Istiana Rahatmawati
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kelayakan Geo-ekowisata Gua berdasarkan Cave Rock Mass Rating (CRMR) di Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Sari Bahagiarti Kusumayudha; Bambang Prastistho; Muhammad Faizal Zakaria; Istiana Rahatmawati; Tuti Setyaningrum
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.4742

Abstract

Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di kawasan geopark karst Gunungsewu. Daerah tersebut secara geologis terdiri dari batugamping terumbu dan batugamping berlapis, karakteristik hidrologi ditandai adanya sistem pengeringan bawah permukaan. Sejak kawasan Gunungsewu ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark pada 2015, sektor pariwisata di daerah ini berkembang pesat. Kapanewon Tanjungsaripun berbenah mengembangkan potensi alamnya untuk pariwisatanya. Terdapat 5 (lima) lokasi berpotensi dikembangkan sebagai wisata gua karst dengan konsep geo-ekowisata, yaitu Gua Bentar, Gua Cabe, Gua Grengseng, Gua Pakubon dan Gua Tritis, yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri dari aspek eksokarst, endokarst, serta legenda. Pengembangan situs-situs gua tersebut diharapkan mampu meningkatkan keekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan kajian berupa penerapan Cave Rock Mass Rating (CRMR) guna menentukan kelayakan gua dari aspek geoteknik terhadap risiko runtuh, bila dikembangkan sebagai destinasi geo eko-wisata. Hasilnya menunjukkan bahwa Gua Grengseng (nilai 47) memiliki risiko runtuh paling besar dibandingkan dengan Gua Bentar (nilai 69), Gua Cabe (nilai 80), Gua, Pakubon (nilai 81), dan Gua Tritis (nilai 79).
Kelayakan Geo-ekowisata Gua berdasarkan Cave Rock Mass Rating (CRMR) di Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Sari Bahagiarti Kusumayudha; Bambang Prastistho; Muhammad Faizal Zakaria; Istiana Rahatmawati; Tuti Setyaningrum
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.4742

Abstract

Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di kawasan geopark karst Gunungsewu. Daerah tersebut secara geologis terdiri dari batugamping terumbu dan batugamping berlapis, karakteristik hidrologi ditandai adanya sistem pengeringan bawah permukaan. Sejak kawasan Gunungsewu ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark pada 2015, sektor pariwisata di daerah ini berkembang pesat. Kapanewon Tanjungsaripun berbenah mengembangkan potensi alamnya untuk pariwisatanya. Terdapat 5 (lima) lokasi berpotensi dikembangkan sebagai wisata gua karst dengan konsep geo-ekowisata, yaitu Gua Bentar, Gua Cabe, Gua Grengseng, Gua Pakubon dan Gua Tritis, yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri dari aspek eksokarst, endokarst, serta legenda. Pengembangan situs-situs gua tersebut diharapkan mampu meningkatkan keekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan kajian berupa penerapan Cave Rock Mass Rating (CRMR) guna menentukan kelayakan gua dari aspek geoteknik terhadap risiko runtuh, bila dikembangkan sebagai destinasi geo eko-wisata. Hasilnya menunjukkan bahwa Gua Grengseng (nilai 47) memiliki risiko runtuh paling besar dibandingkan dengan Gua Bentar (nilai 69), Gua Cabe (nilai 80), Gua, Pakubon (nilai 81), dan Gua Tritis (nilai 79).