinggi kandungan unsur logam 6.326 ppm Au, 40 ppm Cu, 5.526 ppm Pb, 379 ppm Zn, 5 ppmAg, 4.65% Fe, 35 ppmAs, 8 ppm Mo dan 7 ppm Sb. Korelasi yang erat ditunjukkan oleh kemunculan Cu, Pb dan Zn dengan nilai koefisien diatas 0,8, sedangkan Au menunjukkan korelasi negatif dengan unsur-unsur lain. Analisis inklusi fluida mengindikasikan mineralisasi terjadi pada kisaran temperatur antara 220°-300°C dan kedalaman 291,53 – 863,16 m Kisaran temperatur tersebut merupakan lingkungan tipe mineralisasi epitermal.
ASPEK GEOLOGI DIDALAM PENYUSUNAN WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM Ernowo Ernowo; Bambang Pardiarto
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 6 No. 2 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9339.767 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v6i2.101

Abstract

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan kepada pemerintah untuk menetapkan Wilayah Pertambangan (WP) sebagai bagian dari Tata Ruang Nasional. Wilayah yang bisa diterbitkan perijinannya ditetapkan oleh pemerintah terlebih dahulu berupa WUP untuk kemudian dilakukan pelelangan kepada para pelaku usaha pertambangan dalam bentuk Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Beberapa kriteria Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) mineral logam yang berkaitan dengan geologi  sebagaimana ditetapkan didalam Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan adalah memiliki formasi batuan pembawa mineral logam, memiliki singkapan geologi untuk mineral logam, memiliki potensi sumber daya mineral dan memiliki satu atau lebih jenis mineral termasuk mineral ikutannya. Penyusunan WUP tidak bisa dipisahkan dengan Wilayah Pencadangan Negara (WPN) dimana memiliki kesamaan didalamkriteria-kriteria geologi. Penerapan konsep geologi dan keterdapatan mineral sangat diperlukan didalam penyusunan WUP/WPN dimana disusun berdasar data yang sifatnya masih umum (regional) berupa litologi, stratigrafi dan struktur geologi.  Keterkaitan WIUP yang akan dilelang dengan tahapan kegiataneksplorasi tergantung dari tingkat penyelidikan didalam penyediaan data tersebut.
REVIEW OFCHROMITE DEPOSITS OF INDONESIA Ernowo Ernowo; Penny Oktaviani
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 5 No. 1 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v5i1.250

Abstract

Chromites (Fe,Mg)Cr O is an oxide mineral in spinel group. It is one of metallic mineral which classified in to alloy and ferro alloy metallic mineral group along with iron, nickel, titanium, manganese, cobalt, and bauxite. Chromites is the only ore mineral of metallic chromium and chromium compounds and chemicals. Because of this fact, chromites and chrome ore are used synonymously in trade literature. It is used for refractory material, because it has high heat stability. In Indonesia, chromites deposits are widely distributed in the eastern part of Indonesia, which rich in metal bearing ultramafic to mafic intrusive especially in South Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Halmahera, Gebe, Gag, Waigeo, and Papua. These deposits are resulted from weathering of ophiolite rocks as part of the Pacific plate.
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN POTENSI MINERALISASI LOGAM DASAR DI DAERAH TAKENGON, NANGROE ACEH DARUSSALAM Ernowo Ernowo
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 5 No. 3 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v5i3.262

Abstract

Hasil kegiatan eksplorasi yang dilaksanakan instansi pemerintah maupun perusahaan swasta dengan berbagai metode dan pendekatan konsep telah banyak menghasilkan basis data geologi, geofisika, geokimia dan keterdapatan sumberdaya geologi diantaranya mineral logam dasar. Penelitian ini untuk mengelola dan bertujuan menganalisis hubungan spasial dari basis data yang ada menggunakan sistem informasi geografis. Daerah Takengon dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan keterdapatan data yang cukup meliputi geologi, geofisika, geokimia dan beberapa titik keterdapatan mineral logam dasar. Rasio frekuensi keseluruhan faktor yang berkaitan dengan mineral logam dasar dihitung dengan menggunakan pendekatan empiris dan diintegrasikan untuk menyusun peta indeks potensi mineral. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan potensi yang tinggi pula akan keterdapatan mineral logam dasar. Akurasi peta prediksi ini mencapai 94,85%. Peta ini bisa dipakai untuk membantu menentukan daerah target eksplorasi di lapangan.