Yoga Budhi Wantoro
Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Membaca Pertanda Zaman (Eksploitasi Alam oleh Manusia: Sebuah Interpretasi dalam Karya Seni Patung) Wantoro, Yoga Budhi
Journal of Urban Societys Arts Vol 12, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membaca Pertanda Zaman (Eksploitasi Alam oleh Manusia: Sebuah Interpretasi dalamKarya Seni Patung) mewakili bentuk-bentuk eksploitasi alam yang dilakukan olehmanusia adalah sebuah konsep penciptaan karya seni patung sebagai ungkapanpribadi penulis dalam menanggapi, merespons, dan merasakan fenomena eksploitasiyang kebablasan. Berdasarkan observasi, ide, dan sikap kreatif, penulis mencobamenafsirkan dan merepresentasikan gejala serta bentuk eksploitasi alam tersebutdalam bahasa patung yang kaya dengan unsur bentuk, ruang, dan volume. Konsepini, menjadikan alam sebagai objek eksploitasi yang direpresentasikan dalam bentukbatu alami yang sekaligus menjadi media penulis untuk membaca pertanda zaman.Selain itu, konsep etika lingkungan seperti Biosentrime dan konsep kejawen,yaitu Hamemayu Hayuning Bawana (bhs. Jawa) yang menjadi jiwa agar kelahiranpatung tersebut menjadi simbol keseimbangan antara manusia dan alam. Dalamhal ini sebongkah batu sebagai metafora dari alam dipecah, diiris, dibor, dan digesersebagai sebuah simbol bentuk eksploitasi yang dilakukan manusia terhadap alam.Kontradiksi antara manusia berteknologi dengan alam, dimetaforakan dalam prosesberkarya, yaitu dengan menggunakan peralatan mekanik ataupun mesin. Alat tersebutsebagai ekses dari perlakukan manusia terhadap alam demi kepentingan dankelangsungan hidup manusia. Sikap penulis yang tetap menghargai alam ditranformasikandalam wujud karya dengan membiarkan karakter batu tetap terjaga alamiahnya.Hasil penciptaan karya seni patung ini, selain memunculkan nilai estetik danbermakna simbolis, juga memberikan corak baru dalam seni rupa khususnya senipatung, serta memberikan ciri khas jati diri penulis dalam penciptaan seni patung. Understanding the Sign of an Era: Nature Exploitation by Human Being- anInterpretation on the Works of Sculpture. Understanding the sign of an era throughthe art of sculpture is one of writer’s expressions in interpreting the form of natureexploitation by human being. It will be read by public as a media of art which givesparticular aesthetic and symbolic values and which has intrinsic meaning on the formof nature exploitation. The symbolic sense will give richer meaning, transformationintegrity, and transcendent. Understanding the Sign of an Era (Nature Exploitationby Human Being - an Interpretation on the Works of Sculpture), represented by theform of nature exploitation by human being, is a concept of an art creation of sculptureas the writer’s personal expression in responding and sensing an overdose exploitationphenomena. Based on the observation, idea, and creative attitude, the writer tries tointerpret and represent the symptom and those forms of exploitation phenomena in theword of sculpture which is rich in form, space, and volume element. In this concept,the nature as the object of exploitation represented in the form of natural stone also became the writer’s media to understand the sign of an era. Moreover, the conceptof environment ethics like biocentrism and Javanese concept, Hamemayu HayuningBawana (Javanese Language), became the spirit so that the born of sculpture becomesthe symbol of a balance between human and nature. In this way, a loaf of stone asthe metaphor of nature was sliced, cut, drilled, and shifted to become a symbol ofexploitation form done by human being. The contradiction between human technologyand nature, shown in the process of creation, was by using mechanical instrument andmachine. Those tools were regarded as an excess of human attitude towards nature forthe sake of human’s importance and survival of life. The writer’s attitude that alwaysrespects for the nature was transformed in the shape of creation by maintaining thenatural character of stone. The result of this art creation of sculpture does not only raise aaesthetical value and symbolic meaning, but also gives a new design in art especially thesculpture, and also shows the writer’s personal character in creating the work of sculpture.
EKSPLORASI BENTUK PATUNG ABSTRAK DENGAN TEKNIK PAHAT (CARVING) DAN BAKAR (FLAMED) Yoga Budhi Wantoro
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v4i1.2050

