Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GUSIQ – SIMPANG BLUSUH DI STA 19+500 S/D 25+500 DI KABUPATEN KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR wanto, Sis
KURVA S JURNAL MAHASISWA Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : KURVA S JURNAL MAHASISWA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1485.899 KB)

Abstract

Abstrak      Kalimantan Timur mempunyai peran utama dalam pembangunan wilayah, terutama sekali untuk pembangunan Provinsi Kalimantan Timur yang terletak di Kabupaten Kutai Barat yaitu dikota Gusiq.     Pada tingkat Pulau Kalimantan, Kalimantan Timur merupakan bagian terpenting dari jaringan jalan Trans Kalimantan.                Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi beberapa Kabupaten, yaitu  sebagian besar merupakan areal terbuka dan pemukiman yang belum berkembang sumber daya alamnya, sedangkan sebagian merupakan pusat kota dan sentral bisnis kota Provinsi Kalimantan Timur. Pada saat ini wilayah tersebut hanya terhubung dengan akses yang dapat ditempuh melalui jalur darat. Sehingga  provinsi Kalimantan Timur membangun akses jalan darat yang terdapat pada Kabupaten Kutai Barat sehingga dapat menghubungkn provinsi Kalimantan Timur dengan Provinsi Kalimantan Tengah.     Kurangnya prasarana yang menghubungkan dua provinsi tersebut, menimbulkan hambatan dalam mengembangkan wilayah tersebut.    Melalui Tugas Akhir ini mahasiswa  dapat memprediksi pertumbuhan ekonomi dan dapat memperhitungkan akses jalan diwilayah kutai barat tersebut ,Dan Tugas Akhir ini disusun dengan tujuan dapat memahami dan membandingkan antara teori yang didapat selama kuliah dengan keadaan yang ada dilapangan. Lingkup pembahasan laporan ini meliputi Perhitungan Perkerasan Lentur yang terdapat pada ruas jalan Gusiq-Simpang Blusuh yang berada dikabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.
Uji Toksisitas Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Secara Topikal pada Kulit Anjing Lokal Br Ginting, Febrina Cicilia; wanto, Sis; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.999 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba (Derris elliptica) mengandung zat beracun disebut dengan rotenon yang dapat membunuh kutu pada anjing maupun kucing. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak akar tuba terhadap alergi pada kulit dan toksisitas ekstrak akar tuba yang digunakan sebagai antiektoparasit secara topikal. Penelitian ini menggunakan hewan coba sebanyak 10 ekor anjing lokal yang terdiri dari lima ekor jantan dan lima ekor betina, umur 1,5-2 tahun. Untuk perlakuan digunakan aquades sebagai kontrol negatif dan larutan ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 3%. Pengamatan dilakukan setelah 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan setelah 24 jam terhadap terjadinya dermatitis pada kulit. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 3% yang diberikan secara topikal tidak menimbulkan dermatitis pada anjing. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar dapat digunakan sebagai antiektoparasit pada anjing lokal.
Titer Antibodi dan Hitung Jenis Leukosit Ayam Potong Jantan Pasca Vaksinasi Virus Newcastle Disease Wanto, Sis; Sulabda, I Nyoman; Soma, I Gede
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.046 KB)

Abstract

Penelitian tentang titer antibodi dan gambaran hitung jenis leukosit ayam potong jantan pasca vaksinasi telah dilakukan di Laboratorium Bersama, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Denpasar bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh vaksinasi terhadap titer antibodi dan perubahan jumlah jenis-jenis leukosit dalam darah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola split in time dengan dua faktor utama yaitu K = kontrol (tanpa vaksinasi), dan V (dengan vaksinasi). Masing-masing faktor dikelompokkan ke dalam 3 taraf waktu (yaitu 7, 14, dan 21) hari pasca vaksinasi sebagai V1, V2, dan V3. Masing-masing K dan V terdiri dari sepuluh ulangan sehingga diperlukan jumlah hewan coba dua puluh ekor ayam. Jenis ayam yang digunakan adalah ayam potong jenis CP 707 umur 1 hari. Setelah hari ke 7, 14, dan 21 pasca vaksinasi (untuk kelompok V), dan hari ke 7, 14, dan 21 pasca injeksi pelarut vaksin (untuk kelompok K) seluruh ayam diambil darahnya untuk diamati titer antibodi dan hitung jenis leukositnya. Analisis data dilakukan dengan uji ragam taraf 5 % dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Sidak 5% (Steel dan Torrie, 1981). Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang nyata (P<0,05) terhadap titer antibodi dan jenis/prosentase limfosit, dan tidak berbeda nyata terhadap prosentase heterofil, esinofil, basofil dan monosit).
Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Efektif Membunuh Pinjal (Siphonaptera) Kucing Secara In Vitro Setiawan, Pradipta Hendra; WANTO, SIS; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (5) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.592 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba mengandung racun alami yang disebut rotenon yang dapat dipakai sebagai antiektoparasit. Penggunaan akar tuba sebagai antiektoparasit belum banyak dilaporkan, oleh karena itu dilakukan uji in vitro efektifitas akar tuba. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dan efektifitas ekstrak akar tuba kadar terhadap pinjal (Siphonaptera) kucing. Sebanyak 40 pinjal (ukuran yang sama) dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok berisikan 10 pinjal kemudian ditaruh dalam cawan petri yang dialasi kapas. Masing-masing kelompok disemprot dengan menggunakan 0% (aquadest), 1%, 2%, dan 3% ekstrak akar tuba. Pengamatan dilakukan pada menit ke-5, 10, 15, 20, 25, dan 30 terhadap jumlah pinjal yang mati.     Hasil menunjukan bahwa  kadar 1% angka mortalitas 10% pada pinjal pada menit ke-5, 30% pada menit ke-15, 70% di menit ke-20, 80% menit ke-25, 100% pada menit ke-30. Perlakuan konsentrasi 2% menunjukkan angka mortalitas 20%  pada menit ke-5, 30% di menit 10, 70%  di menit ke-15 dan 100% di menit ke-30 sedangkan pada perlakuan konsentrasi 3% angka mortalitas sebanyak 50% di menit ke-5, 80% di menit ke-10, 90% di menit 15 serta 100% di menit ke-20. Dari hasil penelitian dapat  disimpulkan bahwa ekstrak akar tuba efektif membunuh pinjal kucing.
Uji Toksisitas Ekstrak Akar Tuba secara Topikal pada Kucing Lokal Rambu Anawenju, Adri Yana; wanto, Sis; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.101 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba (Derris elliptica) mengandung zat rotenon/tubotoxin yang telah di ujisecara in vitro dapat membunuh kutu pada anjing maupun kucing. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui daya toksik ekstrak akar tuba bagi kulit kucing lokal secara topikal. Hewan coba yangdigunakan berjumlah 10 ekor kucing lokal berumur satu sampai satu setengah tahun, terdiri dari limaekor kucing jantan dan lima ekor kucing betina. Perlakuan meliputi kontrol negatif (aquadest) danlarutan ekstrak akar tuba konsentrasi 1%, 2% dan 3%. Pengamatan dilakukan setelah 1 jam, 2 jam, 3jam, 4 jam dan dilanjutkan setelah 24 jam pasca penetesan ekstrak akar tuba untuk melihat apakahterjadi toksisitas pada kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar tuba tidakmenimbulkan dermatitis pada kucing lokal. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akartuba dengan konsentrasi 1%, 2% dan 3% tidak menimbulkan toksisitas pada kulit kucing lokal.
Uji Efektivitas Ekstrak Akar Tuba (Derris Elliptica) Terhadap Caplak Anjing Secara In Vitro Hutasoit, Ika Hartini; wanto, Sis; Merdana, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (2) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.176 KB)

Abstract

Ekstrak akar tuba (Derris elliptica) mengandung zat kimia yang disebut rotenon yang dapat membasmi serangga, larva, nyamuk, rayap tanah dan lain sebagainya. Belum adanya penelitian tentang pengaruh extrak akar tuba terhadap caplak anjing, maka dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak akar tuba sebagai anti ektoparasit terhadap caplak anjing. Sampel yang digunakan adalah caplak sebanyak 40 ekor yang dibagi dalam empat kelompok, masing-masing sepuluh ekor ditaruh dalam cawan petridis yang dialasi kapas. Kemudian dilakukan penyemprotan 0% aquades (kontrol), 1%, 2%, dan 3% ekstrak akar tuba. Pengamatan dilakukan terhadap caplak yang sudah mati. Pada konsentrasi 1% menunjukkan kematian caplak tiga ekor pada menit ke-20, lima ekor pada menit ke-30, dan kematian 100% pada menit ke-64. Pada konsentrasi 2% menunjukkan kematian dua ekor pada menit 10,tujuh ekor pada menit ke-30 dan kematian 100% pada menit ke-55. Dan pada konsentrasi 3% menunjukkan kematian pada tujuh ekor caplak pada menit ke-10, sembilan ekor pada menit ke-20 dan kematian 100% pada menit ke-30. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak akar tuba dengan konsentrasi 3% lebih efektif daripada 1% dan 2%. Ini dibuktikan dengan jumlah dan kecepatan kematian pada caplak. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak akar tuba kadar 1%, 2%, dan 3% sangat efektif digunakan sebagai anti ektoparasit anjing.
Hemolisis Eritrosit Babi Landrace Jantan yang Dipotong di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran Denpasar VITASARI DAMANIK, MERRY NAOMI; WANTO, SIS; SULABDA, I NYOMAN
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (3) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.425 KB)