Abstract

Seni patung merupakan salah satu cabang seni rupa yang menghasilkan karya seni berujud tiga dimensional. Dalam proses perwujudannya memerlukan beberapa tahap yang sangat penting agar karya patung tersebut bisa hadir dengan wujud serta performa yang indah dan menarik. Proses tersebut diawali dengan munculnya gagasan/ide hingga sentuhan akhir untuk kepentingan kualitas karya.Patung abstrak merupakan salah satu gaya dalam perkembangan seni patung di dunia. Gaya abstrak dalam seni patung dibagi menjadi dua yaitu abstrak representasional dan abstrak non representasional. Dalam abstrak representasioanal bentuk yang dihadirkan masih bisa dilacak (mengacu kepada bentuk alam) sedangkan dalam abstrak non representasional embrio bentuk sudah tidak bisa dilacak lagi.Tekstur atau barik adalah bagian dari perwujudan seni patung baik dengan bahan organik maupun non organik. Tekstur sering dimaknai keberadaannya sebagai penguat atau aksentuasi di dalam bentuk, agar permukaan menjadi jelas karena dengan teksur maka cahaya akan membantu menguatkan bentuk. Cekung akan terlihat lebih kuat apabila ada tektur di dalamnya.keberadaan tekstur di dalam patung abstrak bagi penulis sangat penting karena persoalan krusial di dalam bentuk patung abstrak adalah muncul dari kebentukan itu sendiri. Terkadang konsep atau gagasan hanya sebagai batu loncatan di dalam proses terbentuknya patung abstrak tersebut. Penciptaan tekstur dengan teknik bakar (flamed) di dalam seni patung abstrak dengan material batu andesit merupakan teknik baru, biasanya tekstur yang diciptakan dengan menggunakan bush hammer yaitu dengan cara memukulkan palu yang bergerigi di atas permukaan batu/patung abstrak. Melalui teknik bakar (flamed) ini penulis juga bisa mencampurkan warna dalam proses pembakaran tersebut guna mendapatkan permukaan yang estetis untuk mendukung performa dalam seni patung abstrak.Kata kunci: Patung abstrak, teknik bakar (flamed), Tekstur.
Kajian Teori Formalistik Pada Patung Figur Deformatif Karya Win Dwi Laksono Dengan Pendekatan Semiotika Berna, Edbert Antonio; Wicaksono, Satrio Hari; Wantoro, Yoga Budhi
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 10, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v10i1.12649

Abstract

In this article, we will examine the signs and meanings of five works by Win Dwi Laksono. Win Dwi Laksono is an artist, especially in sculpture, who uses his body as the embodiment of his artistic ideas in his figurative sculpture works. His works are full of symbolic expressions about various thoughts, life experiences, and the philosophy of life that he believes in. The research method used in this writing is qualitative which is analyzed using a combination of Clive Bell's formalistic theoretical approaches and Roland Barthes' semiotics to analyze the work of deformative figure sculpture by Win Dwi Laksono. This approach will provide comprehensive insight into the formal elements and meaning contained in these works of art. From the results of the study, it can be seen how broad his feelings are in responding to and interpreting life. In creating his work, Laksono generally has two types of processes in producing shapes and textures, namely textures with finger strokes and smooth textures. This choice came from long practice in making sketches and illustrations which provided him with the precise processing of deformation in each of his personal works. Pada penulisan ini akan mengkaji secara kebentukan dan makna dari lima karya Win Dwi Laksono. Win Dwi Laksono adalah seorang perupa khususnya seni patung yang menggunakan tubuh sebagai perwujudan ide-ide seninya di dalam karya-karya patung figuratifnya. Karya-karyanya sarat dengan ungkapan simbolik tentang berbagai pemikiran, pengalaman hidup serta falsafah kehidupan yang diyakininya. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan ini adalah kualitatif yang dianalisis menggunakan gabungan pendekatan teori formalistik Clive Bell dan semiotika Roland Barthes untuk menganalisis karya seni patung figur deformatif karya Win Dwi Laksono. Pendekatan ini akan memberikan wawasan yang komprehensif tentang elemen-elemen formal dan makna yang terkandung dalam karya-karya seni tersebut. Dari hasil pengkajian tampak umbar rasa beliau dalam menyikapi dan memaknai kehidupan. Pada penciptaan karyanya, Laksono secara garis besar memiliki dua jenis proses dalam menghasilkan bentuk dan tekstur yaitu tekstur dengan pelototan jari dan tekstur halus. Pemilihan ini datang dari latihan yang panjang dalam membuat sketsa dan ilustrasi yang menjadi bekal atas pengolahan tepatnya mendeformasi pada setiap karya personalnya.