Abstract

Penelitian mengenai hemolisis eritrosit babi landracejantan yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran Denpasar, bertujuan untuk mengetahui titik fragilitas eritrosit (hemolisis awal) dan hemolisis total. Penelitian ini menggunakan 30 sampel darah babi landracejantan yang ditampung pada saat dipotong di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran Denpasar, dan metode yang dipakai adalah terjadinya hemolisis dalam seri larutan 0,9%-0,3% NaCl. Hasil menunjukkan bahwa hemolisis awal terjadi pada rentang 0,65%-0,75% NaCl dengan rata-rata 0,70% NaCl dan standar deviasi ± 0,035, sedangkan hemolisis total terjadi pada rentang 0,45%-0,55% NaCl, rata – rata 0,45% NaCl, dan standart deviasinya ± 0,031. Dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat dari penelitian ini bahwa pada babi landrace jantan memiliki hemolisis awal 0,70% dan hemolisis total 0,45%. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan melihat jenis kelamin, umur, dan asal hewan.
Tekanan Osmosis Membran Eritrosit Sapi Bali Jantan Apriandi, Ardi; wanto, Sis; Sulabda, I Nyoman
Indonesia Medicus Veterinus Vol 4 (1) 2015
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.373 KB)

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui Tekanan Osmosis Membran Eritrosit Sapi Bali Jantan. Materi yang digunakan yaitu 30 ekor sapi dewasa ( kondisi klinis sehat, tanpa memperhatikan asal, dan pakan yang diberikan) yang disembelih di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran, Denpasar. Metode penentuan tekanan osmosis yang dipakai menggunakan metode Swenson (2005), 2 mL darah sapi (diambil dari vena jugularis/saat disembelih), ditaruh dalam tabung reaksi yang telah diisi antikoagulan EDTA (Ethilyne Diamine Tetra Acetic). Kemudian disimpan dalam termos dingin dan segera diuji di laboratorium. Hasil menunjukkan bahwa tekanan osmosis membran eritrosit darah sapi bali sebagai berikut : hemolisis awal terjadi pada rata-rata 0,94 Osm/L (± 0.06) dengan rentang 0,85 Osm/L–1,03 Osm/L. Rataan total hemolisis 0,51 Osm/L (± 0,037) dengan rentang 0,51 Osm/L-0,60 Osm/L.
ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA TOKOH POLITIK NASIONAL PRABOWO SUBIANTO PADA PIDATO KEBANGSAAN “INDONESIA MENANG” wanto, Sis
Salingka Vol 16, No 2 (2019): SALINGKA, Edisi Desember 2019
Publisher : Balai Bahasa Sumatra Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/salingka.v16i2.225

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan prinsip kesantunan berbahasa tokoh politik nasional Prabowo Subianto dalam pidato kebangsaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.  Bedasarkan hasil penelitian  dengan teori kesantuna Geoffely leech, terdapat 30 tuturan yang terdiri dari  maksim kebijaksanaa 2 tuturan, maksim kedermawanan 10 tuturan, maksim pujian 1 tuturan, maksim kerendahan hati 3 tuturan, maksim kesepakan 5 tutran dan maksim kesimpatian 10 tuturan.  Prabowo Subianto memiliki kecendrungan  menggunakan maksim kedermawanan dan maksim kesimpatian yang menunjukan bahwa Prabowo Subianto memaksimalkan keuntungan untuk orang lain dan meminimalkan keuntungan dirinya sendiri. Hasil dari penelitian prinsip kesantunan yang digunakan oleh Prabowo Subianto pada saat pidato kebangsaan menunjukan cenderung sopan.